Setelah beberapa lama Intan berada di rumah Adam, Intan berpamitan untuk pulang, ia takut jika mamanya akan mencarinya dan takut membuat keributan dirumah Adam.
"Kak Intan sudah pulang, Echa jadi kesepian" gumam echa sendu
"Kak Intan pulang karena hari sudah sore, kapan-kapan kak Adam ajak kak Intan untuk kesini lagi deh" jelas Adam sembari mengelus rambut Echa.
Wajah Echa langsung berubah menjadi senang.
"Serius ya Kak! Janji sama Echa! Echa mau buat roti bakar lagi sama kak Intan!" antusias Echa dengan penuh harapan.
Adam hanya membalas dengan anggukan dan senyuman.
"Sekarang Echa tidur gih kekamar, kakak mau ngerjain tugas dulu" ucap Adam
Echa mengangguk dan masuk kekamar nya. Adam mengunci pintu luar dan masuk juga kekamarnya.
*****
"Assalamualaikum" ucap Intan lalu membuka pintu rumah kemudian kembali menutupnya.
"Dari mana? Katanya cuma kewarung! Terus mana belanjaan nya!" bukannya menjawab salam lebih dulu, sang mama malah melemparkan banyak pertanyaan.
"Ya maaf Ma, tadi Intan kerumah teman Intan dulu" jawab Intan.
"Siapa? Cewek? Atau cowok?!" desis mamanya
"Atau jangan-jangan Adam? Iya 'kan! Laki-laki brengsek itu 'kan!" lanjut mamanya.
"Mama! Jangan bilang Adam seperti itu!! Dia anak baik, Ma, Adam gak jahat seperti yang mama pikirin. Cukup mama bilang Adam ini itu. Dia gak sama seperti papanya!" Intan merasa tak terima Adam di hina oleh mamanya sendiri.
"Ohh! sudah berani sekarang melawan mama! Iya! Ingat ya, kamu itu di lahirin sama mama. Dari rahim mama!" Bentak mama Intan tak menyangka anaknya lebih membela anak orang lain dari pada mamanya sendiri.
"Intan tau Ma, Adam juga sama kayak aku, dia di lahirin sama mama nya. Coba kalau mama bayangin Intan di bilang brengsek padahal Intan itu gak pernah berbuat salah sama mereka. Mama gak terima 'kan?!" jawab Intan. Berharap namanya mengerti.
"INTAN!! Cukup membela laki-laki itu!! Dia bukan siapa-siapa kamu! Jauhi dia!" tak segan mama Intan membentak intan dengan keras.
"Mama gak berhak melarang Intan untuk dekat dengan orang lain! Atau Adam sekali pun!"
Intan pergi meninggalkan mama nya, lama-lama muak juga mendengar omongan mamanya yang tak di jaga itu.
******
"Jadi ibu saya bisa pulang, Dok?" tanya Dewi
"Bisa, Bu! Tapi tolong dijaga ibu nya agar tidak stres dan jadwal makannya lebih di perhatikan" jawab Dokter.
"Iya Dokter, pasti!"
Bima membantu ibunya berjalan, untuk keluar dari rumah sakit. Di susul Herman dan juga Dewi.
"Biar Bima pesenin ojek online ya, sebentar" ucap Bima dan mengeluarkan handphonenya
"Yang mobil ya, Bim. Jangan yang motor" sahut Dewi
Bima mengangguk dan segera memesannya lewat sebuah aplikasi.
Beberapa menit kemudian mobil yang di pesan itupun datang dan mereka naik kecuali Bima, dia membuntuti membawa motor dari cafe.
*****
Seorang wanita keluar dari bandara Soekarno-Hatta, seperti habis terbang dari luar negeri, wanita itu bersama weorang pria tampan yang tampilannya seperti orang Korea dan juga wanita itu berdandan seperti Korea juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Garis Biru Series 2
FanfictionDisclaimer: ini hanya cerita fiksi dan gambaran lanjutan dari film "Dua garis biru" versi 'aku'. Hanya bermaksud untuk menghibur, be smart, please. Enjoy this story. Kisah Dara dan Bima yang masih berlanjut, namun berpengaruh besar terhadap anak me...