Eight - Pelajaran Menjadi Cewek

37 14 0
                                    

05:30 pagi

Drrt...drrt...drrt
My Alvi: sayang, bangun udah pagi
My Alvi: nanti kamu telat ke sekolah
My Alvi: aku udah di jalan, tapi kamu belum bangun
My Alvi: nanti sore aku ke rumah ya
My Alvi: love you

Aku terbangun mendengar suara pesan masuk. Dari Alvi ternyata. Ini kedua kalinya dia membangunkanku pagi-pagi seperti ini. I love you too Alvi, jawabku. Segera aku masuk kamar mandi dan bergegas bersiap ke sekolah.

"Mama, aku berangkat ya" aku langsung menaiki motorku dan berangkat ke sekolah. seperti biasa mengendarai motor ke sekolah.

Kring...kring...kring

Ada telpon masuk, gumamku. Lantas aku menepi sebentar untuk mengetahui siapa yang menelponku. Ternyata Alvi yang menelponku. Dia menanyakan, apakah aku sudah berangkat atau belum?, dia juga mengabariku kalau dia sudah sampai di sekolah. Btw, Alvi bersekolah di SMA Brada Luhur 2. Memang kami tidak pernah satu sekolah.

Sesampainya di sekolah, aku langsung dipanggil ke ruang guru untuk menemui wali kelasku. Kebetulan aku juga bendahara di kelasku. Kamu tau rasanya, menjadi bendahara disatu waktu yang sama didua organisasi yang berbeda sangatlah memuakan. Tanggung jawabku sungguh besar, belum lagi bahaya kehilangan yang mengintai.

Lantas aku bergegas menemui wali kelasku, Ibu Fitri namanya. Dia wali kelas yang baik, dia sangat percaya padaku. Dia juga seorang guru Sosiologi yang sangat asik pengajarannya. Cara pengajarannya lebih banyak bercerita mengenai sosial daripada membahas teori. Benar saja, saat aku menemuinya, dia menanyakan tentang uang kas kelas. Menyuruhku untuk membawanya besok untuk keperluan kelas.

"Baik, bu" Jawabku dengan memberi salam dan segera pergi menuju kelas.

"Mili" aku berhenti dan menoleh ke belakang, oh rupanya Ian teman satu Rohkrisku.

"Kenapa, Yan?" Tanyaku padanya.

"Hmm nanti lu ikut PJ?" Tanyanya. PJ adalah singkatan dari Persekutuan Jum'at, yaitu ibadah yang dilaksanakan Rohkris setiap hari Jum'at, dan dilakukan di ruang kelas.

"Ikut kok, Yan. Ada apa?" Aku bertanya kembali kepadanya. Dia hanya menggeleng lantas meninggalkanku, aneh pikirku. Pagi ini ada kegiatan agama yang dilakukan di sekolah. Biasanya teman-teman Muslim akan melaksanakan Kajian Jum'at di lapangan, dan yang Rohkris akan melaksanakan renungan di ruang kelas yang sudah disiapkan oleh pengurus.

Aku merasa bersyukur memiliki Rohkris sebagai wadah untuk pelayananku. Mengapa ada Rohkris? Karena sekolahku adalah sekolah umum, jadinya banyak kegiatan agama. Pagi ini aku memimpin renungan. Biasanya waktu-waktu menjadi pemimpin renungan, waktunya untuk curcol hahaha. Selesai semua kegiatan agama, kami kembali ke kelas masing-masing. Tapi tunggu, dari tadi sepertinya aku tidak melihat Teresa, kemana dia? Gumamku.

Ternyata Teresa gak ikut renungan, kebiasaan anak ini, lebih suka cabut ke kelas daripada ikut renungan. Dia sedang mengerjakan tugas di kelas, dasar anak SMA sukanya ngerjain PR di sekolah.

"Gue tau Mil, pasti tadi lo mimpin renungan sekalian curhat kan?" Tanya Teresa dengan nada meledekku. Aku hanya tertawa sambil mengiyakan apa yang Teresa katakan.

"Mil, pulang sekolah nanti, lo harus ngajarin gue jadi cewek!" Perintahnya. Aku terkejut mendengarnya tak percaya.

"Hah? Apa? Gak salah dengar nih gue?" Ucapku memandang Teresa.

"Yee ini anak, serius nih gue. Teresa ini mau jadi cewek seutuhnya kayak princess Mili tercantik hahaha, biar dapat pangeran" Pujinya disertai nada meledek. Kami berdua pun tertawa dengan ngakaknya. Aku tidak tau apa yang ada dipikiran anak ini.

"Lo kesambet setan mana, Ter? Gak mau ah, lo kira gue apaan ngajarin lo jadi cewek?" Kataku lantas mengambil earphoneku dan mendengarkan music kesukaanku. Teresa masih terus membujukku untuk mengajarinya menjadi perempuan sore ini pulang sekolah. Akhirnya aku mengiyakan ajakannya Teresa.

"Ter, lo harus tau, Alvi tadi pagi kirim chat kayak gini" Ucapku sambil menunjukkan chatnya Alvi. Teresa hanya menggelengkan kepala tanda tak percaya. Kami lantas tertawa kalau mengingat sikap Alvi yang dulu.

12.40 siang

Lagu daerah itu berkumandang diseluruh penjuru sekolah, pertanda waktunya pulang. Namun aku dan teman-teman Rohkris lain langsung menuju ke ruang kelas utama untuk PJ. Setelah selesai PJ, aku dan Teresa ke kelas kami, dan aku langsung mengajarinya cara berjalan sepertiku, yang kalau orang-orang bilang cara jalanku seperti model hahaha.

Drrt...drrt...drrt
My Alvi : sayang, udah pulang? jam 5 aku kesana ya, ini aku lagi ngumpul dulu sama Aji, Dewa dan yang lain.
Mil : iya sayang, ini bentar lagi pulang kok
My Alvi : kok baru pulang, yang?
Mil : iya habis ngajarin Tere jadi cewek hahaha
My Alvi : hah? Gimana-gimana?
Mil : nanti di rumah aku ceritain ya sayangku, aku tunggu di rumah, love u.

Aku meminta izin sama Tere untuk pulang duluan, karena Alvi mau datang ke rumah. Setelah sampai rumah, aku menunggu Alvi. Gak lama kemudian, Alvi datang dengan membawakan minuman kesukaanku.

PromessaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang