Story About Hoon : Masih Ada Mentari Terang Untukmu Esok Hari [ Part 2 END ]

63 8 2
                                    

Hoon berjalan memasuki rumahnya, ia disambut oleh para wartawan dan pelayan yang berjejer di depan pintu rumahnya. Hoon tersenyum memberi salam.

"Terimakasih sudah datang dirumahku" Ujarnya sopan, sambil membungkukkan badan.

"Mr Lee, kudengar kau tidak tinggal serumah dengan Ayah dan Ibumu? Bisa beritahu kami alasanmu?" Seorang wartawan lelaki gendut memakai topi itu menyodorkan recorder kearah Hoon.

Seunghoon tersenyum "Benar sekali, aku membeli sebuah rumah kecil yang dekat dengan sekolah sekaligus dekat dengan kantor mendiang kakakku di Gangnam agar aku bisa dengan cepat menjangkau keduanya"

Ia kemudian masuk ke dalam rumahnya, Ji Hee dan Gun Hee menyambut Hoon dengan baik. Hoon tahu itu hanyalah suatu perilaku yang dibuat buat, ayah dan ibunya sama sekali bukan orang yang ramah dan suka berbasa basi.

"Putraku sudah datang" Ji Hee mengelus pipi Hoon, Hoon tersenyum samar memegang tangan Ibunya.

Semua wartawan dan investor memperhatikan mereka berdua, semua yang hadir disana bergumam betapa romantisnya Ibu dan anak yang super sibuk itu.

Ji Hee tersenyum menatap Hoon, ia menggandeng Hoon masuk ke kamarnya.

"Ayo pakai jas yang ini, lebih serasi dengan baju Ibu, kamu kan tidak punya pasangan jadi pakaianmu ibu buat sama dengan Ibu ya?" Ji Hee melepas jas yang Hoon pakai, menggantinya dengan jas warna senada dengan gaunnya. "Wah tampannya" Ji Hee melihat Seunghoon dari kaca "Sungguh tampan, anakku sudah dewasa. Kapan kau akan punya pacar? Kenalkan ibu ya"

"Diamlah, keramahan Ibu membuatku pusing. Tidak ada wartawan disini, jadi berhentilah pura pura" Hoon merapikan jas nya sambil berkata sinis pada Ibunya.

Ji Hee tersenyum samar, ia duduk di samping tempat tidurnya "Apa..kamu sangat membenciku?"

Hoon tidak menjawab, hanya memandang ibunya yang nampak sedih.

"Aku..memang bersalah padamu dan kakakmu, aku akui itu" Ji Hee meneteskan air matanya "Aku kembali ke Seoul, karena ingin memperbaiki hubungan kita"

Hoon menyeringai "Ibu pikir aku percaya?"

Ji Hee mengusap air matanya "Kamu harus percaya Hoon. Tidak ada maksud lain selain itu"

"Hubungan kita memang seperti ini, tidak usah Ibu perbaiki, Ibu yang mengajarkanku begini, maka sekarang nikmatilah permainan Ibu sendiri"

Hoon beranjak dari tempatnya.

"Ibu ingin memulai hidup yang baru bersamamu Hoon, ibu merasa sangat kesepian" 

Hoon menghentikan langkahnya, ia membalikkan badannya melihat ke arah Ibunya.

"Jika kamu tidak mau, rasanya lebih baik ibu menyusul Yoonhyung"

Hoon terdiam, ia sangat kaget mendengar perkataan Ibunya. Namun ia tidak mengucapkan satu kata pun, dan segera keluar dari kamar Ibunya

Acara makan malam di rumahnya berlangsung sesuai harapan Ji Hee, Ji Hee menyumbangkan miliaran won untuk dunia jurnalistik Korea. Ia melakukan itu untuk menenggelamkan issue suami dan anaknya yang sedang diselidiki oleh polisi.

Ji Hee meminta Hoon untuk tidur di rumah malam itu.

"Buatkan tuan muda susu hangat, aku mau kopi, antarkan ke kamar Hoon ya, aku akan kesana" Ji Hee menyuruh pelayannya, ia berbalik menuju kamar Hoon di lantai tiga.

"Ada apa dengan nyonya besar ya? Ia terlihat murung sejak pulang dari luar negeri, perangainya pun melembut" Pelayannya sibuk menggosipkan perilaku Ji Hee yang mendadak berubah belakangan ini.

A Story About Youth Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang