“Oh My God!” Juna langsung mundur dan berlari ke tempatnya.
“Leo, kamu ngapain di sana?” Suara teguran Bu Retno membuat Leo terperanjat.
“In-“ Leo melirik ke samping kanan, dan dia tidak menemukan Juna.
Leo menatap Bu Retno yang meminta lanjutan atas jawabannya. Dia bergulat antara hati dan pikiran tentang jawaban yang akan dia lontarkan. “Em, anu, Bu.” Leo menunduk dan tersenyum kecil, lantas dia kembali menatap mata elang Bu Retno. “Tadi, saya temenin Arjuna, Bu. Katanya dia mau ke sini, nggak tau mau ngapain,” terangnya tanpa melihat Juna yang ingin melahapnya hidup-hidup.
Jangan sebut nama gue juga kali! Dasar, ogeb!
“Benar apa yang dikatakan Leo, Arjuna?” Juna tak menjawab, dia hanya tersenyum dan mengangguk pelan.
Perlahan, Leo mulai dihinggapi rasa sesal. Kalau Juna dihukum terus ajakin gue gimana? Atau gimana kalau nanti Bu Retno malah marahin gue karena Juna udah di bangkunya?
“Ya, sudah. Leo kamu kembali ke tempat kamu!”
Leo mengangguk dan berjalan menuju bangkunya dengan perasaan yang cukup tenang. Setelah duduk sempurna, dia menatap Juna. “Lo, sih!”
Juna menatap Leo campur aduk. Dia mengerutkan keningnya. “Ap-“
“Juna ngapain tadi kamu di bangkunya Aurora?”
Juna melirik Leo yang berusaha menahan tawa, lantas dia menatap Bu Retno. “Ada urusan, Bu!” Urusan deketin Alena, batinnya.
“Urusan?” Mata guru Matematika itu menatap Juna tak percaya, kemudian bibirnya tertarik sedikit ke sebelah kiri.
“Deketin siapa, Arjuna? Alena? Atau Nisya?” Mendengarnya membuat Juna menelan ludah. Bu Retno cenayang?
Juna hanya tersenyum kemudian melirik Alena sekilas.
“Dasar anak muda.”
***“Lo tadi mau ngapain ke bangku Aneta?” Leo menatap Juna dengan pandangan menyelidik.
“Serius tanya itu?” Juna balik bertanya, dan membuat Leo mengangkat kedua alisnya. Jika bukan Leo yang sempat menjadi pusat perhatian, dirinya enggan untuk bertanya.
“Kan gue lagi berusaha pedekate sama Alena. Lo gimana, sih? Ogeb, ya?”
Leo berdecak sebal. “Lo yakin mau dapetin Alena? Dia jutek, tau!”
“Yakinlah! Gue pasti bisa dapetin dia!” Juna menatap lurus papan tulis di hadapannya dengan penuh percaya diri.
“Ya, terserah lo aja. Good luck, Dude!” Leo menepuk pundak Juna pelan lalu berdiri dan melangkah keluar.
Leo menghentikan langkahnya dan menatap Juna yang masih berada di bangkunya. “Lo nggak mau ke kantin?”
“Maulah!” Kemudian Juna bangkit dan menyusul Leo yang langsung berjalan tanpa menunggu dirinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Storia d'Amore [SELESAI] ✔
Novela Juvenil"Gue cinta sama lo, Al!" ujar lelaki bernama Arjuna yang disaksikan penghuni kelas. Perempuan yang dimaksud, malah menatapnya jijik dan melangkah keluar kelas. Apakah salah mencintai dirimu yang memiliki kepiawaian tersendiri? Apakah cinta ini aka...