Fall In Love For The Last Time [The End]

Park Jimin

Diriku yang hampa tanpa sosoknya

Park Jimin
______________________________________

Semua orang mengenalku dengan sosok dingin dan kaku. Apakah kalian tahu itulah disaat aku ingin berbohong siapa diriku?

"Jimin-ah" panggil seorang perempuan dengan pakaian minim.

"Nee?" Jawabku singkat.

"Kapan kita akan menikah?" Tanyanya dengan senyuman menggoda.

"Aku tak akan menikah" singkatku.

"Tapi-"

"Pergilah,aku ingin menyelesaikan pekerjaan ku" ujarku padanya.

"Ck.. sebenarnya kau mencintaiku tidak?" Tanyanya kesal.

"Jika kau merasa aku mencintaimu,maka katakanlah itu pada hatimu" ucapku tak peduli.

Dia mulai pergi dengan wajah kesal. Jujur aku tak mencintainya seperti yang kalian bayangkan,aku hanya menghindari perasaanku dari seseorang yang aku cintai dimasa lalu.

"Dimana kamu sekarang? Apakah kamu tak merindukanku?" Gumamku menatap sosok gadis kecil yang tersenyum manis.

17 tahun telah berlalu...
Aku menunggu sampai dia kembali padaku. Hari demi hari aku menginginkan dia datang dengan senyumannya,dimana dia?

Bahkan nama saja aku lupa,yah aku tak tahu siapa nama aslinya. Aku mengenalnya dengan nama squishy. Karena pipinya yang menggemaskan. Sedangkan dia memanggilku mochi ice, hahahaha.... sungguh masa laluku yang bahagia.

"Apakah semua sudah siap?" Tanyaku pada seseorang kepercayaan ku.

"Sudah Tuan Park"

"Sudahkah kalian tahu dimana dia?" Tanyaku lagi.

"Kami sudah menemukan beberapa kandidat yang anda cari,hanya saja kami tidak tahu harus yang mana kami tuju"

"Lakukan terus menerus sampai kalian menemukannya" jelasku pada mereka.

"Baik Tuan. Kami permisi" ujarnya patuh dan membungkukkan badan.

Setelah semua orang pergi dari ruangan ini...
'dimana kamu berada? Sepertinya kamu sudah tumbuh dengan wajah cantik,berhati tulus dan sempurna. Squishy..' batinku membelai bingkai foto.

••••••••••
Siang hari..
"Permisi tuan Park. Hari ini anda memiliki rapat dengan perusahaan Kim" ucap sekretaris ku.

"Siapkan semua data dan beberapa dokumen yang memang diperlukan" perintah ku dengan mengetik beberapa dokumen untuk esok hari.

"Baik Tuan,saya permisi"

Hari demi hari aku lalui dengan kesibukan sebagai seorang CEO,jika kalian kira ini mudah jawabannya salah. Semua yang ada dikantor harus keputusanku karena aku tak percaya pada mereka. Bagiku hasil lah yang membuat aku percaya.