Author's POV
"Ara, kamu makan ya!" Ali mulai menyuapi Ara bubur.
"Sudah cukup" padahal buburnya baru ia makan 5 sendok.
Ali berusaha membujuk Ara untuk menghabiskan buburnya. Tapi percuma saja, Ara tetap tidak ingin menghabiskannya. Katanya sih tidak enak.
Selesai makan, Ali terus memandangi Ara. Biasanya selalu ada rona merah di pipi Ara, tapi kini ia terlihat pucat. Ali mengelus lembut rambut gadisnya itu
"Kamu kenapa terus memandangi aku?" Ara bertanya kepada Ali
"Memangnya mandangin pacar sendiri ga boleh?" Ali balik bertanya.
"Boleh sih, cuma ga biasanya saja"
"Sekarang aku mau serius sama kamu Ara. Aku akan berusaha lebih keras lagi menjadikan kamu yang satu-satunya di hatiku. Aku sayang kamu dan aku ga mau kehilangan untuk yang kedua kalinya."
Ara hanya tersenyum membalas ucapan Ali. Ali lalu memeluk erat Ara dan mengecup keningnya.
*
Saat ini waktu menunjukkan pukul 7 pagi. Prilly sudah berada di rumah sakit yang ia yakini ada Ali di dalamnya.
Kemarin Prilly sempat mengikuti Ali sampai ia memasuki ruang ICU. Tetapi di waktu yang bersamaan Prilly menerima telepon dari sepupunya yang memintanya segera menemuinya. Mau tidak mau Prilly harus menurutinya.
Prilly masuk ke dalam ruang ICU, tapi nihil tidak ada siapa-siapa di dalamnya.
"Sus, pasien di ruangan ini kemana ya?"
"Pasien sudah di pindahkan ke ruang rawat Mba"
Prilly langsung saja berjalan menuju ruang rawat yang diarahkan suster tadi.
Pintu ruangannya tidak tertutup rapat, terdapat celah di sana. Prilly mulai melebarkan sedikit celah itu.
Prilly menyaksikan perkataan tulus yang Ali ucapkan, ia juga melihat Ali dan Ara berpelukan dan tak lupa Ali yang memberikan kecupan tulus di kening Ara.
Hati Prilly benar-benar sakit melihatnya. Baru saja kemarin ia berharap bahwa semuanya akan membaik dan Alinya akan kembali padanya.
Tapi sekarang Prilly harus menerima kenyataan bahwa Ali bukan miliknya lagi.
"Aku ga boleh nangis. Aku harus menjenguk Ara ke dalam. Walau bagaimanapun Ara perempuan yang baik, aku harus belajar mengikhlaskan Ali untuknya." Batin Prilly.
Prilly menyeka air mata di pipinya. Ia mulai melangkahkan kaki masuk ke ruangan itu
"Hai Ara, bagaimana kondisi Lo?" tanya Prilly.
"Hai Pril, Aku gppa ko" jawab Ara.
"Ngapain Lo di sini?" Ali menatap Prilly sinis.
"Aku ke sini mau jenguk Ara"
"Gue kan sudah bilang. Pergi jauh dari gue. Terus Lo ngapain masih di sini. Pergi Lo!" ucap Ali dengan nada tinggi.
Ara yang melihat Ali bersikap seperti itu mencoba menenangkannya. Tapi Ali semakin menjadi-jadi.
"Setelah kaki Lo sembuh, ternyata sekarang telinga Lo tuli ya. Gua tahu Pril Lo ke sini bukan buat jenguk Ara. Lo mungkin berpikir kalau gua masih sayang sama Lo. Gue juga sayang sama Lo tapi itu dulu. Sekarang gue ga sudi mencintai wanita penipu kaya lo." Ali mencengkeram kuat tangan Prilly dan menariknya ke luar ruangan.
Setelah itu ia menutup pintunya rapat-rapat.
"Kamu kenapa sih Li bersikap seperti itu ke Prilly? Walau bagaimanapun Prilly tetap perempuan, dan kamu tidak seharusnya bersikap kasar seperti tadi." Ara merasa kasihan melihat Prilly diperlakukan seperti itu oleh Ali.
"Dia pantas mendapatkan itu semua Ara" Ali bahkan tidak merasa bersalah sedikit pun.
"Kamu dengar ya Li. Dua hari ini aku sengaja menjauh dari kamu. Karena aku ingin kamu sama Prilly menyelesaikan masalah kalian. Bahkan aku sempat menyuruh Prilly untuk berusaha mendapatkan kamu lagi." Ali menatap Ara seolah ingin mengetahui maksudnya.
"Aku cuma ingin kamu bahagia sama orang yang kamu cinta"
"Maaf. Kalau saja waktu mempertemukan kita lebih dulu, semuanya tidak akan serumit ini." ucap Ali.
*
Prilly yang diusir seperti itu, hanya bisa menangis pasrah. Ali yang dulu ia kenal bukanlah Ali yang sekarang. Ali tidak hanya menyakiti hati Prilly tapi Ali juga sudah menyakiti fisik Prilly.
Hati Prilly sekarang hancur. Prilly sudah kehilangan harapan untuk bersama dengan lelaki yang dicintainya.
#####
Setelah ini akan ada 7 chapter terakhir
Penasaran ga endingnya kek gimana?See you next chapter
Salam Alpril ✋
KAMU SEDANG MEMBACA
BAM (Betapa Aku Menyesal) {END}
General Fiction" Lo pasti malu kan, punya cewek lumpuh kaya gw " ucap Prilly yang membuat Ali menempatkan jari telunjuknya di depan bibir Prilly untuk membuatnya diam, tapi bukannya diam Prilly makin menjadi-jadi. " Li, gw minta sekarang Lo pergi dari sini, tingga...