Chapter 3

86 31 28
                                    

Happy Reading!

***
Chinta mengambil Chocolate itu di tas saat ia benar benar sampai dirumah. Ia terus melihat Chocolate itu tanpa ada niat untuk memakannya. "Seseorang?" Gumamnya.

Davina berdehem "Dari pacar?" Ia masuk kekamar Chinta lalu duduk di sampingnya.

"Pacar?, sejenis spesies hewan apa itu?" Ia melempar Choclate itu kemeja.

"Terong terongan."

"Itu sayur Ma!."

"Mulut mulut siapa?" Protes Davina.

"Mama."

"Yaudah, terserah Mama dong mau bilang apa."

"Serah Mama deh." Ujar Chinta jengah.

"Kamu jomblo ya?"

"Jomblo terhormat."

"CHINTA!" Teriak Davina.

Chinta kaget "kenapa Ma?" Ujarnya cepat.

"Kenapa gak cari mantu buat Mama?, Mamakan jadi kalah sama kucing tetangga."

"Kucing tetangga?"

"Iya, Mama selalu liat tuh kucing tetangga mesraaa banget. Mamakan jadi iri."

Chinta meletakkan tangannya di jidat Mamanya lalu ketiaknya secara bergantian. "Panasan jidat Mama, Mama sudah minum obat?"

"Mama gak sakit, tapi sedih aja." Davina memasang muka ala sedihnya.

"Mama sedih karena Papa?, emang Papa kenapa?, koleksiin foto Lisa?, Atau Papa ngelove foto Lisa?"

"Bukan karena itu!"

"Jadi?" Tanya Chinta bingung.

"Sedih liat kamu berubah."

"Perasaan aku gini gini aja gak berubah jadi powerenjes."

"Sifatmu yang berubah semenjak kamu nangis nangisan satu tahun yang lalu. Waktu itu Mama mau nanyain kenapa kamu bisa nangis segitunya, tapi Mama urungkan karena takut kalau kamu akan semakin nangis dan sedih."

Chinta tidak merespon. Ia Tidak tahu apa yang harus ia respon. Sesadis itukah dirinya saat itu?.

"Tapi Mama tau kok itu karena cowok, walau Mama cuman feeling doang. Tapi Mama yakin sama feeling."

Chinta tersenyum "Yaudah Ma, aku mandi dulu. Gerah!"

"Pantes ada bau bau beruang kutub."

Chinta nyengir lalu menuju kamar mandi untuk membersihkan badannya.

Davina melihat Chocolate di meja. "Chocolatenya dimakan ya. Kalau gak, Mama yang makan!." Teriaknya.

"Iya Ma!"

"Mama pergi dulu, jangan lupa make sabun." Davina berlalu keluar kamar.

***
Chinta berbaring setelah membersihkan badan. Ia menatap langit langit kamar lalu menghembuskan nafas kasar. Ia merasa tidak enak terhadap Mamanya karena tidak menceritakan kejadian waktu itu.
"Maaf Ma." Gumamnya.

Who am I? Someone that's afraid to let go, uh
You decide, if you're ever gonna, let me know (yeah)
Suicide, if you ever try to let go, uh
I'm sad and low, yeah
I'm sad and low, yeah

I gave her everything
She took my heart and left me lonely
I've been broken, heart's contentious
I won't fix, I'd rather weep
I'm lost and I'm found, but
It's torture being in love
I love when you're around
But I fucking hate when you leave

C H I N T ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang