2

13.5K 1.9K 194
                                    



Di dalam kereta, dalam perjalanan pulang dari istana Buckingham, Lady Huang menguap berkali-kali.

" Betapa panasnya! Saya pikir itu tadi adalah pesta terbaik yang pernah kita hadiri selama ini di istana Buckingham. Bagaimana pendapatmu Tao?"

" Saya senang." Jawab Sir Huang sembari meletakan tangannya di bahu Renjun yang duduk di depan mereka, membelakangi kuda-kuda penarik kereta.

" Apakah kamu menikmati pestanya Renjun? Banyak orang yang memberi selamat kepada papa karna kekaguman mereka terhadapmu." Sir  Huang itu pun menatap lembut anak tunggalnya. Renjun mengangguk pelan mengiyakan.

" Papa melihat banyak yang mengajakmu berdansa." Ucap ayahnya. Renjun kembali mengiyakan membuat sang ayah tak tau lagi harus membahas apa dengan sang anak.

Kini Sir Huang dan Lady Huang bercerita tentang pertemuan pertama mereka ketika berada di pesta dansa di sebuah istana di Wina. Saling membantah siapa yang telah jatuh hati terlebih dahulu. Tapi Renjun tentu saja lebih percaya ucapan ayahnya yang mengatakan bahwa ibu tirinya itulah yang lebih dahulu menggoda ayahnya.

6 Tahun setelah kematian ibunya, Huang zitao tidak lagi tertarik dengan rayuan banyak wanita dari berbagai negara. Bagi Zitao, ibu Renjunlah yang terbaik yang bisa mengisi hatinya. Dan selama ini Renjun juga tidak akan pernah mencemaskan hal itu melihat betapa kokohnya pertahanan Zitao akan godaan dari banyaknya wanita.

Tapi setelah pertemuan pertama Zitao dengan Ariana di sebuah pesta nan jauh di Wina, Austria. Dan melihat betapa gigihnya wanita itu untuk merebut hati ayahnya hingga ayahnya mampu bertekuk lutut, Renjun tidak bisa berbuat apapun lagi untuk mempertahankan kesetiaan ayahnya terhadap ibunya.

Sekarang Renjun harus mengalah, Renjun harus mau berbagi ayahnya dengan seorang wanita.

" Saya telah berpesan kepada sais, kalau saya akan turun di White." Ujar Zitao ketika kereta telah berada di jalan St. James.

" Kamu tidak akan pulang malam bukan, Zitao?!" Ketus Lady Huang.

" Tidak. Saya telah berjanji datang ke pesta Pangeran Kris." Jawab Zitao santai.

" Jangan sampai berjudi. Uang kita terbatas." Lady Huang memperingati. Zitao menatapnya dengan raut tidak suka.

" Tidak ada satu orangpun yang bisa mengatur-ngatur saya dengan uang yang saya hasilkan." Balas Zitao tak kalah tajamnya. Membuat Lady Huang itu terdiam.

Kereta berhenti di tempat pemberhentian dan Zitao membungkuk mencium pipi anak semata wayangnya.

" Selamat malam, Baby." Ujarnya dan berlalu dari hadapan Renjun dan kereta yang mereka tumpangi.

Renjun menatap ayahnya ketika menyebrang trotoar. Meskipun usia ayahnya telah menginjak tahun ke 42, tapi Sir Huang masih tetap tampan dan menarik.

Sais kembali menutup pintu kereta dan kembali ke tempatnya.

" Ayahmu mencemaskan keuangan kita." Ujar Lady Huang ketika kereta kembali berjalan.

" Saya tau." Jawab Renjun.

" Jika kamu tau. Kenapa kamu tidak berbuat sesuatu untuk membantu kesulitannya?"

Renjun diam karna tidak paham akan arah pembicaraan ibu tirinya itu.

" Menurutku. Ayahmu itu terlalu memanjakanmu dengan menghambur-hamburkan uang untuk segala keperluanmu dan keperluan berlibur tidak pentingmu ke seluruh pelosok Kota London."

" Sebenarnya apa maksud ibu?" Tanya Renjun yang mulai gerah dengan ucapan pedas ibu tirinya itu.

" Well, sepertinya mulai sekarang kamu harus memilih antara menikahi putri bangsawan atau pria bangsawan yang ada di kota ini. Pastikan mereka cukup kaya hingga 7 turunan untuk dirimu yang sangat pemilih ini Renjun."

The Castle | Jaemren Remake ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang