*12. Darra Sakit*

41 10 8
                                    

Motor yang membawa Elang dan Darra sudah sampai di butik.

Elang ingin segera turun namun Darra terlihat masih tertidur pulas. Akhirnya terpaksa Elang membangunkan Darra dengan menepuk-nepuk pipi nya yang menempel di punggung nya tanpa turun dari motor. Bisa-bisa Darra terjatuh nanti.

Merasa ada sesuatu yang mengganggunya, perlahan Darra membuka kedua matanya dan hal yang pertamakali Darra liat adalah wajah tampan Elang yang sangat dekat dengan dirinya.

Keduanya saling diam dalam pandangan itu, seolah rotasi bumi berhenti detik itu juga.

Darra yang lebih dulu tersadar dan menjauhkan wajahnya dari punggung Elang dan segera turun dari motor sport nya. Dia masih menetralisir sedikit rasa gugupnya.

"Lo kebo banget sih, pelor banget jadi orang." kata Elang sambil berjalan memasuki butik.

Darra menatap Elang tak terima, "Enak aja gue di sama-samain sama kebo!"

Mereka memasuki butik yang di penuhi oleh beragam macam baju, kebaya dan lain-lain. Butik ini merupakan butik kepercayaan keluarga Elang.

Seorang wanita yang berumur sekitar 25 tahunan menghampiri mereka, "Mas Elang, tadi Bu Lena dan Bu Maya udah pilihin baju untuk kalian berdua."

"Terus sekarang mereka di mana Mba?" tanya Elang dengan sebutan Mba. Dia Mba Andini, pegawai kepercayaan di butik ini.

"Katanya mau beli sesuatu buat acara nanti." jawab wanita itu dan hanya di angguki oleh Elang.

"Ini calon istri nya ya Mas? cantik banget." kata Mba Andini menatap ke arah Darra.

Darra tersipu malu lalu terkekeh, "Hehehe Mba bisa aja."

"Mmm . . nama kamu siapa?" tanya Mba Andini pada Darra.

Darra tersenyum, "Darra Alicia Mba."

"Nama Mba, Mba Andini."

"Yaudah Darra, kamu ikut Mba ya." kata Mba Andini dan Darra hanya mengangguk, "Kamu Elang, nanti ada temen Mba yang antarkan kamu untuk ganti baju nya." lanjut Mba Andini lagi.

Darra pun mengikuti langkah Mba Andini. Mereka berjalan menuju walk in closet untuk mencoba beberapa gaun yang sudah di pesan oleh kedua orang tua mereka.

Elang juga sudah mencoba jas yang di pilihkan Mama nya. Elang menatap pantulan dirinya di cermin lalu memainkan sedikit rambutnya yang berantakan, "Ganteng juga gue." katanya bermonolog sendiri. Sementara Dua wanita yang sedang berada di dekat Elang sedikit terkekeh melihat orang ganteng mengakui dirinya dengan percaya diri bahwa dirinya ganteng.

Saat masih sedang menatap dirinya di cermin, tiba-tiba fokusnya teralihkan ke arah Darra yang sangat terlihat berbeda ketika mengenakan sebuah gaun. Elang sempat terdiam sejenak. Mata nya mulai melihat pantulan diri Darra lewat sebuah cermin besar dari ujung rambut sampai ujung kaki.

Elang dan Darra sama-sama saling beradu tatap. Tanpa sadar, kedua jantung mereka sedang berdetak sangat kencang. Ada satu kata yang terlintas di pikiran Elang saat ini, cantik.

***

Seusai mencoba beberapa pakaian untuk acara pernikahannya, Elang segera mengantar Darra pulang. Tadi saat mengantarkan Darra pulang, Elang sempat melihat wajah Darra yang terlihat sangat pucat. Apakah Darra sakit? Atau gara-gara memikirkan Daniel?

Tanpa pikir panjang, Elang langsung menancap gasnya menuju ke markas The Refour yang ada di dekat sekolah.

Sesampainya Elang di markas, teman-temannya sudah pada menunggu.

DARRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang