Bima sedang bekerja sebagai waiters di sebuah cafe. Tugasnya membereskan meja yang kotor, pengantar makanan online. Ia melakukan ini demi bertahan hidup. Jika bukan dia, siapa lagi yang akan mencari nafkah? Ayahnya? Beliau sudah meninggal pasca kejadian kebakaran 17 tahun lalu, ibu nya? Usianya sudah tidak muda lagi. Jadi lebih baik ibu Yuni menikmati masa tuanya. Dewi? Dia sudah berumah tangga tidak mungkin memberatkan kakaknya itu. Namun sesekali suami, Herman itu yang memberikan uang untuk menambah kebutuhan keluarga Bima. Adam? Dia masih harus menyelesaikan sekolah nya, dan melanjutkan cita-citanya menjadi Dokter.
"Kulakukan demi Adam!"
Bima sedang mengelap meja yang kotor sebekas pengunjung yang makan di cafe itu.
"Bima" panggil seseorang
Bima menoleh, ternyata salah satu pegawai cafe memanggilnya. "Ada apa?"
"Lo di panggil Boss, tuh" jawab pegawai tersebut lalu kembali melanjutkan pekerjaannya.
Bima segera menuju ruangan Bosnya. Bosnya itu memang sering kali memanggilnya.
*****
Bima mengetuk pintu dan masuk sebelumnya ia sudah mengucapkan "permisi"
Bima mendekat ke arah Bosnya.
"Ada apa ya, Bapak panggil saya? " tanya Bima hati-hati.
"Rekan saya memesan beberapa makanan dari cafe ini, karena Jono, kurir yang biasa nganterin delivery itu sudah mengundurkan diri, jadi saya minta kamu yang menggantikan posisinya dulu" jawab Pak Boss menjelaskan.
Bima hanya mengangguk.
"Di bagian kasir sudah disiapkan silahkan ambil, alamatnya juga sudah tertera" jelas Pak Boss
"Baik Pak, kalau begitu saya permisi" pamit Bima dan keluar dari ruangan bossnya.
*****
"Pesenan rekan Pak Bosa mana? Mau gue anterin" ucap Bima
"Yakin lo bim" ucap ari. Teman Bima yang bekerja di bagian kasir.
"Gue lakuin demi anak gue"
Ari tak mau banyak bertanya, memang dia sudah tau prinsip Bima yaitu adalah kebahagiaan keluarga dan adam anaknya nomor satu.
Ari mengangkat beberapa box makanan yang lumayan banyak, Bima pun mengambilnya dan menaruh di tas berukuran besar yang tempatnya berada di bagian belakang motor.
Setelah memastikan semuanya beres, Bima naik ke atas motor dan menjalankan motornya menuju tempat tujuan.
*****
"Adam, semisal kamu lulus SMA, mau nerusin kuliah atau kerja?" tanya Intan mereka berdua sedang berada di bangku dekat kantin sekolah.
"Gak tau, Tan. Aku 'kan gak punya banyak uang jadi mengharapkan kuliah itu cuma bisa mimpi" jawab Adam
"Kok gitu sih, Dam, harusnya kamu berusaha jangan nyerah gini" cerca Intan
"Berusaha gimana Intan? Makan aja aku seadanya, gaji Baba aja gak terlalu banyak. Mungkin nanti aku langsung cari kerja biar gak bebanin Baba banyak. Lagian itu masih dua tahun lagi kita lulusnya."
"Kalo kamu? Kuliah?" kini Adam berbalik tanya
"Sepertinya. Karena mama itu mau aku sekolah yang tinggi. Biar jadi orang sukses" jawab Intan.
"Enak ya punya mama, rela melakukan apapun demi melihat anaknya sukses" ucap Adam.
"Adam" rilih intan tangannya memegang tangan Adam. Ia merasa melukai perasaan Adam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Garis Biru Series 2
FanfictionDisclaimer: ini hanya cerita fiksi dan gambaran lanjutan dari film "Dua garis biru" versi 'aku'. Hanya bermaksud untuk menghibur, be smart, please. Enjoy this story. Kisah Dara dan Bima yang masih berlanjut, namun berpengaruh besar terhadap anak me...