Delapan

382 52 6
                                    

.
.
.
.
.
.
"Tak sulit sebenarnya untuk mulai bicara, yang sulit adalah membuang ego,canggung dan rasa ragu"
.
.
.
.

"Siwon hyung..."

Siwon duduk di meja kerjanya,menopang dagu dengan kepalan tangan sambil memandang lurus kearah pintu yang terbuka, Jaemin berdiri di depan ruang kerja kakaknya dengan tangan saling menaut di depan perutnya sendiri.

"Masuklah, Jaem"

Jaemin melangkah dengan enggan.

Dan segala sikap itu terlihat di mata Siwon.

"Siwon hyung, aku minta maaf"

Helaan nafas Siwon adalah jawaban dari permintaan maaf yang terlontar dari bibir adiknya, mereka tak banyak bicara beberapa bulan ini, atau lebih tepatnya setelah orang tua mereka meninggal karena kecelakaan hampir lima atau empat lalu.
Jaemin yang baru masuk Junior High School berubah menjadi sosok yang sangat tertutup baik pada Donghae maupun Siwon.

"Masuklah Jaem ..., Aku tak akan memukulmu.
Jika ada yang harus di bunuh, tentu aku akan memilih kekasihmu itu sebagai korbannya."

Kata-kata Siwon tersebut menghasilkan raut terkejut yang amat kentara di wajah si bungsu, jangan lupakan mata yang mulai berkaca-kaca di depan sana.
Bahkan kaki Jaemin yang Awalnya sudah ada di ambang pintu, kini mundur satu langkah.

"Andwe Siwon hyung..."Jaemin menggeleng keras membuat Siwon sedikit tertawa.
Sebegitu takutnya kah Jaemin melihat Lucas terluka?

Pemuda dua puluh tujuh tahun itu berdiri, menghampiri sang adik yang kini menangis lagi.

"Kau begitu menyukainya?
Auh itu membuat aku cemburu, Jaem.."
Tak menjawab Jaemin malah tertunduk makin dalam.

Kemana perginya Jaemin yang galak dan mampu membuat Lucas maupun Haechan tak bisa membantah itu pergi?
Sekarang ini yang berdiri didepan Siwon hanya seorang remaja yang bucin dengan pacarnya.

"Sini.. Sini... Biar kuberi satu pelukan.
Dan tak akan ada yang melukai kekasih menyebalkanmu, Jaemin"

Siwon merengkuh tubuh kurus adiknya yang kini semakin bertambah tinggi.

Diantara mereka bertiga Siwon Dan Jaemin memiliki tinggi badan yang bisa dibilang menjulang, sementara Donghae lebih pendek, seperti mendiang ibu mereka.
Namun jika diperhatikan lebih jauh Donghae dan Jaemin memiliki fitur wajah yang lebih halus sementara Siwon benar-benar berwajah tegas, seperti mendiang ayah mereka.

Manusia yang meninggal tak pernah 100 persen meninggal, terutama bagi yang sudah punya keturunan, karena sebagian DNA mereka telah diturunkan kepada anak-anaknya.

Siwon menyayangi kedua adiknya ini dalam porsi yang sama, namun kepada Jaemin Ia tak bisa menunjukkan rasa sayangnya, karena Jaemin sendiri begitu menjaga jarak dari Siwon.

"Kau begitu menyukai Lucas..?"
Tanya Siwon yang menepuk-nepuk pelan punggung Jaemin.

Sang adik menganggukkan kepalanya, hal itu membuat Siwon menghela nafas.

"Maaf."Cicit Jaemin pelan.

"Tak apa, ini sudah terjadi.
Hyung tak ingin memisahkanmu dengan anak menyebalkan itu, karena bagaimanapun juga kehadiran Lucas punya dampak positif cukup besar terhadapmu, Jaem.
Hyung hanya merasa kecewa karena seperti begitu banyak hal yang tak kami ketahui tentangmu.
Semakin hyung pikirkan, justru makin banyak hal yang muncul dipikiran hyung"

Siwon bisa merasakan Jaemin meremat bagian belakang kemeja yang ia kenakan.

"Aku, sebenarnya pulang untuk membicarakan beberapa hal.
Apa hyung tak keberatan?"

Luke and His NanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang