*11. Tinggal Kenangan*

33 12 5
                                    

Hari ini sekolah di pulangkan cepat karena guru-guru akan mengadakan rapat dadakan.

Darra menghela nafas gusar. Di saat teman-teman nya yang lain bersorak gembira karena pulang cepat, lain halnya dengan Darra. Darra akan lebih senang berada di sekolah hanya untuk memandang orang-orang yang berlalu-lalang di kantin, melihat orang nerd yang sedang membaca buku di perpustakaan, atau melihat troublemaker di kejar-kejar oleh bendahara karena tidak membayar uang kas. Itu lebih mengasyikan dari pada di rumah.

Kalian juga pasti jika berada di rumah kalau gak baca novel ya bebenah, atau gak buka sosmed. Yang paling pasti si ya rebahan. Kadang rebahan sampai sakit pinggang. Terlalu monoton hidupnya.

Darra segera pamit kepada kedua sahabatnya dengan alasan ingin pergi karena ada acara keluarga. Padahal, sekarang sudah satu jam lamanya Darra berjalan tak tentu arah.

Pikiran Darra kali ini sangat kusut sekusut benang yang sulit untuk di uraikan kembali. Pernikahannya dengan Elang tinggal menghitung hari. Tetapi separuh hatinya masih tertinggal di jiwa Daniel.

Darra rasanya sudah terlalu pasrah pada keadaan hingga membuatnya hanya bisa merasakan sesak yang menyakitkan. Membuatnya ingin menangis sekencang mungkin dan Darra tidak tahu kepada siapa dia akan mengadu nasibnya ini.

Satu yang ada di pikiran Darra saat ini adalah Taman Mawar. Mungkin di sana dia akan mengadu di depan sebuah danau yang sepi dan sunyi. Sekaligus melepas rindu dengan seseorang yang sekarang sudah tidak ada kabarnya lagi.

Darra duduk di sebuah bangku yang terakhir kali ia tempati bersama Daniel.

Di sini kau dan aku
Terbiasa bersama
Menjalani kasih sayang
Bahagia 'ku denganmu

Alunan lagu tersebut berasal dari sepasang kekasih yang berada tepat di belakang Darra, hanya saja di batasi oleh sebuah pohon besar.

Darra menunduk sambil mendengarkan lagu itu. Lagu nya sangat pas dengan perasaannya saat ini.

Pernahkah kau menguntai
Hari paling indah?
Kuukir nama kita berdua
Di sini surga kita

Tiba-tiba saja Darra melirik sebuah pohon yang ada di belakangnya. Sial, lagu itu memang pernah Daniel bawakan untuk Darra. Mereka berdua juga pernah mengukir sebuah nama di pohon itu. Kata Daniel, itu dulu bukti persahabatan Farel dan Rachel di film heart. Tetapi beda dengannya. Ini adalah bukti cinta, bukan persahabatan.

Bila kita mencintai yang lain
Mungkinkah hati ini akan tegar?
Sebisa mungkin tak akan pernah
Sayangku akan hilang

Saat ini Darra memang belum mencintai Elang, tapi nanti? Darra tidak tahu. Sumpah demi apapun Darra masih sangat sayang dengan Daniel. Apakah hati Daniel akan tegar melihat orang yang di sayangnya ternyata harus menjadi milik orang lain?

If you love somebody could we be this strong
I will fight to win our love will conquer all
Wouldn't reach my love
Even just one night
Our love will stay in my heart
My heart

Darra perlahan memejamkan kedua matanya, namun air mata tiba-tiba saja luruh tak terbendung. Dadanya sesak. Hatinya sakit.

Pernahkah kau menguntai
Hari paling indah?
Kuukir nama kita berdua
Di sini surga kita

Bila kita mencintai yang lain
Mungkinkah hati ini akan tegar?
Sebisa mungkin tak akan pernah
Sayangku akan hilang

If you love somebody could we be this strong
I will fight to win our love will conquer all
Wouldn't reach my love
Even just one night
Our love will stay in my heart

DARRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang