Part 3

54.3K 2.9K 25
                                    

🌃 Senin, 6 Maret 2017

Suara ponsel yang berbunyi nyaring membuat Nanda terbangun dari tidur nyenyaknya. Pria itu tidak langsung membuka mata. Rasa sakit dan pusing yang menghantam kepalanya membuat pria itu menunda untuk membuka mata. Tubuhnya terasa lelah dan pegal di mana-mana. Nanda membalikkan tubuhnya hingga posisinya menjadi menyamping. Matanya langsung dipaksa terbuka ketika wajahnya bersentuhan dengan sesuatu yang hangat. Pria itu terbelalak kaget ketika menemuka tuhuh telanjang seorang perempuan tepat di depan wajahnya. Pria itu lebih kaget lagi ketika menyadari bahwa tubuh itu bukanlah tubuh kekasihnya.

Nanda segera membangkitkan tubuhnya yang masih menindih sebagian tubuh kecil di bawahnya. Tangannya bergetar ketika melihat tubuh tengkurap itu. Tubuh itu tergeletak di sisi tempat tidur, sebagian tubuh bergelantungan melewati batas tempat tidur hingga rambut panjang itu menjuntai menyapu lantai. Tangan Nanda bergetar. Tubuh itu biarpun asing tetapi terasa sangat familiar. Seperti sangat dikenalinya. Tapi dia masih berharap kalau tebakannya adalah salah. Nanda membenarkan posisi tubuh itu agar sepenuhnya berada diatas kasur.

"Ya Tuhan." Nanda panik bukan main ketika melihat siapa pemilik tubuh itu . Pria itu mengusap wajahnya berkali-kali berharap kalau itu adalah mimpi atau khayalannya saja. Namun sebanyak apapun dia mengusap wajahnya tetap saja apa yang dia lihat tidak berubah. Wajah perempuan yang terpejam damai itu masih sama dengan wajah yang dilihatnya ketika membalikkan tubuh itu tadi.  Walaupun dia masih berpakaian lengkap tetap saja pasti telah terjadi sesuatu. Perempuan itu pasti tidak akan telanjang sendiri tanpa ikut andil dirinya.

Pria itu segera bangkit dan memperbaiki celananya yang sedikit melorot. Matanya bergerak menyusuri seluruh isi ruangan yang asing itu. Ruangan putih itu terlihat kacau di sana sini. Pandangannya kembali tertuju ke sosok tubuh yang meringkuk di atas kasur. Tak kalah kacaunya. Nanda menjambak rambutnya sendiri. Sama sekali tidak bisa mengingat kenapa dia bisa berakhir di kamar ini. Entah bagaimanapun permulaannya hingga mengakibatkan tubuh perempuan yang sangat dikenalinya itu berakhir tergeletak di atas kasur dalam keadaan telanjang. Tapi yang pasti dia tidak memperlakukan gadis itu dengan baik.

Entah apa yang sebenarnya terjadi, tapi Nanda sadar betul bahwa itu adalah sesuatu yang tidak seharusnya. Pandangannya kembali menyapu tubuh Binar. Pria itu menarik napas panjang. Kerongkongannya terasa tercekat. Dia tidak semestinya melakukannya pada gadis kecil itu. Bahkan sekalipun Binar tidak melakukan penolakan, dia tetap tidak boleh melakukannya. Apalagi dilihat dari bagaimana kondisi kamar dan keadaan perempuan itu, Binar pasti telah menolaknya habis-habisan.

Pria itu kembali mendekati tempat tidur. Berkali-kali menyebut nama tuhan yang bahkan tak layak terucap dari lidahnya ketika melihat kondisi gadis yang bahkan seratus persen bisa dipastikan sudah tak lagi gadis itu. Nanda berdecak kesal, berkali-kali menghembus napas berat saat menemukan luka dan lebam kebiruan yang hampir bisa ditemukan di manapun pada tubuh di depannya.

Nanda mengambil selimut lalu menutup tubuh itu. Tangannya mengambil tangan lunglai perempuan yang masih terlelap itu lalu menciumnya berkali-kali sebelum meninggalkannya. Pria itu menutup pintu kamar pelan. Berdiri menatap pintu yang tertutup itu. Dari semua tempat yang ada di dunia ini entah kenapa dia harus berakhir disini dan dari semua perempuan yang ada di di dunia ini kenapa Binar yang harus ditemukan tak berdaya di sana. Dari sekian banyak hal yang bisa dilakukan kenapa dia harus menyakiti perempuan yang sudah dianggap sebagai adiknya itu.

Nanda berjalan meninggalkan rumah tetangganya itu. Pintu depan bahkan tidak tertutup rapat sejak tadi malam. Ketika keluar udara dingin langsung menyapu kulitnya maklum ini masih jam 04.00 pagi. Nanda memasuki halaman rumahnya yang tepat berhadapan dengan rumah Binar. Pria itu sedikit mengernyit ketika menemukan pintu rumahnya juga tidak terkunci. Napasnya tertahan setelah membuka pintu.

Broken Touch (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang