15. Ending

207 19 5
                                    

"sayang, aku mau beli skin care habis dari sini" bisik Semi sementara membenarkan kerah baju Elang yang sedikit bergeser, Semi selalu memastikan jika suaminya selalu tampil begitu rapi.

"nanti aku temani" jawab pria itu dan kini berdiri menatap seorang kepala proyek dan membicarakan tentang pembangunan hotel yang rencana nya akan didirikan di negara Prancis.

"kenalkan pak nama saya Rendi" pria muda tersebut mengulurkan tangannya sementara Semi berdiri sambil tersneyum dan Tristan dengan sigap menyela pembicaraan mereka.

Elang menjabat tangan Rendi dengan tegas dan cepat.

"kamu ngapain?" tanya Elang menatap Tristan.

"saya kira Pak Elang tidak suka bersentuhan?"

perntanyaan Tristan tersebut membuat Semi menatap suaminya dengan heran.

"saya? sejak kapan?" bantah pria itu sambil memperilahkan duduk tamunya.

###

Semi

aku tak pernah berharap kepada Langit bahkan takdir untuk hidup dan berakhir bersamamu. aku hanya selalu berdoa agar kau menemukan kebahagiaanmu.

"aku mau yang manis" ucap Semi gembira, mengambil es krim corong rasa vanilla, sambil emnggandeng tangan Elang.

"yang manis suka yang manis"

"bagaimana kabar Mbok Mijah?" aku mulai bertanya sembari berjalan bersisian denganmu.

"jagain rumah masa tua kita, balik ke Jogja"

"ah iya, rumah itu. aku juga sudah rindu suasana Jogja"

Elang mengecup keningku ringan. kami bertukar senyum, dan aku bahagia kini kedua matamu melihat ke arahku sepenuhnya. tak ada tatapan kosong disana. rangkulanmu membuatku tenang, dan aku begitu bahagia.

"Elang, aku punya satu permintaan"

"apa itu?"

"sesekali ajak aku mengunjungi ayahmu. bagaimana pun juga aku sudah jadi istrimu kan?"

kalimatku membuatmu mengerjapkan mata beberapa kali.

"baiklah, kalau itu mau kamu, kita bisa atur jadwal besok atau lusa"

"lusa saja, besok aku mau rebahan seharian di tempat tidur"

"siap nyonya" Elang tertawa dan sungguh membuatku bahagia.

akhirnya...akhirnya kau menemukanku.

###

kita duduk sebagai suami istri di atas tempat tidur yang sama. dan aku sedang sibuk mengoleskan cream malam ke wajah.

"sudah ngantuk?" tanyaku sambil menepuk-nepuk pipi, berharap jika cream itu akan membuatku tampak ebrsinar, hingga kau akan sulit memalingkan wajah dari ku.

"belum" menggeleng pelan dan kemudian kau merebahkan kepalamu ke pundakku.

"ada yang ingin aku tanyakan Semi"

"apa itu?"

"sebenarnya apa tujuanmu datang ke rumah waktu itu?"

pertanyaan itu membuatku tertawa sejenak, mengingat bagaimana kau ketika waktu itu.

"seharusnya kau sudah tahu bagaimana ceritanya, aku sengaja meninggalkan tag nama perusahaanku disana"

mencoba menyelidiki wajah Elang yang tersenyum mengangguk.

"aku cuma pengen tahu versimu bagaimana"

dan malam itu, aku menceritakan tentang siapa aku, dan mengapa aku datang.

CINTA BUTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang