Bab 6 | Reunion

18 5 1
                                    



"Malam ini, aku memohon pada langit.

Langit, bantu aku untuk menyanyikan mu sebuah lagu"

----------------------------------------

Aku harus bersiap untuk pergi ke acara reuni. Seperti biasa, sulit bagi seorang wanita untuk memilih pakaian. Seluruh isi lemari sudah aku bongkar, tapi yang kutemukan hanya celana dan baju biasa. Dadahal dress code acaranya adalah cocktail semi formal, dan aku tidak mempunyainya.

Tok! Tok! Tok! [suara ketukan pintu]

"Neira buka pintunya"

"Iya nek"

.

"Ada apa nek?"

"Aku merasakan ada hal buruk yang sedang menimpa mu, jadi ku bawakan ini"

[Nenek memberiku sebuah kotak]

"Apa ini nek?"

"Nenek tau kamu sensitif akan hal seperti ini, tapi ini akan sangat membantumu. Buka saja kotak itu"

Aku membuka kotak berdebu itu dan merasa familiar dengan isi kotak tersebut. 

"Ini dress milik siapa nek? tunggu.. ini milik ibu?" Aku terdiam memandang gaun cantik milik Ibuku.

(Nenek terdiam sejenak) "I..iya. yaudah, sini, sini, kembalikan saja kalau kau tidak suka"

[Aku menahan gaun itu]

"Baiklah nek, akan aku pakai. Terimakasih banyak"

.

.

----------------------------------------------------------------

*Elio*

'Wah salju sudah turun.., sebaiknya aku memakai jas ku' 


"Bi, aku titip rumah ya bi"

"Wah tuan Elio ganteng sekali, sudah seperti mau menikah saja"

"Hahaha.. bibi bisa aja. Mau jemput tuan putrinya dulu bi"

"Ysudah.. hati - hati Tuan muda"

.

.

'Akhirnya sampai juga, dia sudah siap belum ya'

"Permisi Nek.., Neira sudah si.."


Sejenak aku terdiam melihat dia berjalan perlahan dengan cahaya yang mengikuti di sekelilingnya. 

'Apakah dia bidadari? ataukah dia malaikat?' batinku.

[........]

"Hei jangan dipandang terlalu lama" ucap nenek.

"I.. iya."

"Apakah ini terlalu berlebihan?" ucap Aneira.

"Tidak, kau.. terlihat sangat cantik"

----------------------------------------------------------------

*Aneira*

Mendengar kata - kata Elio sepertinya wajahku memerah. 

[Aku dan Elio saling bertatapan]

"Sudah sudah.., dasar anak muda. Pergi sana, keburu salju semakin tebal" usir nenek.

The weather's DilemmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang