*15. Kelakuan Dua Sejoli*

27 10 0
                                    

Waktu terus berjalan. Detik, menit, bahkan jam akan berganti hari, siang akan berganti malam, dan status Darra akan berganti menjadi istri seorang Elang Alkhatiri.

Dua hari lagi akan menjadi hari paling bersejarah semasa hidupnya. Darra akan melepas statusnya sebagai seorang singgle remaja dan akan menjadi ibu rumah tangga nantinya.

Darra sangat tau bahwa ini sangat berat untuknya, tapi Darra akan mencoba untuk ikhlas. Bisa karena terbiasa bukan? tapi, Darra tidak bisa terbiasa tanpa Daniel di sisinya.

"Dar, kantin yuk." ajak Tita membuyarkan lamunan Darra.

Saat ini jam istirahat sedang berlangsung. Darra langsung mengangguk dan mereka bertiga langsung menuju kantin.

Sesampainya mereka di kantin, Tita segera mengambil alih untuk memesan makanan. Sementara Darra dan Liza bertugas mencari tempat untuk mereka duduki. Darra dan Liza mengedarkan pandangannya, tidak ada bangku yang tersisa. Tiba-tiba saja tanpa sengaja tatapan mata Darra bertemu dengan sorot tajam mata Elang di deretan bangku paling pojok kantin. Buru-buru Darra segera memalingkan pandangannya.

"Eh neng Darra, sini neng duduk sama abang." panggil Bani yang kebetulan melihat Darra seraya melambaikan tangannya. Sementara Beno menoyor kepala Bani, "Enang eneng pala lo gundul."

Bani menatap tajam ke arah beno, "Eh lo jangan kurang ajar sama gue. Gini-gini gue abang lo."

"Gak sudi ah gue punya abang kayak lo."

"Gue juga gak sudi punya adek kayak lo."

"Bacot lo berdua, gue juga kaga sudi punya temen gak ada akhlak macam lo." kata Riko menimpali dua sejoli itu.

Tiba-tiba Tita datang menghampiri Darra dan Liza lengkap dengan nampan berisi tiga mangkuk bakso dan es teh manis, "Eh kok kalian diri aja sih?"

"Iya, belum dapet tempat." jawab Liza.

"Tita!" panggil Riko, dan Tita menoleh. "Sini duduk sama gue aja. Masih muat ni bangku." ajak Riko seraya menepuk-nepuk bangku di sebelahnya.

Tita terlihat berpikir sejenak kemudian meminta persetujuan dari kedua sahabatnya, "Ayo Dar, Za. Dari pada kita gak dapet tempat duduk kan, nanti keburu bel istirahat udahan."

Mau tak mau akhirnya Darra dan Liza mengangguk lalu berjalan ke arah meja The Refour duduk.

Entah sudah di atur atau gimana, Darra kebagian duduk tepat di hadapan Elang, Tita di hadapan Riko, Liza di hadapan Adam, sementara Bani dan Beno saling berhadapan. Mereka semua nampak seperti layaknya sepasang kekasih yang sedang melakukan makan siang dengan pacarnya masing-masing. Kecuali Bani dan Beno yang terlihat seperti jomblo jeruk makan jeruk.

"Ah bangsat, ko kesannya gue sama Beno kayak homo mengenaskan ya?!" ucap Bani kesal karena dia duduk berhadapan dengan Beno.

"Udah terima nasib aja lo hahaha." kata Riko tertawa ngakak. Sementara yang di ketawain memberengut kesal.

"Huh . . huh . ." Tita sedang berusaha mengambil es batu yang ada di dalam gelas. Minuman dia sudah habis karena bakso yang dia pesan terlalu pedas. Alhasil dia harus menanggung risiko nya.

Riko yang memang berada di depan Tita langsung peka dan menyodorkan minumannya untuk Tita. Muka Tita sangat merah menahan pedas. Tanpa bicara panjang lebar, Tita segera menerima sodoran es teh manis yang di berikan Riko lalu menyeruputnya hingga habis.

Riko menggeleng-gelengkan kepalanya, "Lo kesetanan ya Ta?"

"Bacot." balas Tita.

"Eh Tit, lo kok mau-mau aja sih minum minuman bekas si Riko?" tanya Beno yang sedari tadi menatap kegiatan Riko dan Tita.

DARRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang