Chapter 14 Penjelasan

11 1 2
                                    

Revan menunggu di lapangan atas, lapangan atas adalah tempat untuk kegiatan ekstrakulikuler beladiri seperti silat, karate, taekwondo, dan beladiri lainnya. Bukan hanya Revan namun banyak murid yang datang untuk menonton pertarungan Revan dan Arga.

"Kayaknya dia gak dateng, ternyata bener kata gue kalo dia itu pengecut!" teriak Revan sambil tertawa.

"Oh ya gue gak merasa tuh." ucap Arga yang langsung naik keatas matras.

"Udah siap lu buat bonyok sama gue?" ucap Revan menantang Arga.

"Belum." ucap Arga singkat yang lalu membuka kemeja putih sekolahnya dan tidak memakai daleman apa-apa, membuat siswi-siswi teriak histeris melihat badan Arga yang besar dan atletis. "Sekarang gue siap." ucap Arga tersenyum kecil.

Tanpa basa-basi Revan langsung melemparkan tendangan kearah Arga, namun Arga langsung menghindar sebelum terkena tendangan.

"Jangan kabur lu bangsat!" ucap Revan yang langsung menyelengkat Arga hingga terjatuh ke matras.

Namun Arga langsung melakukan kick up hingga posisinya yang awalnya jatuh bisa berdiri lagi diatas matras. Para murid pun bertepuk tangan dan bersorak melihat hal yang barusan dilakukan oleh Arga.

"Dah cukup, gue gak bakal main-main lagi" ucap Ryan yang langsung menarik kaki Arga hingga Arga terjatuh ke matras lagi. Revan pun langsung mengunci leher Arga dengan tangannya.

Disaat Arga sudah mau menyerah tiba-tiba ada yang meneriakinya. "Arga semangat pasti lu bisa ngalahin Revan!" teriak Ellisa menyemangati Arga.

Arga pun langsung mengangkat Revan dan membanting Revan kebelakang. Membuat Revan kesakitan. Semua murid pun bersorak karena kemenangan Arga.

Arga menjulurkan tanggannya kepada Revan yang masih di matras, namun Revan memukul tangan Arga menolak bantuan Arga untuk bangun. "Gue bisa sendiri!" decak Revan kesal.

Revan pun berdiri dan langsung pergi keluar dari lapangan atas. Semua murid pun ikutan bubar tak lama setelah Revan pergi.

"Arga kamu gak apa-apa kan?" Tanya Ellisa menghampiri Arga.

"Iya El gue gak apa-apa kok." ucap Arga yang meringis menahan lukanya.

"Arga jangan bohong deh, kamu udah tau kesakitan." ucap Ellisa khawatir.

"Gue gak apa-apa El, i'm fine." ucap Arga tersenyum kecil menahan sakit.

"Ih Arga batu deh, sini Elli obatin!" ucap Elli menarik tangan Arga.

                                    ///

Revan berjalan ke belakang sekolah sambil meringis kesakitan akibat dibanting oleh Arga. "Bangsat lu Ga...." decak Revan

"Revan." panggil seorang yang suaranya terdengar familier di telinga Revan. Revan pun menengok ke belakang, dia sedikit terkejut menemukan Carol menghampirinya.

"Cal, kamu ngapain ke sini?" Tanya Revan yang sedang duduk bersender di pojokan.

"Gue khawatir sama lu Van, makanya gue dateng buat nemuin lu." ucap Carol tersenyum.

"Hmm begitu yak. Kalo gitu makasih yak udah peduli sama gue." ucap Revan tersenyum kecil.

Carol berjalan menuju kearah Revan dan duduk di sebelahnya memberika es teh

"Van maafin gue yak..." ucap Carol Yang membuat Revan binggung.

"Cal kamu minta maaf kenapa?" Tanya Revan.

"Gue minta maaf karena waktu itu pernah nolak lu." ucap Carol menyesal.

"Kok kamu ngomong gitu Cal." ucap Revan terkekeh. "Kan gue gak pernah maksa kamu buat nerima aku." ucap Revan tersenyum yang sebenarnya menutupi kesedihannya.

SolitaireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang