Chapter 7 Kecewa

21 3 2
                                    

Seperti apa yang dikatakan Arga, akhirnya mereka sampai di sebuah sasana tua. Arga pun memarkirkan motornya di depan pintu masuk, Arga menyuruh Ellisa untuk masuk kedalam. Ellisa melihat suasana di dalam sasana sangat sepi, dia hanya melihat satu orang yang sedang memukuli sandsack. Orang tersebut berhenti memukuli sandsack ketika melihat kedatangan Arga dan Ellisa dan memutuskan untuk menghampiri mereka.

"Arga gak nyangka gue, akhirnya lu bawa cewek juga ke sasana." Ucap Chris muka yang berusaha untuk menahan tawa.

"Dia bukan cewek gue bang!" Ucap Arga marah.

"Oh berati lagi pdkt yak. kalo ada cewek lu, latihan lu harus semangat yak." Ucap Chris tersenyum memprovokasi Arga.

"Yaudah lah bang, ayo mulai latihan aja." Ucap Arga kesal.

///

Sudah lebih dari 2 jam Ellisa mulai bosan karena menunggu Arga yang masih belum selesai latihan. "Arga masih lama gak?, gue bosen nih." Ucap Ellisa merengek.

"Berisik, kalo lu bosen pulang aja, gue gak larang kok." Ucap Arga risih.

"Ih Arga jahat..." Ucap Ellisa cemberut.

"Woi tolong lemparin anduk gue." Ucap Arga menyuruh Ellisa.

"Iya sabar gue am-" Ucap Ellisa yang tiba-tiba langsung terdiam, mukanya memerah karena melihat Arga dengan keadaan tidak memakai baju.

"Woi kok lu benggong sih!, mana anduk gue?" Ucap Arga sambil menunjuk ke arah tasnya.

"Oh iya nih." Ucap Ellisa melemparkan anduk ke Arga dan langsung membuang muka.

"Lu kenapa sih?, sakit yak." Tanya Arga kebingungan.

///

Jam sudah menunjukan angka 7, Arga memutuskan untuk mengakhiri latihan. "Inget Ga hari minggu lu harus ke ring, jadi gue mau besok lu dateng latihan." Ucap Chris. "Iya bang tenang aja, yaudah gue balik dulu bang" ucap Arga meninggalkan sasana menuju ke parkiran. Arga menuju ke arah motornya yang dari tadi dinaiki oleh Ellisa karena bosan menunggu di dalam.

"Yaay Arga udah selesai latihan." Ucap Ellisa girang seperti anak kecil. "Arga kita jalan-jalan dulu yuk." Ucap Ellisa mengajak Arga.

"Gue udah capek, mau pulang." Ucap Arga singkat.

"Ih Arga gak seru." Ucap Ellisa merengek. "Yaudah kalo gitu, besok gue sama temen gue mau ke Club di daerah Senayan, lu harus dateng gak mau tau." Ucap Ellisa memaksa Arga.

"Gak bisa gue ada latihan." Ucap Arga dengan dingin menolak permintaan Ellisa.

"Emang gue bilang please yak?, gue bilang harus dateng, dan lu gak boleh nolak ngerti." Ucap Ellisa marah.

"Terserah." Jawab Arga singkat.

Setelah Arga dan Ellisa naik keatas motor, mereka berdua pun langsung pergi meninggalkan sasana Menuju arah pulang.

///

Ellisa pun akhirnya sampai di depan gerbang rumahnya, saat memasuki rumah Erika sudah menunggunya di depan ruang tamu. "Eh mami cantik nungguin Elli pulang yak he..he..he." Ucap Ellisa dengan muka tak bersalah.

"Elli mami gak tau harus ngomong apalagi ke kamu. Semenjak kamu masuk Garuda High bukannya kamu makin baik, kamu malah pulang malem mulu. Padahal ini belum seminggu loh..." Ucap Erika dengan nada kecewa.

"Mi kan Elli pulang sebelum jam 8." Ucap Ellisa.

"Yaudah deh kalo gitu mami pindahin kamu dari Garuda High aja." Ucap Erika mengancam Ellisa.

"Mi please jangan, Elli janji deh bakal gak ngulangin." Ucap Ellisa merengek sambil memeluk Erika.

"Janji yak, kalo kamu masih ngulangin mami masukin kamu ke Boarding School!" Ucap Erika memandang ke Ellisa.

"Iya mi Elli janji kok." Ucap Ellisa dengan memberikan jari v kepada Erika.

"Yaudah sini ikut mami, kita makan dulu." Ucap Erika berjalan ke meja makan.

"Okey mami." Ucap Ellisa dengan senyum.

///

Arga menjatuhkan dirinya ke ranjangnya, badannya masih kelelahan karena latihan. "Gimana yak supaya gue bisa lepas dari nih cewek." Ucap Arga sambil menutupi kepalanya dengan bantal.

"Den Arga makanannya bibi taro di depan pintu yak." Ucap bi Wati sambil mengetuk pintu kamar Arga.

"Iya bi nanti Arga ambil." Jawab Arga.

Tiba-tiba ada yang masuk kedalam kamar Arga. "Taro luar aja bi, gak usah masuk kedalem nanti Arga ambil sendiri." Ucap Arga bangun dari tempat tidurnya. Arga pun kaget melihat Adrian masuk kedalam kamarnya.

"Mau apa anda masuk kesini?" Tanya Arga dengan kesal.

"Ayah mau kamu dateng ke kantor, lihat perusahaan yang suatu hari bakal kamu pimpin." ucap Adrian.

"Dengar yak, saya tidak peduli dan tidak mau peduli dengan perusahaan anda. Jadi jangan paksa saya untuk melakukan apa-apa, apa anda mengerti?" Ucap Arga marah.

"Terserah, tapi cepat atau lama kamu pasti akan mengambil alih perusahaan ayah." Ucap Adrian meninggalkan kamar Arga.

Setelah Adrian keluar arga berjalan menuju sandsack dan mulai memukuli nya. "Anjing" ucap Arga sambil memukul sandsack.

Arga sangat benci dengan perusahaan yang dimiliki Adrian, Varreldiazka Incorporated. Karena semenjak Arga kecil Adrian selalu sibuk dengan pekerjaannya, bahkan sampai tidak memperdulikan anak dan istrinya sendiri. Arga pernah janji ke Rachel untuk tidak akan memimpin perusahaan milik ayahnya. Setiap kali Arga mengucapkan hal itu, Rachel akan selalu menasihati Arga untuk tidak boleh bersikap seperti itu, karena ayahnya sebenernya sayang dengannya.

Arga pun berhenti memukul sandsack, dia melihat kearah tanggannya yang memar dan berdarah. "Maafin Arga mah, tapi Arga masih gak percaya kalo dia itu sayang sama kita." Ucap Arga dengan murung.

///

Sudah menjadi kebiasaan Ellisa, Kimberly, dan Angel untuk pergi setiap malam minggu. Tempat yang paling disukai oleh Ellisa adalah Club di daerah Senayan. Biasanya Ellisa akan menghabiskan waktunya di sana hingga larut malam.

Saat Ellisa sedang ingin mengambil minum, tiba-tiba ada yang menepuk pundaknya dari belakang. "Ellisa ngapain lu di sini?". Saat Ellisa melihat kebelekang dia melihat Alvin.

"Eh lu kan temennya Arga." Ucap Ellisa.

"Iya nama gue Alvin." Ucap Alvin menjabatkan tangan ke Ellisa.

"Yaay kalo lu ada berati Arga juga ada." Ucap Ellisa dengan senang.

"Sorry kalo ngebuat lu kecewa tapi Arga gak ada, gue udah ajakin tapi si doi katanya mau latihan." Ucap Alvin yang mampu membuat mood Ellisa berubah dari senang menjadi murung.

"Oh gitu yak, yaudah bye." Ellisa pun meningalkan Alvin dengan muka kecewa, dia tau Arga tidak akan datang ke Club, arga pasti lebih memilih untuk latihan, tapi entah kenapa dia merasa kecewa. Ellisa pun akhirnya duduk di meja bartender. "Mas gue minta 5 shot vodka." Ucap Ellisa meminta bartender.

Setelah meminum lima gelas shot vodka, Ellisa merasa pusing dan ingin pergi ke kamar mandi. Saat berjalan ke arah kamar mandi tiba-tiba lima orang cowok menyekap Ellisa dan membawanya kebelakang Club.

"Gue bilang apa, urusan gue belum selesai sama lu." Ucap Richard dengan senyum yang lebar.

"Lu kan cowok yang mau nyakitin Manda." Ucap Ellisa dalam keadaan mabuk.

"Guys kira-kira nih cewek enak kali yak kalo kita cobain." Ucap Richard kepada temannya.

"Lu mau apain gue?" Tanya Ellisa ketakutan.

"Guys pegangin dia!" Ucap Richard menyuruh temannya. Setelah masing-masing mereka memegang tangan dan kaki Ellisa. Richard pun merobek baju Ellisa.

"TOLONG, TOLONG!" teriak Ellisa mengeluarkan air matanya.

"Percuma gak bakal Ada yang nolongin lu." Ucap Richard tersenyum.

SolitaireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang