bagian 02

3.5K 102 4
                                    

Adam masuk kedalam rumah,  walaupun neneknya memanggil beberapa kali, namun sama sekali Adam tak menjawab. Ia tetap terus berjalan menuju kamar, lalu langsung mengunci kamarnya.

"Dam, Adam.. Kenapa kamu?" tanya Ibu Yuni dari luar kamar sambil mengutuk pintu kamar Adam.

-Adam pov.

"Adam gak kenapa-napa, Nek" jawabku sambil membaringkan tubuh diranjang.

Tak lama suara nenek sudah hilang mungkin ia sudah meninggalkan kamarku.

Aku mengusap wajahku dengan kasar, lagi-lagi aku harus mendengar semua umpatan-umpatan orang sekitar yang mengataiku dengan kasar.

"Mama, rindu" batin ku.

"Seandai mama ada, pasti nasib Adam gak begini, 'kan? Baba selalu cerita waktu Adam kecil. Katanya mama itu perempuan tercantik disekolah Baba saat SMA. Mama juga pintar, lebih pintar dari Baba. Adam pasti selalu pamerin mama sama teman-teman Adam. Waktu hari ibu beberapa waktu lalu. Adam benar-benar sedih karena gak bisa ngasih hadiah buat mama. Baba bilang, mama pergi jauh buat sekolah diluar negeri. Tapi kenapa mama gak balik lagi? 16 tahun, ma. Mama kalau pulang, langsung temuin Adam ya? Peluk Adam. Adam juga mau ngerasain gimana rasanya dipeluk mama"

******

"Mama! Kenapa mama ngomong begitu sih sama Adam!" marah Intan dan menepis tangan mamanya.

"Mama gak suka kalo kamu dekat sama Adam! Jauhi dia, mama gak mau kamu seperti mama Adam. Hamil diusia segini! Mama yakin, buah gak jauh dari pohonnya. Lebih baik kamu nurut dari pada itu kejadian sama kamu!" bentak mama Intan.

"Mama salah! Adam gak seburuk apa yang mama katakan-"

Plakk..

Tamparan kasar mendarat di pipi gadis manis itu. Perih? Tentu saja!

"BERANI KAMU MELAWAN MAMA!HAH?!"

Intan meringis kesakitan di bagian pipinya, air matanya terjatuh. Ini pertama kali Intan di tampar sang mama.

Intan memandang wajah mamanya dengan wajah kecewa, sambil memegang pipi yang sehabis di tampar.

"MAM-MAMA JAHATT!" triak Intan lalu berlari masuk kedalam kamarnya.

Mamanya itu hanya menatap kepergian Intan.

******

"Adam sayang, bangun yuk" ucap seorang wanita yang berdiri di ambang pintu kamar adam.

Adam membuka matanya perlahan, kemudian ia terkejut melihat wanita yang berdiri tak jauh darinya. Namun posisi wanita itu membelakangi dirinya.

"Siapa?" tanya Adam dengan rasa takut

"16 tahun yang menghilang kini kembali menemuimu" ujar wanita itu membuat Adam terkejut.

Adam terbelalak tak menyangka mendengar ucapan wanita itu, Apakah itu Dara? Mamanya?

"Mama?" panggil Adam reaksinya sangat bahagia.

Wanita itu terlihat mengangguk.

"Mama, kenapa mama ninggalin Adam dan Baba? Adam punya salah 'kah sama mama? Adam tau Adam itu dilahirkan dari perbuatan zina, tapi ama sama baba juga sudah nikah. Jadi udah pasti sah 'kan? Adam bukan anak haramkan ma?!"

Itulah ucapan yang keluar dari mulut Adam, posisinya sekarang sudah duduk di pinggir ranjang dan melihat punggung Dara yang masih membelakanginya

Dara terdiam tak menjawab pertanyaan Adam. Membuat Adam semakin kebingungan

"Mama? Jawab mama!"

"Mama sayang 'kan sama Adam dan baba?"

"Mama?"

Sama sekali tak ada sahutan dari Dara, Adam juga sedikit kesulitan melihat jelas wajah mamanya itu.

"Mama dengar Adam kan?"

"Mama"

"Mama"

"ADAAMMM" panggil Bima kencang.

"MAMA" teriak Adam, ia terbangun dari tidurnya.

"Kenapa dari tadi kamu teriak-teriak?" tanya Bima mendekati Adam.

"Adam mimpi mama, Bab"

"Adam lihat mama disana" sambil menunjuk ambang pintu kamarnya.

Bima mengikuti arah yang di tunjuk Adam, lalu kembali melihat kearah adam.

Adam tertunduk takut.

"Berdoa aja untuk mama, mungkin sampai kapan pun mama gak akan pernah menemui kamu" ucap Bima menatap dalam mata adam.

"Belajarlah seperti kejadian barusan, kamu bermimpi bertemu mama kan?" tanya Bima dan diangguki Adam.

"Itu tandanya kamu hanya bisa bermimpi untuk bertemu sama mama, mama sudah bahagia dengan yang lain. Tolong ngertiin mama kamu, Dam" ucap Bima lagi. Perkataannya berbeda seperti yang tadi siang.

"Apa baba gak kangen sama mama?" tanya adam

"Kangen. Kangen banget, tapi mama sudah pindah ke negeri yang jauh, di Korea. Mama tinggal disana" jawab Bima.

"Untuk apa mama ke Korea?" tanya adam.

"Melanjutkan sekolahnya" jawab Bima sambil mengingat kejadian dulu.

"Hanya itu 'kan? Berarti mama pasti akan balik lagi. Mama gak akan cari suami lagi disana"

"Mama juga akan selalu ingat Adam kan" lanjut Adam merasa yakin. Mamanya hanya fokus bersekolah. Tidak untuk hal lain.

Bima hanya bisa tersenyum mungkin saja suatu saat nanti Dara bisa balik ke Indonesia. Ia tidak mengharapkan Dara datang dan akan kembali tinggal bersamanya. Yang ia inginkan hanya Dara datang menemui Adam dan bahagia bersama putranya.

keesokan harinya, kini Adam berada disekolah. Ia masuk kedalam kelas. Adam duduk di kursinya paling belakang, tetapi sebelumnya ia membersihkan sampah yang berserakan di sekeliling kursi dan mejanya terlebih dahulu. Hal itu sudah sering terjadi. Hanya pada tempat duduknya saja yang seperti itu, dan itu adalah perbuatan teman kelasnya.

"Anak haram kerjain PR gue dong!" ucap Aldy salah satu murid terjahil dikelas.

Adam hanya diam. Dia sudah biasa dari kecil di maki-maki begitu, tentu saja sudah biasa.

"Adam" panggil Intan dan duduk di samping bangku Adam.

"Kenapa?" tanya Adam datar.

Intan menunduk membuat Adam heran dengan gadis disampingnya.

"Kenapa, Intan?" tanyanya lagi.

"Maafin mama aku kemarin" jawab intan pelan-pelan.

"Gapapa kok, aku sudah terbiasa dengan umpatan seperti itu" jawab Adam terlihat biasa saja.

Intan menengok kearah Adam.

"Kamu gak marah?" tanya intan

Adam menggeleng kepala sambil sesekali mencuri pandangan ke Intan.

Intan pun tersenyum lega. Ia hanya takut Adam akan menjauhinya karena perbuatan sang mama yang berkata tak senonoh.

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN YA, JANGAN JADI PEMBACA HANTU! AJAK TEMANMU UNTUK MEMBACA CERITA INI JUGA, TAPI SEBELUMNYA HARUS LIHAT FILM DUA GARIS BIRU DULU. BIAR ALURNYA NYAMBUNG. THANKYOU❤

-SALAM MANIS DARI Author.

Instagram: @sftiaraa_

Teman-teman jangan lupa baca cerita aku yang lainnya dan gak kalah menarik lho. Tak baca maka tak tauu. Jadi ayok mampir💗

Dua Garis Biru Series 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang