5. Jangan Menyerah!

121 27 143
                                    

Beberapa hari ini Juna tidak bisa menjalankan misinya karena guru selalu masuk dan hari ini adalah kesempatan untuknya. Para guru sedang mengadakan rapat untuk membahas acara 17 Agustus. Juna menatap sekeliling dan berhenti di Leo. Kemudian dia bangkit dari duduknya dan berjalan ke bangku Aneta dan Aurora.

“Net, Ra, biasa,” ujarnya yang langsung diangguki keduanya. Setelah mereka bangkit, Juna duduk tepat di belakangnya Alena, dia juga menyuruh Leo agar mengikutinya agar Aneta dan Aurora bisa duduk di bangku mereka.

“Al?” panggil Juna pada Alena yang tak dihiraukan gadis itu.

“Nis?” Nama yang dipanggil langsung menoleh dan mengangkat kedua alisnya.

“Apa?”

Juna menunjuk Alena dan dirinya bergantian sambil berkata dengan lirih, "Dia suruh hadap belakang!”

Tanpa perintah lagi, Nisya langsung menyuruh Alena agar menghadap belakang. Namun, gadis yang disuruh berbalik itu enggak menatap ke belakang. Dia malah sibuk dengan ponselnya.

“Al,” panggil Juna yang lagi-lagi tak dihiraukannya.

Beberapa menit Juna hanya memperhatikan Alena dalam diam. Mengamati Alena dari dekat membuatnya seperti dibawa terbang oleh bidadari surga. Dia benar-benar terpukau pada wajah cantik Alena, hanya saja dia terlampau jutek, tetapi Juna suka.

“Nis, usir dong!” Suara Alena membuatnya tersentak. Juna mengerti arti dari ucapannya. Dia langsung menyuruh Leo bangkit sebelum Nisya menyuruh  mereka, atau bahkan mengusir mereka dengan tidak sopan.

Thanks, ya.” Aneta dan Aurora langsung bangkit dan kembali ke bangkunya setelah menanggapi perkataan Juna dengan anggukan singkat.

“Udah nyerah?” Juna menatap Leo lalu menggeleng.

“Nggak lah. Lo 'kan tahu gimana gue.”

“Ya, gue tahu lo orangnya gimana. Tapi lebih dominan ngeselin sih pas lo lagi kumat!”

“Enak aja!”

“Lo mau pedekate dengan cara gitu aja? Harus segera nyerah kalo cara lo itu-itu aja. Gue yakin, enggak bakalan ada kemajuan!”

“Denger, ya, Yo, gue enggak bakalan nyerah sebelum dapetin apa yang gue mau.”

“Mau pake cara apa emangnya? Tadi lo ke bangku Aurora aja Alena diem aja, malah ngusir, apalagi cara lain,” ucap Leo yang seakan tak mendukung kemauan sahabatnya.

“Kata Ayah gue, kalo Allah tutup satu pintu Allah buka pintu-pintu yang lain. Jadi, masih banyak cara buat gue biar bisa dapetin Alena.”

“Caranya?”

“Ada deh,” balas Juna diiringi cengirannya.

***

Sesampainya di rumah dan setelah mengganti baju, Juna melangkah menuju ruang keluarga. Di sana terdapat Wilda yang tengah duduk di sofa sambil memainkan ponselnya.

“Hai, Dek,” sapanya pada Dede–panggilan kesayangan untuk Wilda–lalu duduk di sampingnya.

Wilda menatapnya. “Hai, A,” ujarnya yang kembali pada ponsel.

Dua saudara itu kini sibuk dengan ponselnya masing-masing. Juna sibuk memikirkan nama untuk mengubah username akun instagramnya agar bisa men-chat Alena dengan nama samaran. Sedangkan adiknya sibuk dengan urusannya sendiri. Membaca cerita di aplikasi berwarna oranye.

Storia d'Amore [SELESAI] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang