Prilly's POV
Sudah 1 bulan sejak dinner itu. Pada akhirnya aku benar-benar memutuskan untuk mengikhlaskan Ali. Dan tentu saja aku menepati janji untuk pergi jauh darinya.
Sepintas ku lihat jam tangan yang melingkar di pergelangan tanganku. Aku bergegas bangun dari tempat dudukku. Ini sudah waktunya pesawat yang aku tumpangi untuk boarding.
Sambil menunggu pesawat mendarat di tujuan, aku memilih untuk tidur.
***
"Hallo Ma"
"Sayang kamu sudah sampai di Bandara?"
"Sudah. Mama ngapain sih nyuruh aku ke Bali? Mama kenapa ga temuin aku di Jakarta saja."
"Ga bisa sayang, yaudah kamu ke sini saja! Nanti Mama jelasin."
"Iya"
"Yaudah kamu tunggu sebentar, Mama sudah mengirim supir untuk menjemput kamu."
Aku menutup telepon dari Mama. Dan langsung menaiki mobil yang ku yakini itu mama yang mengirim.
"Kita mau ke mana Pak?" tanyaku pada Pak Supir.
Jujur saja aku tidak tahu mama menyuruhku ke tempat apa. Sebenarnya aku ingin bertanya kepada mama, tapi aku malas.
"Wyndham Tamansari Jivva Resort" jawab pak supir.
Aku tercengang. Ngapain Mama nyuruh aku ke resort? Masa sih liburan tiba-tiba.
***
Setelah menghabiskan perjalanan 1 jam lebih, akhirnya aku tiba di Wyndham Tamansari Jivva Resort.
Pandangan di sini sungguh luar biasa menakjubkan. Semilir angin pantai mulai kurasakan, deru suara ombak mulai terdengar telingaku.
Ombak itu berasal dari laut di seberang sana. Aku menaksir kira-kira laut itu memiliki kedalaman sekitar 50 meter.
Baru saja aku sampai di lobby resort, aku sudah disambut hangat oleh para staf di sini. Tidak hanya menyajikan pemandangan yang luar biasa, tapi resort ini juga memberikan pelayanan yang sangat baik.
"Maaf Mba, kamar nomor 18 di mana ya?" tanyaku pada Mba resepsionis.
Si Mba pun mengarahkanku ke arah kamar yang ku maksud. Aku langsung bergegas sebelum melupakan arahannya.
Tiba-tiba saja ada tubuh yang menabrakku dari samping.
"Maaf Mba, saya tidak sengaja." ucapnya.
"Gppa ko Mas" jawabku.
Orang yang menabrakku adalah seorang WO (Wedding Organizer) itu yang ku lihat pada name tag yang ia kenakan.
Orang itu terlihat terburu-buru. Karena penasaran aku pergi mengikutinya.
Ku lihat orang itu sedang mempersiapkan acara pernikahan. Pernikahan dengan konsep yang luar biasa dan bertemakan outdoor. Uniknya ku lihat tempat ijab kabulnya mengarah langsung ke pantai.
Tempat ini penuh sekali dengan warna. Aku memutuskan untuk berkeliling di tempat ini. Tempat yang akan menjadi saksi bisu menyatunya sepasang kekasih sehidup semati.
Ku lihat di bagian depannya terpasang poster yang bertuliskan A&A.
"Pasti inisial pasangannya sama-sama huruf A" batinku bergumam.
Saat kurasa sudah puas berkeliling. Aku memutuskan untuk kembali melanjutkan perjalanan menuju kamar yang bernomor 18.
Sepintas aku melihat dua punggung laki-laki dan perempuan yang ku pikir aku mengenal mereka.
**
"Sayang ko lama banget sih, mama sama papa sudah nunggu kamu dari tadi." ucap Mamaku yang langsung memelukku.
"Papa sama mama sudah kangen banget sama kamu" ucap papaku.
"Prilly juga kangen banget sama kalian" ucapku antusias.
"Oh ya, mama sama papa tahu ga? Siapa yang bakal menikah di resort ini" tanyaku sambil sesekali menyeruput teh yang ada di hadapanku.
"Kamu beneran ga tahu Prilly?" Aku hanya menggeleng tidak tahu.
"Sebelumnya mama mau nanya hubungan kamu sama Ali baik-baik saja kan? Kalian masih berteman bukan?" tanya mama.
Waktu di Singapura aku memang sangat fokus untuk menjalani pengobatanku.
Dan aku tidak pernah bercerita apapun tentang perasaanku kepada mama. Bahkan mama hanya tahu aku datang ke Jakarta karena kangen dengan kota itu.
"Baik-baik aja ko Ma. Tapi memang belakangan ini aku sudah lost contact sama Ali" jawabku jujur.
"Mama sama papa nyuruh kamu ke sini. Karena kami diundang sama orang tua Ali untuk menghadiri pernikahan Ali."
"Ouh gitu" ucapku tersenyum ke arah mama.
Mungkin aku masih bisa tersenyum mendengar kabar ini.
Namun, rasa sakit yang mulai mereda kini kembali memanas.
Aku benar-benar tidak menyangka aku datang ke sini untuk menyaksikan pernikahan laki-laki yang ku cintai bersama wanita lain.
#####
Please vote and comment cerita ini
Dan jangan lupa follow me
See you next chapter
Salam Alpril ✋
KAMU SEDANG MEMBACA
BAM (Betapa Aku Menyesal) {END}
General Fiction" Lo pasti malu kan, punya cewek lumpuh kaya gw " ucap Prilly yang membuat Ali menempatkan jari telunjuknya di depan bibir Prilly untuk membuatnya diam, tapi bukannya diam Prilly makin menjadi-jadi. " Li, gw minta sekarang Lo pergi dari sini, tingga...