Revenge

1.2K 108 1
                                    


Kabar mengenai psikopat yang di hukum selama dua puluh tahun itu menjadi trending topik. Kyungsoo kali ini diantar Chanyeol ke sekolahnya. Ia berpamitan pada kakaknya dan masuk ke sekolahnya. Sampai di kelas Kyungsoo langsung dihadiahi ratusan pertanyaan dari teman-temannya.
“Kyung, apa benar hyungmu yang menjatuhkan hukuman itu?”
“Kenapa tidak seumur hidup saja Kyung, psikopat itu harus mendapat hukuman yang setimpal,”
“Hyungmu sangat tampan Kyung, Kyaa.. aku mengidolakannya.” Kyungsoo hanya tersenyum menanggapi pertanyaan teman-temannya, ia menyuruh teman-temannya untuk tetap tenang.
“Satu per satu, aku bingung harus jawab yang mana dulu, untuk masalah hukuman itu keputusan pengadilan, tentu Chanyeol hyung sudah mempertimbangkannya,” jelas Kyungsoo. Teman-temannya mengangguk paham, memang psikopat itu terlihat sudah berumur jadi tentu hukuman dua puluh tahun penjara pun seperti seumur hidup.

Dari sudut ruangan, seorang namja menatap tajam ke arah Kyungsoo yang sedang menjawab pertanyaan dari teman-temannya. Ia mengepalkan tangannya dengan kesal, bahkan dirinya memukul meja sehingga membuat teman-temannya menoleh ke arahnya.
“Sebentar lagi bel masuk, apa kalian akan terus bergosip seperti itu,” sindir namja itu. Teman-temannya mendengus kesal dan kembali ke bangku masing-masing. Kyungsoo lega karena teman-temannya sudah tidak menanyainya macam-macam, ia menatap namja tadi dan tersenyum manis seolah mengisyaratkan kata terima kasih. Sementara yang dipandang hanya membuang muka, tidak berniat melihat wajah Kyungsoo.

Kyungsoo berniat pergi ke toilet sebelum pelajaran berakhir, beruntung guru tidak masuk sehingga ia hanya perlu ijin pada ketua kelas. Tanpa Kyungsoo sadari seseorang mengikutinya. Begitu ingin kembali ke kelas, mulut Kyungsoo di bekap. Ia di seret ke gudang belakang. Kyungsoo berusaha berontak, tapi orang yang menyeretnya ini terlalu kuat.

Brakkk... tubuh Kyungsoo di hempaskan ke gudang yang sempit, mengenai tumpukan kardus yang usang.

“Siapa kau?” tanya Kyungsoo panik. Ia mengusap lengan bajunya yang kotor.
“Kau tidak perlu tau siapa aku, diam disini ... aku akan menghukum hyungmu,” ucap namja yang memakai masker itu. Kyungsoo tidak tau namja dihadapannya, ia memakai topi dan masker, wajahnya tidak terlihat. Namja itu juga memakai jaket hitam.
“Jangan dekati hyung ku.” Kyungsoo beranjak saat namja tadi hendak pergi, ia menarik tangan namja itu. Kyungsoo tau, profesi jaksa tentu mengundang bahaya. Jika tebakannya tidak salah kemungkinan orang ini punya dendam pada hyungnya atas keputusan pengadilan.
“Lepas,” namja tadi kembali mendorong tubuh Kyungsoo sampai kepala Kyungsoo terbentur kerangka besi yang ada disana dan kardus diatas kerangka itu menimpa tubuh mungil milik Kyungsoo.
“Jangan menghalangiku,” ucap namja tadi sebelum pergi dan mengunci pintu gudang.

Kyungsoo mengadu kesakitan, perlahan ia melempar kardus yang menimpa tubuhnya. Kyungsoo berjalan gontai ke arah pintu, ia menggedor-gedor pintu yang sudah terkunci.
“Astaga apa yang harus aku lakukan,” guman Kyungsoo panik. Ia sama sekali tidak membawa ponsel. Gudang ini terasa pengap tanpa ventilasi. Kepala Kyungsoo mulai berdenyut, ia menyentuh kepalanya.
“Ck, berdarah rupanya,” guman Kyungsoo, ia melihat tangannya yang terdapat darah, Kyungsoo melepas jasnya, ia mengusap pelan kepalanya sembari menahan sakit.
“Aku harus keluar dari sini,” ucap Kyungsoo, ia mencari cela gudang yang bisa ia gunakan untuk melarikan diri, tapi sayangnya gudang itu benar-benar tertutup. Kyungsoo duduk di lantai, ia pasrah dan menunggu bantuan, kepalanya semakin pusing, pandangannya pun mulai kabur.

Namja berjaket dan bertopi hitam itu menghampiri mobil Chanyeol yang sudah terparkir rapi di depan sekolahnya. Chanyeol bersandar pada mobil, ia mengamati satu per satu siswa yang keluar untuk mencari sosok Kyungsoo. Tidak biasanya Kyungsoo pulang terlambat seperti ini, padahal dirinya datang sedikit terlambat dari biasanya, tapi kenapa Kyungsoo belum juga keliatan. Pesannya yang tidak jawab membuat Chanyeol khawatir. Setelah dirasa sekolah sudah sepi, Chanyeol memutuskan untuk masuk, ia harus mencari Kyungsoo.
“Kau mencari bocah itu?” sebuah suara menghentikan langkah Chanyeol. Ia sedang berjalan di koridor.
“Siapa kau? Dan apa maksudmu?” tanya Chanyeol bingung. Ia memasang wajah waspada.
“Kau tidak perlu tau, yang perlu kau lakukan hanya menghukum psikopat gila itu dengan hukuman mati,”
“Aku tidak mengerti maksudmu, tapi dari apa yang kau katakan sepertinya kau ada hubungannya dengan pengadilan kemarin, aku sudah mengajukan hukuman yang pantas dan pengadilan yang memutuskan itu,”
“Lakukan apa yang ku perintahkan jika ingin adikmu selamat.” Namja itu berlalu, Chanyeol segera menahan tangannya.
“Katakan dimana adikku,” ucap Chanyeol tajam, ia mencengkram erat tangan namja yang tidak ia kenal ini. Namja tadi berontak, ia berusaha melepaskan diri, tapi tenaganya kalah. Saat Chanyeol hendak membuka penyamarannya, namja itu segera meninju perut Chanyeol dan melarikan diri. Chanyeol terhuyung ke belakang.
“Ck, sial dia kabur.” Chanyeol memegang perutnya yang sakit karena pukulan namja tadi, baru saja hendak mengejar pandangan Chanyeol jatuh pada kunci yang tidak sengaja terjatuh dari namja tadi. Chanyeol segera mengambilnya dan bertanya pada petugas sekolah.

Judicature ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang