005

6 2 0
                                    

GvsG05
.
.

'Kebahagiaan terkadang datang dari hal-hal kecil dari orang-orang disekitar kita:)'

.
.
.
.
.
Happy reading guys😙😋

"Kalian kalo ngebacot terus, balik sono!" geram Givan.

"Weisttt.. selow cuyyy, selow selow dong, becanda aelah babang Givan yang ganteng nih suka banget bikin kita dag dig dug serrrr dengan tatapan lu,"

"Tuh bener apa kata Gail, tumben lu pinter Il?" sahut Gama yang kemudian menatap ke arah Gail dengan alis yang terangkat.

"Gua gass juga lu Ma, dasar Hama," sinis Gail.

"Maap ga denger, netijen mohon bertenang yh, maklum gua sadar kok ganteng gua diatas rata rata, gausah diperjelas yoo," balasnya seraya menutup telinga dan nyanyi nyanyi ga jelas wkwkwk.

"Diem!" satu kata dari mulut Givan yang mampu membuat saudara kembar itu spontan terdiam.

"Eh Sya, makan nih yh, tenang nggak ada boraks nya kok, klo buat mereka berdua nih baru ada, biar koit sekalian deh," sinis Givan menatap kembaran somplak itu.

Asya hanya terkekeh, Givan yang melihat Asya tersenyum pun, juga ikutan tersenyum, hingga sebuah tepukan dibahunya membuat senyumnya pudar.

Plokkk, "Woiii babang cogan, segitunye sampe senyum, wah Il harus dirayain nih, limited nih seorang Givan es beku bisa senyum, pertama kali loh, ya gak Il," senggol Gama kepada Givan denggan sikutnya.

"Woiya jelas brother, rayainnya tiup lilin apa pake baku hantam nih yh," sahut Gail merespon Gama.

"Stttsss...cuy woi,"  panggil Gail kearah Gama dengan alis yang diangkat angkat, sedangkan Gama hanya meresponnya dengan mengangkat satu alisnya pertanda 'apa'.

"Sini sini," balas Gail dengan bisik bisik agar tidak terdengar oleh Ganda, juga memberi kode dengan tanggannya agar Gama mendekat.

"Apaan," bisik Gama.

"Kerjain kuyy, kurang beberapa detik masuk,"

"trus?" tanya Gama lagi.

"Lu oon banget sih," jitak Gail, "Kita tinggalin nih anak disini, sekarang kn jamnya bu Tirex wkwkwk," sambungnya.

"Sakit cuk, tapi gua setuju sih sama ide lu, ayok," balas Gama dengan setuju dan diangguki oleh Gail.

Mereka perlahan secara mengendap endap berjalan keluar kelas, dan memberikan aba aba kepada Asya dan juga teman temannya agar tetap diam seolah tidak terjadi apa-apa.
Kedua sahabat Asya yang melihat itu semua hanya menahan tawa.

Sedetik setelah Gama dan Gail keluar, muncullah guru kiler yang diberi julukan oleh para siswa di SMA Taruna Bangsa sebagai 'Guru Tirex', wkwkwk parah yak :v.

Saat bu Tirex masuk, semua murid siap ditempatnya masing masing, sedangkan Asya hanya diam menatap kebawah.

Givan yang melihat respon Asya menunduk, membuatnya heran, kemudian berkata, "Kenapa Sya? Ini makanannya dibawa yh, dimakan yh," ucap Givan seraya menyodorkan kotak bekal makanannya dan mencubit gemas pipi Asya.

Asya hanya diam menerima kotak bekal makan itu.

Bu Tirex diam diam mendekat ke arah Givan tanpa sepengetahuannya.

Dan saat dibelakang Givan, dengan gemas dan geram menjewer daun telinga Givan, "Givann...!" teriak Bu Tirex saat tepat di daun telingga Givan.

"Kamu ini kelas berapa heh!" geram Bu Tirex, "Kenapa ke kelas XI MIPA heh, kamu mau turun kelas? Iyh, Owh dengan senang hati Ibu akan kabulkan," sambung Bu Tirex lagi dan menyeret Givan keluar dengan tetap menjewer daun telingga Givan.

"Awh, shhh, sakit Buu, duh Bu saya kesini tuh mau ketemu sama calon istri saya masa iyh salah sih," balas Givan menahan kesakitan,

"Duh Bu, ntar klo Ibu marah marah cantiknya ilang loh, yakan dek," bujuk Givan dengan meminta kompromi dari kelas XI MIPA 2, agar menyetujui perkataannya tadi, namun bukannya mendapat respon 'iyh' justru mereka semua diam tak bergeming dan hanya menatapnya saja.

"Aelah lu pada kagak bisa diajak kompromi, gak asikkk," sahut  Givan.

"Kamu nih, keluar sana," geran Bu Tirex.

"Yaelah Bu, gimana gua mau keluar, eh saya, aelah nih mulut, maaf maaf Bu," oceh Givan, "Maksud saya tuh, gimana saya bisa keluar, ini jewerannya makin kenceng," sambung Givan.

.
.
.
.
.
TBC guys
Maaf klo terlalu gaje dan banyak typo😁
Stay tune yoo😉

G vs G [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang