13. takdir

92 10 1
                                    

mobil yang diparkir Semi di area parkira apartemen kini hancur lebur ulah Rahmad, ketika pria itu berhasil kabur dari penjara.

tanpa pria pemabuk itu tahu, bahwa mobil itu tidak hanya diparkir, namun sedang diawasi keselamatannya.

###

takdir memang unik, ia kadang memberikita harapan, dan kadang menjatuhkan kita dan menjauhkan kita yang namanya dari harapan.

Semi menatap ahsil syuting yang sudah tiga hari ia kerjakan bersama beberapa team kamera dan juga sibuk mengirim hasil syuting mereka ke team editting lewat surel email.

"akhirnya kelar juga" Tias merebahkan tubuhnya ke atas sofa sambil bernafas lega, tugas mereka selesai, setelah syuting selama tiga hari dan Semi yang selalu sibuk pagi,siang dan malam.

seperti biasnaya, Semi tak pernah setengah-setengah dalam emngerjakan suatu proyek.

"jalan-jalan dulu Mi, hati-hati lo stroke nanti"

"iya, kalian dulu aja."

"lo bobo di tempat tidur deh Mi"

"gue biasa di kursi" sanggah Semi, malam itu Tias pergi keluar dari kamar dan berniat untuk menemui seseorang. sementara Semi duduk di atas lantai berkarpet lembut berwarna abu-abu sambil menatap pemandangan laut di lantai lima. pemandangan yang menawarkan keindahan yang tak bisa ia tolak.

Semi mengambil selembar foto dan memeluknya erat, mencoba untuk kembali bermimpi kembali. menemukan Elang diantara dunia imajinasinya.

Semi tertidur pulas memeluk dirinya sendiri.

paginya ia bingung mengapa ia bisa ada di tempat tidur dan entah siapa yang menyelimutinya, seingatnya tadi malam Tias tak pulang ke kamar, entah kemana berlabuh gadis periang itu.

###

Tias muncul di restoran ketika sarapan. sementara Semi hanya menggeleng-gelengkan kepalanya, kini ia jauh lebih santai dari sebelumnya.

"lo kemana tadi malam? bobo dimana?"

"sama Yasmin. eh kita liat galeri musimnya, katanya ada musim salju beneran saljunya, sama ada musim Semi, seru deh katanya hari ini ada pameran"

"kalian aja dulu" jawab Semi malas.

"barengan aja"

Tias memaksa, dan kemudian Semi hanya bisa mengangguk pasrah. selesai sarapan ia mereka bersama satu team menuju galeri musim yang disediakan di resort itu.

###

di tempat lain Elang masih duduk diam mencoba untuk menarik nafas dan kemudian menatap Rahmad dari labtop miliknya, pria bringas yang beberapa kali mencoba mencelakai Semi, menguras gadis itu, dan membahayakan keselamatannya.

"habisi" ucap Elang.

"tapi lebih baik kita kasih ke pihak yang berwajib pak Elang"

"saya bilang habisi! kemudian serahkan kembali ke pihak yang berwajib, saya harap dia akan membusuk di penjara, jika dia berhasil keluar, habisi, dia akan menjadi ancaman untuk Semi"

Elang beranjak dari tempat duduknya dan kemudian berjalan keluar.

"Pak Elang, sekarang nona Semi sedang menuju galeri empat musim"

Elang diam dan mulai berjalan cepat. pria itu memasukkan tangan ke dalam saku dan kemudian menatap punggung Semi. gadis yang selama ini ia rindukan.

gadis yang selama ini ia tebak bentuk wajahnya.

setelah masuk ke galeri musim salju mereka keluar sambil tertawa dan Semi memisahkan diri, untuk masuk ke musim semi.

sebuah tempat yang membuat jantungnya berdebar dengan cepat.

CINTA BUTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang