Kang Seungyoon a.k.a Hikari Yanai

92 12 0
                                    

"Kemana hikari ? Aku merindukannya" Tadashi yang baru pulang dari trip bisnisnya bertanya dimana keberadaan cucu lelaki satu satunya itu.

"Tuan muda Hikari sedang bermain gitar di kamarnya, Tuan" Mijin, pelayan setia keluarga Yanai berkata sambil membereskan jas yang tuannya geletakkan begitu saja.

"Dimana Harumi?" Tadashi duduk sambil merenggangkan dasinya.

"Aku disini Ayah, baru mengantarkan suamiku pulang ke Korea" Harumi, ibu Hikari turun dari tangga lantai dua. "Cucumu sedang bermain gitar, ayah.." Harumi memijat pundak Ayahnya

Tadashi tertawa sinis "Siapa yang mengajari cucuku bermain gitar? Lelaki Jepang tidak cocok dengan seni, semua lelaki Jepang dilahirkan untuk Karate"

Harumi menghela nafas, sudah berkali kali Tadashi sang Ayah menekan anaknya untuk berlatih Karate bersamanya..bukan ia tidak setuju tapi Hikari masih SMP masih terlalu kecil untuk belajar bela diri.

Tadashi melirik jam tangannya "Katakan pada Hikari, pukul 7 malam ini aku tunggu di tempat latihan Karate" Tadashi berdiri "Suruh ia berhenti bermain gitar, aku tidak suka, Ia harus menjadi penerus keluarga Yanai"

"Ayah..usaha kita itu fashion bukan Karate, bagaimana kau berharap anakku meneruskan usaha kita jika kau ajari dia Karate?" Harumi berkata dengan nada yang agak tinggi

"Lihatlah kau, kini sudah berani membantah. Sejak menikah dengan Kang, pria keturunan Korea itu, pemikiranmu berubah, tidak mencerminkan seorang wanita Jepang" Tadashi menatap tajam kepada anak perempuan satu satunya.

Harumi tertawa sinis "Ini semua tidak ada hubungannya dengan suamiku, ayah. Aku punya hak untuk membesarkan anakku sendiri, dengan caraku sendiri, berapa kali ia hampir terluka karena kau ajak latihan Karate! Lagipula, kita bisa mempekerjakan seratus penjaga untuk melindungi anakku, ayah!" Harumi membentak sang Ayah.

Tadashi melihat anaknya tajam "Harumi! Silahkan kau pergi dari sini jika membantah Ayah, maka seluruh hak warismu Ayah cabut!"

Harumi nampak ciut, tak mungkin ia rela dilepaskan sebagai ahli waris keluarga Yanai, mengingat ia pun ikut membantu perusahaan sang ayah meski hanya beberapa persen lagipula kehidupan sosialitanya tidak akan berkembang tanpa nama besar sang Ayah, suaminya hanya guru besar universitas yang belum sepenuhnya bisa menopang kehidupan nya yang super mewah.

"Baiklah, aku akan memanggil Hikari selepas makan malam nanti" Harumi menyerah dengan ancaman sang Ayah.

Tadashi berlalu, berjalan pelan ke kamarnya meninggalkan Harumi mematung sendiri di ruang tamu.

Hikari tanpa sengaja mendengar semua perdebatan Ibu dan Kakeknya, ia menatap Kakek dan Ibunya benci

"Ibu terlalu takut kehilangan hartanya ketimbang mendengarkanku" ia berbisik lirih.

***

"Hikari-chan, kakek ingin ditemani berlatih karate" Harumi mengusap rambut Hikari pelan, anaknya baru selesai makan malam.

Hikari menatap sang Kakek

"Hikari san, sebagai seorang laki laki kita harus punya power benar kan? Kakek akan mengajarkanmu karate, agar kau bisa menjadi laki laki hebat di Jepang" Tadashi tertawa, ia sedikit mabuk karena sake manis.

Hikari meneguk susunya habis, ia diam saja.

"Tolong Ibu, Hikari.. jika kau menolak maka habislah ibu" Harumi berbisik

Hikari berdiri, menunduk dalam dalam

"Terimakasih atas makanannya, jika kakek mau mengajakku berlatih aku akan menunggu di tempat biasa" Hikari menunduk dalam dalam lalu berjalan ke gazebo luar rumahnya yang luas.

A Story About Youth Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang