Namtae mengigit kukunya, tanda ia gelisah, perasaan cemas yang hebat seketika muncul kembali. Ia berdiri didepan gerbang rumahnya, berseragam lengkap sedang menunggu Yoon menjemputnya sekolah. Rasa mual menusuk di ulu hati, rasa pening menjalar ke leher dan kepala belakangnya, ia berkeringat banyak dan semakin cemas. Namtae meneteskan airmatanya perlahan, ia merasa panik seperti dikejar sesuatu, ia kemudian berbalik ke dalam rumahnya. Michelle yang sedang merapikan bunga di taman depan terkejut melihat Namtae masuk kembali.
"Ada apa?" Michelle membuntuti Namtae yang berlari ke lantai 2 "Mon Cher, Qu'est-ce qui ne va pas?" (Ada apa denganmu sayang?)
Namtae membuka pintu kamarnya, ia kemudian duduk di atas kasurnya memeluk lututnya. Badan kurusnya gemetar, ia terlihat takut.
Michelle bergegas turun hendak mengambil air minum untuk Namtae.
Suara deru mobil berhenti tepat di gerbang rumah lantai 3 keluarga Nam. Yoon dan Jinwoo turun dari mobil itu, mereka celingukan.
"Katanya Namtae sudah menunggu disini" Yoon membuka ponselnya hendak menelepon Namtae.
Telponnya tersambung.
Namtae kaget mendengar dering ponselnya, ia refleks membanting ponselnya ke lantai. Ia makin gemetar dan cemas, serangan paniknya kembali datang.
"Ah jangan lakukan itu" Michelle memungut ponsel yang sudah retak layarnya "Minum ini" Michelle memberikan teh mint hangat untuk menenangkan Namtae.
"Mama, aku takut" Namtae menggelengkan kepalanya.
"Tidak perlu takut, lagipula apa yang kamu takutkan?" Michelle mengusap keringat Namtae di dahinya "Minumlah, semuanya akan baik baik saja"
Namtae meminum sedikit teh hangat itu, Michelle membuka jas sekolah nya dan melonggarkan kemejanya. "Tidurlah, jangan masuk sekolah dulu ya"
"Nona Michelle ada yang mencari Tuan Muda" Pelayan mereka datang tergopoh memasuki kamar Namtae.
Namtae yang masih panik itu terlihat duduk cemas disisi Ibunya.
"Suruh kemari" Michelle memberi isyarat kepada pelayannya.
Tak lama, Yoon dan Jinwoo masuk ke kamar Namtae, mereka berdua tertegun memandang Namtae yang nampak berantakan dan ketakutan.
Yoon mendekatinya, Michelle masih memegang pundak anaknya.
"Maaf, sepertinya Namtae tidak bisa masuk sekolah dulu" Michelle memandang Yoon dan Jinwoo bergantian.
"Namtae, ini aku" Yoon duduk disebelahnya, ia mengusap pelan pundak Namtae.
Namtae menoleh pada Yoon "M..maaf Yoon aku..tidak bisa masuk dulu" isaknya.
Yoon tersenyum "Lihat aku"
Namtae memandang sahabat akrabnya itu.
"Semua akan baik baik saja, aku tahu kamu cemas dan panik tapi lihatlah..kamu sekarang sudah di kamarmu bersama mama dan kami" Yoon menenangkan Namtae.
Namtae memejamkan matanya, Michelle mengelus lembut rambut Namtae "Its oke, i'll be there when you need me" Air mata nya hendak jatuh.
"A..aku tidak bisa sekolah hari ini, maaf sudah membuatmu repot" Namtae memandang Yoon dan Jinwoo.
Yoon menepuk pundak Namtae "Gapapa kok, aku senang bisa melihatmu, sehatkan dulu ya dirimu. Jangan banyak pikiran, nanti kita main lagi"
"Kami sudah menunggumu di sekolah" Jinwoo memandang Namtae dari pintu kamar.
Namtae tersenyum samar "Thankyou"
***
Sudah jam istirahat saat ini, Hoon bergegas mengambil laptopnya dan menuju kafe sekolah , disana Yoon, Jinwoo, Mino sudah menunggu. Jennie mengajak Jisoo, Rose dan Lisa untuk bergabung. Mereka menguasai satu meja panjang di pojok ruangan kafe sekolah untuk mereka sendiri. Kebersamaan mereka selalu mengundang decak kagum para siswa disana, itu karena status sosial yang disandang mereka. Rose dan Lisa juga mencuri perhatian, Rose adalah gadis bule berkebangsaan Australia, ayahnya adalah Diplomat Australia di Korea sedangkan Lisa gadis berkebangsaan Thailand sekaligus model yang berkarir di Korea.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Story About Youth
Fiksi Penggemar"Because i want to share my YOUTH to all of my brother, i want break the loneliness" - Kang Seungyoon. "We create a story about MILLION experience, that will never be able to forget" - Lee Seunghoon "I glad to see all of you here and there and EVE...