chapter 15

331 18 2
                                    

Ali's POV

Aku datang tepat jam 8 malam. Aku mulai mengetuk pintu rumah Prilly. Dan dalam 3 ketukan akhirnya Prilly keluar dari pintu.

Baru saja aku melihatnya, aku sudah terpesona dengan penampilannya. Prilly begitu cantik mengenakan dress selutut dengan rambut yang dibiarkan tergerai.

"Kamu ga lupa kan sama syaratnya" ucapnya mengingatkan.

Aku hanya tersenyum membalas. Mau tidak mau aku harus menuruti syaratnya.

Aku membukakan pintu mobil untuknya. Kemudian aku mendekat ke arah Prilly untuk memasangkan seat belt. Mata kami bertemu, bahkan hidung kami hanya berjarak 2 senti.

Rasa ini masih tetap sama seperti dulu, tidak berubah sedikitpun. Bahkan dengan jarak sedekat ini, rasanya aku bisa merasakan detak jantung Prilly yang begitu kencang.

"Kita mau dinner di mana Li?" tanya Prilly antusias.

"Di mana ya? Rahasia dong" ucapku menggodanya.

"Ih Ali, ko nyebelin sih." karena gemas, aku refleks mencubit pipi chubbynya.

Mobilku mulai berjalan membelah jalanan. Ku lihat jalanan Jakarta masih dipadati kendaraan.

Akhirnya aku sampai di depan sebuah rumah makan outdoor.

"Aku bakal tutup mata kamu" ucapku sambil mulai menutup mata Prilly dengan kain.

"Memang harus banget ya tutup mata"

"Katanya mau makan malam romantis" ku lihat Prilly tersenyum bahagia.

Aku mulai menuntun Prilly berjalan memasuki rumah makan.

"Ali pelan-pelan. Aku takut jatuh. "

"Selagi ada aku di belakangmu, kamu tidak akan jatuh."

Setelah sampai, aku mulai membuka penutup mata Prilly.

"Kamu jangan buka mata dulu, nanti hitungan ketiga baru kamu boleh buka mata."

"Oke, 1, 2, 3" ucapku.

"Ali ini indah banget" Aku hanya tersenyum membalas.

Kini Aku kembali menjadi alasan kebahagian Prilly, setelah sebelumnya aku menjadi alasan air matanya jatuh.

Aku bahagia bisa membuatnya bahagia. Saking senangnya aku mencium hangat kening Prilly.

Tanganku tergerak merapihkan rambut yang menutupi wajahnya.
Ara aku minta maaf. Jujur aku belum bisa melupakan Prilly, tapi aku juga tidak bisa mengecewakanmu karena aku tahu sakitnya kecewa.

Prilly's POV

Saat aku membuka mata, semua yang di hadapanku terlihat indah. Ada banyak bunga Violet kesukaanku di sini.

"Ali ini indah banget" Ali hanya tersenyum membalas.

Ali mengulurkan tangannya, dan aku dengan senang hati membalas uluran tangannya.

Ali membawaku duduk di bangku yang sudah tertata rapih. Aku melihat ada lilin di meja dan makanan favorit ku dengan Ali.

Kami mulai menyantap makanan di depan kami.

"Li, kamu ingat ga? Waktu pertama kali kita dinner" Ali mengangguk.

"Ingat, waktu itu kamu masih malu-malu. Mau minta disuapi saja, harus ngode segala."

"Tapi kan sekarang sudah ga malu lagi hihi. Suapi dong Li!" Aku membuka mulut selebar-lebarnya.

Lalu Ali menyuapiku seperti ibu-ibu yang mengandaikan sendok sebagai pesawat kepada anaknya.

Sedetik kemudian kami tertawa bersama. Rasanya semua rasa sakitku hilang seketika.

Makanan di hadapan kami sudah habis. Aku berpikir apa yang harus kulakukan agar aku bisa bersama dengan Ali lebih lama.

Ku lihat rumah makan ini sepi sekali padahal halamannya cukup luas. Mungkin Ali menyewa tempat ini hanya untuk kami berdua. Sebuah ide melintas di otakku.

"Ali main kena jadi yuk!" Ali mengerinyit bingung.

"Please, anggap saja kita flash back masa SMA."

Aku langsung mengenai Ali saat ia sedang berpikir.

"Ali kejar aku kalau kamu berani" ucapku saat ingin berlari.

Ku lihat Ali mengejarku, tapi aku tidak ingin kalah aku semakin menambah kecepatan berlariku mengelilingi rumah makan ini.

Sesaat kemudian rasanya nafasku sesak sekali. Aku memutuskan untuk berhenti sejenak. Tiba-tiba ku lihat ada tangan yang melingkar di pinggangku.

Itu tangan Ali. Ali memelukku dari belakang. Kami saling menatap, Ali semakin mendekatkan wajahnya.

Aku memanfaatkan keadaan untuk kembali berlari. Tapi sayang baru 3 langkah aku berlari, aku terjatuh dan kakiku terkilir.

"Prilly kamu tidak apa?" tanyanya khawatir.

"Aku gppa Li." tanpa bertanya Ali langsung menggendongku ala bridal style.

Ali membawaku ke mobil. Dan mengantarku pulang.

Sesampainya di depan rumah, aku keluar dari mobil Ali dengan berjalan tertatih.

Aku menggenggam tangan Ali  "thanks for everything"

Ali mengelus kepalaku "All of this is just for you"

"Aku merasa kamu telah kembali"

"Aku tidak pernah pergi. Kamu yang kembali Pril."

Aku memilih melanjutkan langkahku memasuki rumah. Aku berpikir setelah mendengar kalimat terakhirnya, jika aku teruskan maka kami akan kembali bertengkar.

Baru saja aku ingin membuka pintu. Ali menarik tanganku dan mendekapku ke dalam pelukannya.

#####

Please vote and comment cerita ini

Dan jangan lupa follow me

See you next chapter

Salam Alpril

BAM (Betapa Aku Menyesal) {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang