.
.
.
.
.
.
"Banyak hal penting dalam hidup selain melulu hanya pasangan, keluarga salah satunya.
Dan jika pasanganmu bisa membuatmu lebih dekat dengan keluargamu dibanding dirimu sendiri, jangan kau lepaskan dia"
.
.
.
.
.
."Kau hanya bawa tas kecil itu, Na?"
"Dirumah ada banyak baju, lagipula ini hanya tiga hari dua malam, tak perlu membawa baju terlalu banyak"
"Okay kalau begitu"
Jaemin benar menuruti Permintaan Siwon untuk pulang ke rumah, dengan ditemani Lucas tentu saja.
Ini bukannya mereka akan pergi ke luar kota, tempat tinggal Jaemin ada di Seoul juga.
Bukankah sudah kubilang Siwon adalah salah satu dosen di salah satu universitas di kota ini.Ketiganya masih menempati rumah yang ditinggalkan orang tua mereka, beban hutang yang ditanggungkan mendiang cukup besar, namun tak sampai membuat rumah mereka disita karena Siwon mengajukan diri sebagai penjamin hutang.
Ini yang sempat membuat Jaemin merasa terbebani untuk menerima terlalu banyak dari kakak-kakaknya.
Donghae sendiri sudah bekerja sampingan di banyak tempat sejak awal kuliah.
Membuka klinik hewan membutuhkan dana yang tak sedikit.
Jaemin semakin merasa bersalah.Ia memilih untuk tinggal di asrama juga dengan banyak pertimbangan, termasuk biaya transportasi yang pasti akan membengkak jika ia naik kendaraan setiap hari.
Itu hampir dua kali lipat dari biaya asramanya dalam perhitungan satu tahun.Helaan nafas pemuda manis itu menarik atensi manusia tinggi yang kini duduk di sampingnya.
Mereka kini ada di dalam bus dan hanya saling diam satu sama lain tanpa ada pembicaraan."Kau gugup ?"
"Heum..."
"Kau ini mau pulang, bukannya mau sidang.
Harusnya kau senang babe""Aku tahu, hanya... Entahlah rasanya malu"
"Aku disini, kau tidak sendiri"
Jaemin tersenyum memandang Lucas, sementara Lucas terpana melihat wajah Jaemin yang tersenyum tipis disirami cahaya matahari dari jendela.
Kulit putih itu nampak pucat bercahaya, mata indah itu kini keemasan dibingkai bulu mata panjang yang lentik dan cantik, bibir Jaeminnya yang merah tersenyum hangat kearahnya, bibir yang selalu sangat manis dan hangat, pipi halus itu pula seperti mengundang Lucas untuk membelainya pelan....mengecupnya, lalu______Lucas menggelengkan kepalanya cepat.
Itu membuat Jaemin bingung."Wae...?Kau mabuk darat?".
"No... It's not like that.... Entahlah pikiranku hanya sedikit kotor barusan"
Jaemin memukul kening Lucas pelan.
"Dasar mesum!!"
.
.
.
.
.
"Aku baru pertamakali masuk Hanyang, dan woah kampus ini sangat keren.."Lucas memandang ke sekeliling.
Mereka memutuskan untuk menunggu Siwon di universitas saja, mengingat mereka datang tanpa pemberitahuan.
Di rumah tak akan ada orang ditambah pintu pasti terkunci.Kedua kakak Jaemin tak merubah apapun dari rumah yang ditinggalkan orang tua mereka, termasuk pagar yang memakai kunci manual.
Dan baik Donghae maupun Siwon selalu membawa kunci itu bersama mereka.Percumah pulang kerumah, jika harus menunggu sampai salah satu dari keduanya pulang bekerja.
Lucas masih memandang takjub pada sekeliling, sesekali mencuri dengar percakapan kekasihnya dengan pihak keamanan yang tentu tak akan percaya jika Jaemin adalah seorang mahasiswa.
Mungkin iya untuk Lucas, perawakan mendukung untuk berbohong.
Dengan mengatakan ia adalah mahasiswa disini orang akan percaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Luke and His Nana
Fanfiction"Tidak butuh alasan kompleks untuk mencintai seseorang yang sempurna seperti kau " #CasMin #LuMin