Chapter 1

165 41 52
                                    

Happy Reading!

Sebelum kalian baca Cerita ini!, Author mau ngasih info dulu. Pertama, cerita ini mengandung kata kata kasar. Kedua, cerita ini memakai kosa kata non baku. Dan ketiga, cerita ini tidak memiliki foto pemeran. Jadi, buat kalian yang halunya ketinggian kayak Author:v kalian bebas ngebayangin siapa aja yang akan menjadi pemeran utama. Kalian juga bisa ngebayangin diri kalianlah yang ada di posisi salah satu pemeran tersebut. Satu lagi, bagi kalian yang tidak suka kata kata kasar dan non baku, jangan langsung mengambil sisi negatif dari cerita ini. Karena, setiap cerita lebih banyak memiliki sisi positifnya. Jadi, ambil dari sisi positifnya aja ya!

***
Sekarang jam 16:38. setelah pulang sekolah tadi Chinta singgah ke perpustakaan umum untuk sekedar membaca buku, saat ia keasyikan membaca buku ia lupa dengan waktu. Hingga ia tertinggal bus.

Chinta, duduk di halte bus dan melihat hamparan jalan yang sepi. Tenang, Nyaman, damai, itu yang ia rasakan saat sendiri. Tapi, ia menghembuskan nafas gusar. Takut, jika tidak ada yang datang menjemputnya.

Piippp...

Chinta melihat kesumber suara. Ia memalingkan mata saat merasa asing terhadap Orang itu.

"Heyy!" Panggilnya.

Chinta tidak mengubris.

Cowok itu membuka helm. "Chin!"

Chinta masih tidak mengubris.

"Heyy pikun!" Teriaknya.

Chinta menatap tajam kearahnya.

"Selow dong, tajam bener tuh mata."

"Makanya jangan teriak-teriak." Ujar Chinta kesal.

"Gue teriak juga karena lo gak dengar." Balas Cowok itu kesal.

"Gue dengar lh."

"Terus kenapa lo gak ngomong atau liat gue tadi?" Tanya Cowok itu jengah dengan tingkah Chinta.

"Gue kira lo orang asing!" Ujar Chinta santai.

"Kita sudah satu tahun saling kenal terus lo ngira gue orang asing?, sungguh terlalu." Ujar Cowok itu tak percaya.

"Habisnya muka lo makin jelek." Ujar Chinta mengejek.

"Gue bukan nopal njirr!" Ujar Cowok itu kesal.

"BTW, kenapa lo bisa tau gue ada di sini?" Tanya Chinta bingung.

"Gue mau pergi beli alat lukis, terus gak sengaja liat kuntilanak. Karena gue orang baik, jadi gue samperin deh."

"Kuntilanak pala lo." Ujar Chinta menonyor kepala Cowok itu.

Cowok itu mengusap kepalanya "Lo sendiri kenapa disini?, sendirian lagi. Kalau kuntilanak culikkan berabe."

"Ketinggalan bus!" Ujar Chinta jujur.

"Ditinggalin mulu lo perasaan." Ujar Cowok itu tanpa sadar.

Chinta berdehem, tersinggung dengan ucapannya.

"Eh, sorry." Nyengirnya.

"Antar gue pulang." Ujar Chinta Badmood

"Baik Cute Girl."

Perjalanan pulang mereka saling berbincang. seperti biasanya, mereka saling membahas sesuatu lalu tertawa kemudian. Walaupun itu hal yang tidak lucu sama sekali.

"Hahah garing lo." Chinta turun saat motor TVS Max 125 itu telah berhenti di depan pintu gerbangnya.

"Gak tuh, buktinya lo ketawa."

C H I N T ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang