Exploration

580 81 8
                                    

Hari kedua menginjakkan kaki di Bali membawa Chanyeol dan Kyungsoo ke Tanjung Benoa. Pusat wisata air yang terkenal di Bali. Mereka mencoba berbagai wahana permainan disana, seperti jetsky, banana Boat, parasailing, water sky, scuba diving, snorkeling, canoeing, flying fish, glass bottom, seawalker dan pulau penyu (Turtle Island). Setelah menaiki wahana bahari, Wayan mengajak kedua turisnya itu untuk mengunjungi pulau penyu.

“Kya!! Penyunya besar sekali hyung,” seru Kyungsoo setelah sampai di tempat penangkaran penyu. Ia langsung terjun ke kandang penyu dan mencoba mengangkatnya.

“Berat,” keluh Kyungsoo.

“Lihat, hyung bisa mengangkat yang lebih besar,” ucap Chanyeol bangga sembari mengangkat badan penyu yang ukurannya cukup besar. Kyungsoo hanya berdecak kesal, ia meminta Wayan untuk mengabadikan momen ini.

Kyungsoo mengamati tukik-tukik kecil yang berada di akuarium. Ia begitu gemas dan menyentuh penyu kecil itu. Di pulau penyu ada kebun binatang, walau tidak luas tapi ada berbagai binatang disana. Chanyeol bergidik ngeri saat Kyungsoo dengan santainya memegang ular yang memang menjadi objek foto disana.

“Hyung, kau harus memegangnya,” ucap Kyungsoo sembari mengulurkan kepala ular itu pada Chanyeol. Chanyeol menggeleng keras, ia bahkan bersembunyi di balik tubuh Wayan yang jauh lebih kecil darinya.

“Huh, dasar penakut,” seru Kyungsoo, ia menang dari kakaknya.

“Yak!! Jika ular itu menggigit bagaimana,” balas Chanyeol tidak terima.

“Ular ini sudah jinak hyung,”

“Shirreyo, aku tak mau memegangnya, lebih baik kita kembali,” ucap Chanyeol lantas meninggalkan area kebun binatang. Kyungsoo hanya terkekeh pelan, ia mengembalikan ular tadi pada pawangnya dan menyusul Chanyeol. Wayan tentu mengikutinya dari belakang, memastikan turis-turisnya itu tidak tersesat.

“Hyung, apa kau marah?” tanya Kyungsoo, ia merasa bersalah karena menakut-nakuti kakaknya tadi.

“Ani,” balas Chanyeol singkat.

“Setelah ini kita akan menonton pertunjukkan tari Barong, apa kalian keberatan?” tanya Wayan.

“Tari Barong? Apa itu Bli?” tanya Kyungsoo penasaran.

“Tari Barong adalah tarian khas Bali yang berasal dari khazanah kebudayaan Pra-Hindu. Tarian ini menggambarkan pertarungan antara kebajikan (dharma) dan kebatilan (adharma). Wujud kebajikan dilakonkan oleh Barong, yaitu penari dengan kostum binatang berkaki empat, sementara wujud kebatilan dimainkan oleh Rangda, yaitu sosok yang menyeramkan dengan dua taring runcing di mulutnya,” jawab Wayan.

“Daebak!!” seru Kyungsoo, ia tak sabar melihat Tari Barong.

Setelah sampai di tempat pertunjukkan, ketiganya duduk di tempat yang sudah di pesan Wayan. Ia menyerahkan teks sendratari itu dengan bahasa Korea. Tari Barong sanggup mengundang tawa para penonton saat melihat aksi para penari. Beberapa candaan sempat di tampilkan. Walau tak terlalu paham tapi Chanyeol dan Kyungsoo terlihat asik menonton tarian itu, sesekali mereka tertawa ketika melihat sesuatu yang lucu.

Puas melihat tarian, Wayan mengajak mereka untuk makan siang dan berbelanja di salah satu pusat perbelanjaan di Bali. Kyungsoo terlihat mengambil banyak barang untuk ia bawa pulang ke Korea.

“Kyungsoo-ya, kenapa kau mengambil banyak sekali?” kesal Chanyeol.

“Aku ingin memiliki semuanya hyung, kerajinannya bagus-bagus, apa tidak boleh?”

“Ani, bukannya tidak boleh, hanya saja jangan berlebihan, beli seperlunya saja, mengerti?” bujuk Chanyeol. Kyungsoo berpikir sejenak, walau ia ingin memiliki barang-barang itu tapi tentu ia tak akan memandanginya terus menerus bukan.

Judicature ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang