007

5 2 0
                                    

GvsG07





Setelah mendengar penjelasan Asya tadi, membuat sedikit hatinya terhonyok akibat ucapannya, Asya memang benar rata rata orang beruang memiliki sifat yang semena mena dan beranggapan kalau apapun bisa dibeli dengan uang, nyata nya tidak.

Ganda sendiri yang merasakannya, memang jika orang lain melihat Ganda akan merasa iri karena bergelimang harta, sedangkan yang dirasakan Ganda berbeda, ia bahkan rela jatuh miskin sekalipun agar mendapat perhatian dari orang tuanya.

"nih ke Syayangan bang Ganda pinter banget sih," gemas Ganda seraya mngacak acak rambut Asya.

"apaan sih kak, kakak nih lebay banget sih," balas Asya acuh, seraya bergegas meninggalkan Ganda menuju kearah motornya.

Ganda gemas dengan tingkah Asya yang menurutnya sangat lucu itu, tanpa disuruh pun Ganda juga langsung bergegas menyusul Asya dan mengikuti arah motor Asya dari belakang.

Dan sampai lah mereka didepan rumah yang cukup sederhana, bahkan kalau diperhitungkan Ganda rumah Asya mungkin sangat kecil, tapi berbeda dengan Asya, Asya mensyukuri itu semua, menjalani kehidupan dengan apa adanya dan selalu berada di sekeliling orang orang yang menyayanginya, bagi Asya itu sudah cukup dan tidak perlu ada kemewahan jika kita hanya butuh kasih sayang.

Asya memberhentikan motornya, dan diikuti juga oleh Ganda, "ini rumah kamu Sya?" tanya Ganda pelan, karena ia tidak mau menyinggung Asya.

"iya, menurut kakak kecil yh," balasnya dengan senyum yang tak luput dari wajah nya, " bagi Asya seberapapun besar rumah kita, tapi kalau nggk ada keharmonisan dan kasih sayang didalamnya, juga akan sia sia kak, terus juga banyak kenangan yang ada di dalam rumah ini," sambungnya.

Lagi lagi Ganda dibuat kagum dengan ucapan Asya, "kamu bener Sya, eh yh nih btw nggk disuruh masuk nih hm?" goda Ganda seraya mendekatkan wajah nya lebih dekat kearah Asya.

"ish jauh jauh deh kak, gak enak diliatin orang tuh," jengah Asya.

"nggak papa dek jangan hirauin ucapan orang yang nggk bermutu, kan kita yang ngejalanin, buat apa dengerin omongan netijen yang gaje," balas Ganda.

"iya deh iya, nurut deh sma most wanted yang selalu aja dipuja puja para kaum hawa,"

"cielah yang jealous, kalau kalau jealous mah bilang aja dek, nggak usah nyindir nyindir,"

"dih geer, yang ku maksud tuh, kakak kan most wanted kakak selalu dipuja, nggak pernah dihujat kan, eh yh lupa mana ada yang berani menghujat seorang Ganda Geraldo Savrizo," cibir Asya.

"iya deh iya sayang, pasrah deh sama pacar yang satu ini," balas Ganda menggoda Asya seraya mencubit gemas hidung Asya.

"kakak nih, udah pesek malah dipencet pencet," gerutu Asya dengan bibir yang manyun.

"kenapa tuh bibir manyun manyun, mau dicium heh," goda Ganda kepada Asya yang membuat kedua pipi Asya memerah seperti kepiting rebus.

"apasih, udah kakak sana, pulang sono jauh jauh, hus hush," usir Asya dengan mendorong dorong punggung Ganda agar cepat pergi.

"yh udah iyh, kakak pergi nih, eits tunggu dulu tapi," ucap Ganda yang diiringi dengan menarik tangan Asya yang tadi mendorongnya,

"nama kontak kakak di hp kamu nggak boleh diganti, inget yh," lanjutnya.

Asya yang tangan nya ditarik pun, merasakan detak jantungnya seraya berdetak 2 kali lipat, "kakak nih ish," balas Asya yang menarik tangannya dari genggaman Ganda.

Tapi baru saja akan lepas, Ganda menariknya lagi dan menempatkan telapak tangan Asya tepat di dadanya, yang spontan saja membuat Asya bisa merasakan detak jantung sang pacar.

"tuh kamu rasain sendiri kan, klo kakak dideket kamu tuh, dag dig dug terus bawaannya," tatap Ganda lekat pada Asya, sedangkan Asya yang mendapat perlakuan seperti itu hanya bisa merasakan bahwa kedua pipinya saat ini pasti merah seperti kepiting rebus.

"Cieee yang baper nih akhirnya, uhh gemes deh sma pacar," cubit gemas Ganda pada kedua pipi Asya.

"udah sana ih, malah nge gombal, ati ati loh ntar jadi buaya, ihhh banyak ceweknya,"

"nggak bakal kali, cuma kamu kok yang jadi cewek aku, yakan," lagi dan lagi Ganda menggoda Asya.

Asya hanya menatapnya jengah, "udah sana pergi ah, aku tendang," geram Asya.

"iya iya galak banget sih, eh yh Sya, sampe kapan kita diem diem gini pacarannya, kakak enggak suka yh sama tuh sialan bngsd satu, yang suka godain kamu," ucap Ganda cemberut.

"hah? siapa sih kak?"

"kamu nih pura pura gatau apa amnesia beneran nih, baru juga dikasih detak jantung, masa udah amnesia sih, gimana klo kita nanti nikah hm,"

"kakak nih, apaan sih,"

"klo dia masih deketin kamu nih Sya, kakak nggak segan segan buat bikin dia masuk rs,"

"mau kakak apain dia sampe masuk rs?"

"buat dijadiin office boy, yah kakak hajar sampe masuk rs lah kamu nih bikin gemes deh,"

"iyh iyh Asya bakal ngejauh, udah sana pulang,"

"iyh iyh, bai klo udah sampe rumah ntar kakak telfon yh," balas Ganda mengacak acak rambut Asya, dan langsung ngincir pergi dari rumah Asya.

"bai Syayang," ucap Ganda seraya menancap gas motor nya dan berlalu pergi.

"huh dasar somplak, ngeselin, ada aja sih orang kayak dia di bumi ini, pengen gua musnahin rasanya, sok lagi, dasar Ganda sialan," umpat Asya kesal seraya membatin

'tapi klo dia ngeselin, somplak, rada miring, pembuat onar, kenapa gua mau sma dia yh, duhhhh' .











TBC
STAY TUNE:)

G vs G [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang