4. us

93 10 0
                                    

Nasib begitu buruk, membuatku ingin membeli bahagia dengan uang. Sebelum aku bertemu denganmu aku pernah berpikir akan menyelamatkan hak-hak orang kecil yang tak memiliki suara, hingga akhirnya mereka yang kubela melemparkan semua kesalahan padaku.

Namun bertemu denganmu adalah awal dari bahagiaku.

Apa kamu tau? Ternyata nasib tak selalu jahat padaku.

Nasib juga baik. Karena ia mengizinkanku mengenalmu...

###
"saya ingin mengenalmu lebih dekat lagi. Bisakah?"

###

Sebuah ketukan di pintu membuat kaki-kaki ku bersemangat.

Aku melangkah jauh ke kehidupanmu. Mengenalmu lebih dekat.

Aku membuka pintu, mendapati wajahmu dengan tatapan kosong namun ada senyum disana.

"Sudah siap?" Tanyamu

"Sudah" jawabku.

Sebuah mobil terparkir di halaman rumah sederhana yang kuno tempatku tinggal sementara.

"Ini mobil siapa?" Tanyaku penasaran. Aku kira kau hidup dengan apa adanya.

Bahkan aku kira kau tak punya apa-apa. Aku kira kau hidup dengan kesepian sama sepertiku.

"Mobil saya"

"Oh"

"Ayo naik" aku memegang tanganmu, membantu mu naik ke dalam mobil dan kemudian mobil itu melaju membawa kita.

Satu jam diperjalanan kita duduk bersisian, dengan senyum dan aku dipenuhi dengan rasa penasaran.

"Sudah sampai" ucapmu membuatku spontan turun dan mendapati keramaian. Beberapa orang gondrong tampak dijalanan dengan canvas serta pensil mereka.

Ada juga beberapa orang yang memilih duduk di beberapa tempat yang sudah terpampang lukisan.

"Mereka orang-orang kecil, para seniman yang bahkan gak pernah dilirik sama orang" bisikmu ditelinga ku.

Membuatku sedikit terkejut.

"Jasa mereka dibayar pakai uang rupiah kecil, walau sebenarnya mereka berhak dibayar berjuta-juta untuk lukisan yang luar biasa" lanjutmu, membawaku berjalan menyusuri beberapa dinding jalanan dengan lukisan yang terpampang.

Dan aku menyiapkan kedua telingaku untuk mendengar kisahmu.

"Kenapa mereka tetap mau melukis walau bayarannya kecil?" Tanyaku menatap beberapa pria yang sibuk dengan lukisan mereka dan ada yang berbincang sambil minum kopi murah.

"Karena hidup tak melulu tentang uang" perkataanmu seakan menyadarkan aku yang selalu khawatir tentang hidup akan makan apa besok.

"Lalu jika tak tentang uang, tentang apa?"

"Hidup itu adalah kebahagiaan, ada rasa puas tersendiri, yang walaupun tak mendapatkan uang terlalu banyak tapi kita bisa merasa puas dan bahagia. Dan uang kadang tidak bisa membeli itu"

"Gimana dengan orang-orang yang bersedekah? Mereka punya uang lalu mereka bersedekah? Bukankah mereka patut ditiru? Bukankah mereka memberi uang pada rakyat kecil?bukankah mereka yg punya uang bahagia?"

"Mereka siapa? kamu yakin mereka bahagia?Mereka yang kamu liat di youtube? Yang ngasih uang terus direkam? Mereka buat konten yang buat mereka dibanjiri pujian dan juga uang dua kali lipat yang mereka dapatkan karena konten tersebut"

"Itu juga pekerjaan Elang"

"Iya sih memang, semua pekerjaan ada baik dan buruknya"

"Lalu bagaimana dengan kamu?"

CINTA BUTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang