.
.
.
."Rasa khawatir dan juga peduli dengan dosis yang tepat adalah perwujudan cinta yang menyenangkan"
.
.
.
Menghadapi seorang seperti Lucas memang kadang melelahkan, Jaemin tahu itu adalah resiko yang harus ia ambil saat tahu ia memiliki perasaan pada si beruang madu.Beruntunglah ia bukan orang yang akan mudah luluh dengan kata-kata manis dan permintaan maaf dari kekasih menyebalkannya.
"Aku tidak sengaja, Na~"
"Mau sengaja atau tidak, yang jelas kau salah.
Memprovokasi orang lain hingga dia menyerangmu, lalu dengan mudah kau lolos hanya karena mendapat luka lebih banyak.
Apa itu terdengar sebagai perbuatan yang berbudi luhur?""Jangan membelanya lagi, aku yang sakit disini"
Jaemin menghentikan langkahnya, membuat Lucaspun berhenti, mereka kini dalam perjalanan pulang ke kost.
Berjalan di trotoar. Jaemin menautkan lengannya di lengan Lucas, jika ia bilang ia marah atau ia benci Lucas percayalah itu hanya bohong.
Nyatanya rasa cintanya melebihi kekesalannya.Jalanan tak terlalu sepi, namun orang yang berpapasan hanya akan memandang pertikaian kecil mereka sebagai sesuatu yang manis.
"Dengarkan aku."Suara Jaemin mulai datar, dan itu membuat Lucas sedikit merinding.
"Kau bukan anak kecil lagi. Aku tak perlu mengatakan apakah yang kau lakukan itu benar atau salah.
Kau lebih tahu dari aku.
Sekarang aku tanya, jika suatu saat ada yang menggangguku, lalu aku menyerangnya, kemudian kuhajar dia sampai mati, siapa yang salah?"Mata Lucas melebar.
"Woah, jika ada yang mengganggumu akan kuajar dia. Berani-beraninya dia mengganggu kekasihku"
"Siapa yang salah kemudian?"
"Tentu saja dia...!
Dia yang mulai""Sama seperti kau.
Kau dan Haechan yang memulai masalah dengan Hendery.
Dia hanya membela diri.
Sekarang kau paham beruang pemarah?"Lucas tak menjawab, Jaemin benar.
.
.
.Kamar sewa mereka ada di gedung yang sama, Lucas pindah kemari sejak setengah tahu lalu.
Alasannya tentu agar lebih sering bertemu dengan Jaemin.Gedung ini terdiri dari empat lantai, dengan lima kamar perlantai-nya.
Kunci kamar Lucas selalu diletakkan di bawah pot kecil didepan kamar. Satu lagi yang ia bawa kemana-mana, dijadikan satu dengan kunci locker dan lain-lain hilang seminggu lalu, ia bahkan harus minta kunci locker baru pada bagian prasarana.
Jaemin mengambil kunci, dan Lucas membiarkan kekasihnya melakukan apa yang ia mau.
Kamar itu dibuka, namun sekali lagi langkah Jaemin terhenti.
Helaan nafasnya bersamaan dengan ia menoleh kebelakang.
Dan yang ia dapati adalah wajah Lucas yang memelas bak anak kucing dengan memar-memar di sana, mana bisa Jaemin marah?
KAMU SEDANG MEMBACA
Luke and His Nana
Fanfiction"Tidak butuh alasan kompleks untuk mencintai seseorang yang sempurna seperti kau " #CasMin #LuMin