*14. Kemana Daniel?*

27 9 2
                                    

"Daniel."

"Daniel."

"Nil."

"Kamu di mana?"

"Ini aku Darra."

Teriak Darra mencari keberadaan Daniel sambil celingak-celinguk. Darra terus menyusuri sebuah lorong yang ia yakini di tempat ini dia akan menemukan keberadaan Daniel.

Saat di pertigaan lorong, samar-samar Darra melihat siluet bayangan seseorang. Tanpa pikir panjang, Darra segera berlari menghampiri bayangan itu. Namun sial, dia terjatuh dan kaki nya terkilir. Sebisa mungkin Darra memaksakan dirinya untuk berdiri agar bisa menghampiri bayangan yang Darra yakini adalah bayangan Daniel.

"Awhh . . ." Darra meringis kesakitan sambil memegangi sebelah kaki kanannya yang terkilir.

Tiba-tiba ada seseorang menghampiri Darra, "Kamu ngapain di sini?"

Darra mendongak lalu matanya berbinar kala menatap orang itu, "Da--Daniel?" ucapnya tak percaya.

Daniel mengulang pertanyaan yang tadi, "Kamu ngapain di sini Darra?"

"Aku cari kamu."

"Jangan cari aku lagi Dar." ucap Daniel dingin. Terdengar dari nada bicaranya itu seperti sebuah keputusan yang tidak dapat di ganggu gugat.

"Ke--kenapa? kamu marah sama aku gara-gara aku di jodohin? iya?" tanya Darra dengan pelupuk mata yang sudah menahan air yang siap-siap ingin tumpah.

"Enggak. Aku gak marah. Aku gak akan pernah bisa marah sama kamu."

"Terus kenapa?"

"Mungkin kita memang bukan jodoh."

Darra menatap Daniel tajam sekaligus tidak percaya, "Kamu bilang, apapun rintangannya kita bakalan sama-sama berjuang. Tapi apa?" ucap Darra dengan suara yang sedikit meninggi. Segampang itukah Daniel berbicara seperti itu?

Daniel tersenyum, "Aku udah pikirin ini baik-baik Dar. Ternyata memang aku harus pergi."

Tes! air mata Darra seketika jatuh berhamburan layaknya hujan di sertai petir. Petir yang menyambar hatinya sehingga membuat hujan semakin deras.

"Kenapa kamu memilih pergi Daniel?"

"Kamu bohong kan sama aku?"

"Jawab Nil."

"Ini prank kan?"

"Daniel aku mohon jawab. Hiks . . hiks . ."

Perlahan Daniel berjalan ke depan, lalu baru dua langkah Daniel berjalan, dia menghentikan langkahnya lagi, "Jangan takut kehilangan. Jodoh udah di tangan Tuhan. Seberapapun kita jauh kalo emang kita jodoh bakal di deketin lagi sama Tuhan, percaya itu Dar,"

"Cuma mungkin bedanya kamu udah jadi versi yang lebih baik lagi." lanjut Daniel lagi yang sumpah demi apapun membuat Darra semakin mengencangkan tangisannya itu.

"Aku gak mau kita kayak gini Daniel.." ucap Darra lirih.

"Aku pergi bukan tanpa alasan Dar. Suatu saat nanti kamu bakalan ngerti apa maksud di balik semua ini."

"Aku jahat, aku gak pantes bersanding sama kamu."

Daniel berbalik badan menghadap ke arah Darra, "Mudah banget buat kamu dapetin yang lebih sempurna dari aku Dar. Kamu gak boleh sedih ya. Aku sayang sama kamu."

Bugh!

"Ck, awhh . ." Darra meringis kesakitan saat tubuh mungilnya itu jatuh dari atas kasur. Darra pun segera bangun lalu duduk di tepi kasur.

DARRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang