010

17 1 0
                                    

GvsG10
.
.
.
.
.
.






Ganda mengemudikan motornya secepat kilat, sengaja Ganda tidak membawa mobil biar lelaki sialan itu menyangka bahwa dirinya saat ini sedang di rumah, dengan membelah jalanan dengan kecepatan diatas rata rata itu, membuat pengemudi lain geram dengan sikap Ganda, tapi Ganda tidak memperdulikan itu dan terus saja menambah kecepatannya.

Sampai akhirnya Ganda bernafas dengan lega karena sudah berada didepan rumah Asya.

Ganda melirik jam yang melingkar dipergelangan tangannya menunjukkan pukul 7.28 pm.

Namun saat itu mendadak emosinya memuncak akibat pemandangan yang ada di depan matanya saat ini.

Bagaimana tidak si sialan yang tak lain dan tak bukan Givan kini sedang duduk berdua dengan gadisnya diteras.

Tanpa babibu, Ganda langsung saja menarik kerah baju Givan dan menghantamkan satu pukulan tepat mengenai sudut bibir Givan hingga berdarah, sampai jatuh tersungkur.

Givan yang secara tiba tiba diserang pun tak kalah bringas nya,

"anj*ng, apa apaan lu heh dateng dateng maen mukul mukul orang," geram Givan seraya mengusap sudut bibirnya yang berdarah.

"Kak Ganda apa apaan sih, maen mukul orang aja!" marah Asya kepada Ganda.

"Kamu janji nya kan sama kakak kenapa malah berduaan sama nih cecunguk sialan heh!" marah Ganda tak kalah bengisnya seraya menunjuk nunjuk Givan yang ada disamping Asya.

"Kak Givan kesini cuma main aja kak, gak lebih, lagian Asya juga udah bilang kok klo Asya habis ini mau keluar sama Kak Ganda," jelas Asya.

"Pulang lo setan sialan!" ucap Ganda kepada Givan.

Givan yang sebenarnya geram akan sikap Ganda, dan akan menjawabnya tak kalah sengit, namun ketika ia melihat gelengan Asya pun, yh kini ia hanya pasrah dan berpamitan akan pulang kepada Asya.

"Yh udah Sya, kakak pulang dulu yh jangan lupa besok,"pamit Givan seraya mengedipkan sebelah matanya kepada Asya.

Ganda yang melihat itupun hanya geram, dan bersiap akan memukul Givan, namun kalah cepat dengan Givan yang berlalu ngincir meninggalkannya dengan Asya berdua.

"Awas yh lu sialan!" ucap Ganda dengan emosi menekankan kata 'sialan' dan seraya akan menendang Givan.

Asya hanya terkekeh geli melihat tingkah kedua kakak kelasnya itu.

"Kamu ngapain ketawa heh, lagi emosi ini," celutuk Ganda kepada Asya karena bisa bisanya disaat seperti ini justru ia malah ketawa.

"Apasih kakak nih, habisnya kakak klo emosi lucu, gemesin," balas Asya yang kemudian mencubit gemas hidung Ganda dan berlalu masuk ke dalam rumah untuk ganti baju.

"Awas kamu Sya, hidung mancung gini dicubit, awas aja klo gak mancung lagi, tanggung jawab kamu," teriak Ganda dengan kencangnya agar Asya yang berada di dalam rumah mendengarnya.

Asya hanya diam saja dan tidak merespon, dia hanya geleng geleng melihat tingkah Ganda.

Setelah siap, Asya bergegas keluar rumah dan menghampiri Ganda,

"Woi setan," teriak Asya.

Sedangkan Ganda hanya menoleh dan menjawab,

"Mana setan?" ,Asya hanya menggerakkan dagunya ke arah Ganda, untuk menyawab pertanyaan Ganda yang berarti 'iyh'.

Sekejap Ganda langsung memasang ekspresi nya dengan mata menyipit,

"Wah nih udh berani yh, ngatain pacarnya sendiri setan."

"Dih mengakui sendiri, dan ralat, emang kakak pacar aku apa, sejak kapan woi, halu dasar," timpal Asya.

"Eum sejak zaman meganthropus palaeojavanicus," jelas Ganda.

"Dih ternyata situ manusia purba yh kak, kok awet sih makan apaan emang?"

"Nggk perlu makan apa apa biar awet, aku dideket kamu aja pasti awet kok," jawab Ganda dengan senyum sumringahnya.

"Pantesan kakak tuh langka...," ucap Asya menggantungkan kalimatnya, membuat Ganda penasaran dan langsung menjawabnya,

"Kenapa hayo?"

"Soalnya manusia purba buaya kek kakak tuh cuma satu, yh kakak ini, sepatutnya tuh dimuseum, ini malah berkeliaran dialam bebas," jelas Asya seraya menahan tawa.

"Yah gpp dong, kan spesial buat kamu mah apa sih yang nggk," balas Ganda yang membuat Asya terkekeh.

"Yh udah jadi nggk nih jalan?"

"Jadilah Syayang, hayo tercyduk gak sabar kn dibonceng sama mas Ganda nih wkwkwk," balas Ganda yang spontan membuat Asya tertawa.

"Apasih gaje, yh udah ayo keburu malem ini,"

"Uluh uluh, bilang aja ntar biar bisa lama lama berduaan sama mas Ganda," tak henti hentinya Ganda menggoda Asya, hingga membuat Asya kesal sendiri dibuatnya.

"Yh udh klo nggk jadi, bai mau bocan," balas Asya geram dan langsung masuk ke dalam rumahnya.

Belum sempat masuk, tangannya ditarik oleh Ganda dan membawanya ke arah motor Ganda,

"Gitu aja ngambek," ucap Ganda mencubit gemas pipi Asya.

"Nih naik," ucap Ganda menyerahkan helm kepada Asya, sedangkan Asya menggerutu,

"Gk romantis banget sih jadi orang, dipasangin kek atau gimana, hih dasar kadal ijo!" dan gerutuan Asya itu pun terdengar Ganda.

Spontan Ganda berbalik dan mengambil helm yang ada ditangan Asya lalu memasangkannya, sampai membuat Asya tercengang dibuatnya.

"Naik," Asya pun menuruti perintah Ganda untuk naik dan karena Ganda memakai motor gede, Asya harus bersiap siap pegangan ke belakang.

"Pegangan biar gak jatoh, klo jatoh gimana, kan kamu cuma satu nggak ada penggantinya, yakali bisa hidup lagi," celutuk Ganda dan melingkarkan tangan Asya ke perutnya, beruntung saja Asya menurut.

Dan Ganda pun langsung melajukan motornya dengan kecepatan rata rata.

"Ini kita mau kemana kak?" tanya Asya.

"Ke hatimu," balas Ganda entengnya.

"Serius juga,"

"Kamu serius, yh udah ayok ke KUA," balas Ganda lagi.

"Gk lucu,"

"Kamu dari dulu udah lucu Syayang ku," balas Ganda kali ini yang membuat jantung Asya marathon.

Ganda yang tidak mendengar balasan Asya pun langsung saja berkata,

"Cielah ada kepiting rebus nih,"
Tanpa menjawab pertanyaan Ganda, Asya tanpa babibu pun langsung memukul pundak Ganda.

"Ini kamu gelitikin aku Sya," bukannya kesakitan justru Ganda malah senang.

"Huh dasar rese!"


.
.
.
.
.
.
TBC
Jgn lupa vote + komen yh😉

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 15, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

G vs G [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang