シ︎ happy reading シ︎
♥︎
♥︎
♥︎"LES PRIVAT ?!"
Ghani tidak kuasa mengatakan apapun lagi kali ini, dia masih tak habis pikir, bagaimana bisa dia menjadi murit dari musuh bebuyutan nya sendiri?!"Demi sejuntai rambut upin yang gak pernah tumbuh-tumbuh, kenapa kesialan semacam ini harus kena nya ke gua!" Batin ghani tak rela.
"Kenapa harus gua yang dapetin musibah semcam ini, ya allah" Gumam Ghani mendramatisir keadaan.
Sementara Amandha, hanya menyimak sebagian dari percakapan Ghani dan wali kelasnya.
Memang Amandha sudah terlebih dulu mengatakan ini pada wali kelas Ghani, agar laki-laki itu tidak menolak nantinya. Dan sepertinya, ini berhasil.
"Tapikan bu, kami beda jurusan bu. Gimana bisa dia ngajarin saya? Dia ipa saya ips, gak masuk akal bu?!" Ghani berusaha melakukan pembelaan.
"Aku gak ajarin kamu sepenuhnya, aku ajarin dibagian hitung-hitungan aja" Sahut Amandha, tanpa menoleh kearah Ghani sedikitpun.
"Apa-apaan?! Kok lu jadi dukung gini si dha? Bukan nya dari awal lu sama gua sama-sama gak saling minat satu sama lain? Lu kenapa oleng?"
Mata Amandha melotot, menatap pria dihadapannya dengan raut wajah kesal. Bisa-bisanya Ghani berbicara seperti itu, sementara di depan mereka ada guru wali kelasnya sendiri.
"Urat malunya putus!" Batin amandha.
"Siapa sih yang oleng atau minat sama lu? Gua cuma lagi nyoba nyelamatin nilai lu aja" Tukas amandha, ghani berdecih.
"Cih, Tau apa lu soal nilai gua?!"
Percakapan keduanya diputus paksa oleh bu raulia, selaku wali kelas Ghani. Beliau menjelaskan tentang ujian sekolah yang akan datang sebentar lagi, Ghani harus serius kali ini kalau memang dia ingin menjadi senior diangkatan yang sama.
Mau tidak mau, Ghani menyanggupi nya. Toh, dia benar-benar membutuhkan bantuan dalam belajarnya, bukan?!
☦︎ ☦︎ ☦︎
Keduanya keluar dari kantor dengan raut wajah tak bisa ditebak mata.
Amandha menarik lengan seragam Ghani secara perlahan, membuat Ghani menoleh malas.
"Apa?" Nada bicara Ghani masih sama, ketus.
"Maaf kalau justru gua jadi buang-buang waktu lu, Ghan. Tapi belajar itu penting, nilai lu itu harus jadi prioritas lu!"Ghani terdiam sebentar, merasa sedikit bersalah kemudian. Tiba-tiba saja Amandha memberi permintaan maaf kepadanya, apa dia terlalu kasar pada gadis ini?
Ghani mengacak rambutnya frustasi.
"Aghh udah deh udah, intinya kalau udah jadi noh jadwal les langsung aje samperin gua, gua kaga bkal cabut kemane-mane" Sahut Ghani mutlak, Amandha mengiyakan begitu saja.Ghani meneruskan langkahnya, namun terhenti, kemudian menoleh kembali kepada Amandha yang masih menatap nya.
"Oh iya, bukan salah lu, btw makasi udah ngerelain waktu buat nilai gua" Amandha menganggukan kepalanya antusias, senyum nya mengembang penuh arti. Aneh.
![](https://img.wattpad.com/cover/221142516-288-k120424.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
- GhanDha -
RomanceBertengkar setiap hari, Benci namun kemudian jatuh hati. Terdengar sangat simple bukan? Namun apakah sesimple itu kenyataan nya? Apakah akan berjalan semulus itu segala hal nya? Hanya Amandha dan Ghani, yang tau jawaban dari beberapa pertayaan diata...