*08. Hujan*

36 15 4
                                    

Hujan itu turun, bukan jatuh. Yang jatuh itu aku, di hati kamu.

***

Sore ini langit terlihat mendung, akhir-akhir ini cuaca sedang tidak bersahabat. Darra melirik jam berwarna putih yang melingkar di pergelangan tangan nya dan waktu menunjukan pukul 3 sore. Hari ini rasanya Darra sangat lelah karena terlalu banyak tugas dan presentasi. Dan sekarang dia harus pulang sangat telat dari biasanya.

Darra pun segera berjalan menuju halte menunggu angkutan umum yang lewat. Hari ini Pak Bambang tidak bisa menjemputnya karena ada urusan lain.

Darra duduk di halte seorang diri karena kebanyakan dari anak SMA Nusbang sudah pulang lebih awal.

1 jam kemudian . . .

Darra sudah jenuh karena sama sekali tidak ada angkot yang lewat, mungkin karena cuacanya sangat teduh. Perlahan, genangan air turun dari gemercik hingga deras. Darra mau memesan ojek online namun sial, baterai hp nya habis.

Jam sudah menunjukan pukul 16:30 tetapi angkutan umum belum juga lewat. Hujan pun bukannya semakin surut malah semakin lebat dan deras.

Samar-samar dari lebatnya hujan, Darra seperti melihat sosok Daniel yang sedang menatap ke arah nya. Darra semakin memperjelas penglihatannya namun tidak jelas. Akhirnya Darra menerobos hujan ke arah tempat tadi dia melihat Daniel. Namun nihil, hanya ada pohon besar yang tadi menutupi tubuh Daniel. Mungkin itu hanya halusinasi Darra saja, karena semenjak kedatangan surat yang di berikan Daniel malam itu, Daniel seolah hilang tanpa kabar. Akhirnya dengan perasaan yang masih memikirkan sosok orang yang tadi, Darra memutuskan untuk kembali ke halte.

Darra memeluk tubuhnya erat, dia sangat kedinginan. Baju nya sudah basah kuyup sekarang. Biasanya Darra selalu membawa sweater ke sekolah, tapi hari ini tidak, mungkin lupa.

Jalanan yang tampak sepi dengan sedikit angin membuat bumi terlihat mengeneskan. Tapi tiba-tiba saja seseorang memarkirkan motornya di halte. Orang itu membuka helm nya dan langsung lari untuk berteduh di halte.

"Gue boleh du---" ucap orang itu terhenti saat pandangannya menatap manik mata Darra.

"Elo?!" tunjuk Darra. Dan orang itu adalah Elang.

"Lo ngapain di sini?" tanya Elang.

"Ya gua neduh lah, lo gak liat hujan deras gitu." jawab Darra.

"Maksud gue, kok lo baru pulang?"

"Iya, tadi ada banyak tugas. Makannya telat."

Elang hanya menganggukan kepalanya. Setelah itu keduanya saling terdiam.

Elang melirik sekilas ke arah Darra yang sedang menggigil. Dia baru menyadari jika seragam Darra sudah basah kuyup. Tiba-tiba saja tanpa sengaja, matanya melirik ke arah itu yang membuat diri nya gagal fokus.

Darra memperhatikan pergerakan Elang, ternyata dia membuka jaketnya dan langsung menghampiri jaket tersebut di tubuh kecil Darra. Darra menatap Elang dengan tatapan yang sulit di artikan. Darra sontak saja terkejut dengan perlakuan Elang yang tiba-tiba.

"Lo jangan ke ge'eran. Itu baju lo basah." kata Elang seakan mengerti maksud dari tatapan Darra.

"Gue tau."

"Tanktop lo keliatan bego."

Blush!

Pipi Darra dengan begitu cepat berubah seperti kepiting rebus. Mau di taruh di mana mukanya saat ini?

Elang yang melihat Darra blushing karena nya tersenyum samar.

"Eh . . . mmm iya makasih." ucap Darra gugup lalu menunduk.

DARRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang