Renjun berusaha bangkit dari posisi tidurnya ketika Nyonya Irene dan Wendy datang menjenguknya. Tapi Nyonya Irene segera menahan tubuhnya untuk tetap berbaring.
" Bagaimana keadaanmu, Austin? Kami berdua sangat cemas saat melihatmu di gendong oleh Pangeran dalam keadaan pingsan." Ucap Nyonya Irene lembut. Ia duduk di pinggir ranjang Renjun dengan Wendy yang setia berdiri di sebelahnya.
" Sungguh maafkan saya, Yang Mulia. Saya ceroboh, saya akui saya sangat gegabah." Lirih Renjun sembari menunduk. Nyonya Irene merengut.
" Aku kesini bukan untuk menghukummu. Berhentilah mengatakan yang aneh-aneh. Bagaimana keadaanmu sekarang?"
Renjun tersenyum kecut. Sedangkan Wendy terlihat ingin menertawakan Renjun, tapi di tahannya.
" Aku harus meminta maaf, Yang Mulia. Kakiku yang patah tentu akan sangat lama penyembuhannya." Renjun kembali tertunduk. Nyonya Irene dan Wendy mengerutkan keningnya, berpandangan satu sama lain.
" Patah? Siapa yang mengatakan bahwa kakimu patah?"
Renjun mengangkat wajahnya dan menatap nyonya Irene yang baru saja berkata. Wajahnya jelas menunjukkan bahwa ia tidak terlalu paham kenapa Nyonya Irene itu malah balik bertanya.
" P-pangeran Jake. Pangeran mengatakan bahwa kakiku patah, Yang Mulia."
Kali ini Wendy tidak lagi menahannya, ia tertawa geli. Sedangkan Nyonya Irene mendengus.
" Pangeran usil itu, astaga." Geramnya. Renjun menatap keduanya dengan tatapan bingung. Wajahnya menyiratkan ekspresi bertanya-tanya.
" Kakimu hanya terkilir dan membengkak, Austin. Hanya butuh seminggu agar kembali membaik. Astaga, sudah lama sekali aku tidak tertawa karna hal konyol yang di lakukan pangeran." Jelas Wendy. Karna tawa Wendy itu, Nyonya Irene mau tak mau juga ikut tersenyum. Benar apa yang orang kepercayaannya itu katakan, sudah lama sekali Jake tak lagi melakukan hal-hal di luar kebiasaannya.
Sedangkan Renjun? Renjun hendak mengumpat dan memaki Pangeran yang telah menipunya itu. Tetapi segera di telannya kembali, karna seorang pelayan tidak pantas untuk melakukan hal itu kepada majikannya. Apalagi ibu orang yang akan di makinya berada di depannya sekarang.
Renjun kembali tersenyum kecut, kali ini karna ia telah berhasil menelan mentah-mentah ucapan sang pangeran. Tentu saja Renjun tidak akan pernah berfikir kalau Pangeran itu akan membohonginya.
*
*
*Pada malam hari ketiga Renjun sakit, Pangeran Jake tiba-tiba datang ke kamarnya di ikuti kedua anjingnya. Renjun sedikit terkejut dengan kedatangan sang pangeran, karna untuk apa pangeran Skotland itu mendatangi seorang perawat seperti dirinya.
Demi sopan santun, Renjun tetap membungkuk hormat kepadanya, rasa sebalnya karna telah di bohongi berangsur berkurang ketika rasa sakit di beberapa bagian di tubuhnya juga ikut berkurang.
" Bagaimana keadaanmu?" Tanyanya sembari menarik sebuah kursi lalu mendudukan dirinya di sebelah ranjang Renjun.
" Yahh, kakiku yang patah sepertinya makin parah." Ujar Renjun setengah mendengus. Pangeran Jake mengangkat sebelah alisnya.
" Benarkah? Kenapa bisa?" Tanyanya.
Renjun terperangah. Apa-apaan ekspresi serius pangeran itu. Jelas-jelas Renjun baru saja menyindirnya. Sepertinya selain menjadi Pangeran, Pangeran Jake sangat cocok menjadi aktor opera keliling.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Castle | Jaemren Remake ✔
FanfictionWelcome to : 10th My Jaemren fanfict ' The Castle ' Jaemren berlatar belakang kerajaan Inggris dan Scotlandia. Di mulai tanggal 4 mei 2020. Malam. Selesai tanggal 12 mei 2020 dinihari.