|•| My Note II

98 55 4
                                    

Happy Reading
♥️
♥️♥️

Jika aku menutup mataku
Aku pikir aku akan mengingat
saat kita bersama
Saat aku menutup mataku
Aku pikir aku hanya akan mengingat kenangan indah

Tonight- Jin BTS 🎶

(cek mulmed di atas ya bagus banget buat di denger:)
Ini lanjutan My Note I Bab sebelumnya ya,

______

Tes

Pipi ku basah, aku tidak sadar sedari tadi memikirkan tentang kesendirian ku, ternyata aku sudah menangis...

Hebatnya aku masih berdiri di tangga, belom bergerak sedikit pun dari beberapa menit yang lalu, yahh aku sedang menuruni tangga menuju dapur, karena cacing di perut sudah disko.

"Gila gimana ga pegal kakiku, hufttt......."
Terdengar hembusan kasar setelah ia mengeluh.

Bunda, papah, abang bahkan teman pun ga ada saat aku membutuhkan mereka,,

Aku kembali berjalan menuruni tangga menuju ruang dapur, apakah ada cemilan yang bisa ku makan untuk mengganjal perut

2 menit berlalu, ternyata tidak ada sama sekali..
"Duh harus ya habis hari ini, males banget masak.. Apalagi keluar rumah, elahh gini amat yah diriku" aku sudah mager sekali ditambah perut ku semakin lapar membuat ku meyakinkan diri harus ke supermarket terdekat untuk beli cemilan bulanan yang sudah habis

Aku memperhatikan Jam tangan yang selalu melingkar dengan pas di pergelangan tangan kiriku

"Ok masih jam 7, tinggal ambil duit dan jaket"

Setelah berlari ke atas dan mengambil keperluan ku tadi, aku dengan cepat melangkahkan kaki menuju supermarket di depan komplek rumah ku

Dingin nya malam ini membuat ku semakin merapatkan jaket yang membaluti ku

"Emm beli apa aja ya nanti? Cokelat, keripik kentang, keripik singkong, susu cokelat, susu strawberry, permen milkita, roti tawar, selai, roti gandum, oh ya es krim, telur, nah itu abang roti bakar sekalian aja nanti, duh jadi ga sabar" aku terus berbicara sendiri apa saja yang ingin ku borong nanti,

Bisa kalian tebak aku memang suka makan, ditambah dengan ngemil meski begitu badan ku tetap kurus aja malah kata orang body goals, parah sih tapi aku hanya meng-aminkan nya, kata kata adalah Doa .

Angin sepoi di malam itu menerbangkan helaian rambut yang ku biarkan terurai

7 menit aku berjalan, akhirnya sampai ke tujuan.

Pintu ku buka, terdengar lonceng yang tergoyang akibat dorongan pintu menandakan ada pelanggan datang
"Aku harus cepat nih.."
"Okeh tadi apa aja yah, oh iya ini.. Terus ini,ini,itu....." sedari tadi aku sibuk bergumam sambil mengambil apa yang kubutuhkan jangan sampe ada yang terlewatkan pikir ku.

Tinggal satu lagi barang yang belom aku ambil dan letak nya ada di atas rak tinggi

"Elah gimana nih, tinggi 162 aja ternyata belom cukup yah" aku bingung harus apa, sedangkan karyawan yang dibutuhkan untuk membantu tidak ada, entah pada kemana mereka.
"Tapi kenapa jadi sepi gini yah supermarket nya, jadi serem... duhhh" aku mengusap tengkuk ku dan saat aku membalik badan..

Dugg..

Aku menabrak sesuatu yang keras, perasaan tidak ada dinding di belakang ku tadi deh pikirku sambil memegang dahi
.., kepalaku menengadah ke atas ternyata ada cowo berpakaian seperti karyawan di sini maybe tinggi nya 170an atau lebih, dan aku hanya sedada nya...

"Ada yang bisa saya bantu? " ucap nya sopan, tapi wajah nya ga menunjukkan keramahan, datar banget, flat, kaya di novel novel..

'Ternyata memang beneran ada ya' batinnku

"Mba... " suaranya membuat ku kembali sadar

"Eh iya bang, itu barang nya tinggi banget saya ga bisa ambil, boleh minta tolong ambilkan? " kataku sambil menunjuk barang yang ingin ku beli

"Yang biru itu?"

"Iya bener yang itu, tolong ya.."

Dia mengambil nya dengan mudah dan meletakkan di keranjang belanja ku
"makasih banyak ya bang, oiya supermarket nya kenapa sepi banget ya bang? " aku sudah berusaha untuk tidak bertanya tapi rasa penasaran terus mendesak ku karena ini tidak biasanya, bukan sekali dua kali aku belanja di tempat ini.

Dia menoleh ke arahku masih dengan wajah datar nya tadi diiringi tatapan mata yang teduh, cowo itu hanya menggerakan bahunya lebih tepatnya dia mengendikkan bahunya

Lah? Ko... Ya sudah lah..

Selesai membayar di kasir, aku keluar, tapi pikiran ku masih menetap tentang kejadian barusan, aku baru sadar kenapa aku gugup di tatap mata cokelat yang indah dan teduh itu.. Eh ko malah muji dia, tapi ya jujur selama aku SMP yang sudah mengenal rasa suka dengan lawan jenis, cowo ganteng banyak aku temui tapi tidak pernah merasakan seperti ini sebelum nya 'aneh' banget

Memang cowo tadi ganteng pake banget, di tambah mata nya yang jernih dan teduh seperti memiliki magnet untuk tenggelam ke dalam indah nya hamparan luas berwarna cokelat di mata itu hingga aku merasakan desiran aneh muncul di tubuh ku, bulu mata nya lentik, rambut nya ke cokelatan sepertinya memang sudah dari lahir dan tebal, hidung mancung, badan nya tegap dan tinggi, rahangnya tegas, kulit putih.. Hm dia cocok jadi selebgram bahkan model ckck

Apa dia seumuran ku? Sepertinya iya.

______

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

______

5 menit aku berkutik dengan belanjaan ku tadi, kemudian memasukkan nya ke dalam kulkas, dan sebagian ku bawa ke dalam kamar untuk nyemil.

Beberapa cemilan sudah berserak di hadapanku, "sejak kapan aku bisa mengingat rupa seseorang dengan detail, apalagi itu cowo?" aku bertanya pada sunyi yang menemani ku, tapi tidak mendapat jawaban, setelah nya hanya terdengar suara dentang jam dinding dan mulutku yang asyik mengunyah makanan dengan senang.

Tidak terasa waktu terus berjalan, jam menunjukkan pukul 09.25 wib malam

Sudah beberapa menit yang lalu aku menyelesaikan cemilan untuk mengganjal perut , sekarang aku duduk di balkon kamar menikmati susu coklat, di pangkuan ku juga sudah ada buku binder fosfor. Beberapa malam ini aku sering merenung sendirian di balkon kamar melihat bintang dan bulan yang selalu muncul seakan akan tahu bahwa aku sedang kesepian dan perlu ditemani. Aku tersenyum sendu. Bintang saja punya teman, masa aku kalah ya?

______

Joy si enjoy
06 |Mei |2020

Tinggalkan jejak Vote:)
Itu suatu penghargaan buat author
👇

Moment At Seventeen (Slow Update) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang