"Sayang, masih marah sama aku?" aku menelpon Alvi keesokannya. Suaranya masih jutek, jawabannya pun masih singkat.
"Gak" Alvi hanya menjawab seperti itu.
Tapi ya sudah lah, aku tidak memaksanya juga. Dia berhak marah kok atas sikapku. Atau mungkin saat itu emang dia lagi ada masalah, makanya dia masih marah sama aku.
"Jangan marah lagi ya sayangku.... Byyy jangan marah lagi ya, maaf". Alvi hanya menjawab iya saja. Gregetan banget setiap Alvi marah, gak tau kenapa emang gregetan gitu.
"Ya udah by, nanti kalau udah gak marah, chat aku atau telfon aku ya, aku tunggu. Jangan lupa makan, istirahat, dan selalu ingat Tuhan, love you." Telfon dimatiin saat itu juga.
Kadang kalau lagi berantem, suka pengen nyerah gitu aja. Alvi orang yang keras kepala, dia egois. Dia punya pikiran yang kadang gak bisa aku pahami.
Kring...kring...kringg
"Halo Mil, ppt udah gue kirim ya sayangku, anjingku, manusiaku" Suar Teresa yang langsung menghilangkan kekesalan dengan Alvi.
"Iya iya njing, yooo" Jawabku ketus.
Teresa langsung menebak kalau aku sedang berantem dengan Alvi. Namun aku enggan untuk menceritakannya lewat telepon, karna kupikir kurang asik aja.
"Males banget anjing, lo mah gak mau cerita sekarang. Kenapa lagi si manusia ajaib itu? Ngilang lagi? Atau kenapa?".
"Bawel lo Ter, bawel.... Besok aja di sekolah ah, mampus penasaran kan lo? Hahaha".
"Najis banget anjir si anak an ini. Besok lo harus cerita, kalau enggak gue DM si Alvi, gue maki-maki tuh manusia kurang bersyukur".
Kami lanjut bercerita tentang cowok yang sedang dekat dengan Teresa, Bayu namanya hahaha. Gak nyangka banget mereka berdua bisa dekat. Berawal dari ngobrol dipojokan meja guru, disaat gue harus dihadapkan dengan masalah sama satu guru sampai booming di sekolah.
"Emang lo tuh kurang ajar, Ter. Gue habis dimarahin sampai mampus sama guru kayak gitu, dan lo malah mojok sama Bayu, terus sekarang jadi dekat". Kataku.
Teresa anak kurang ajar ini cuma ketawa. Dia juga bingung harus nanggepin Bayu kayak gimana? Secara mereka ini beda agama. Tapi ya... Itu resiko kan?
"Tereeee, gue pengen ngerasain punya pacar satu sekolah, gimana ra.. (drrt...drrt...drrt) eh Alvi ngechat woyy" aku langsung membuka pesan dari Alvi.
"Apa anjir isinya? Dia minta maaf? Mungkin gak sih Alvi minta maaf duluan sama lu?"
Hhhh aku hanya bisa menghela nafas melihat pesan dari Alvi. Segitu marahnya dia sama aku.
"Terr, udahan dulu ya, nanti PPTnya gue selesaiin. Bye" aku langsung mematikan telfonnya tanpa menunggu jawaban Tere. Rasanya campur aduk melihat pesan dari Alvi.
Next part selanjutnya...
Jangan lupa vote dan follow
Author juga mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
TERIMA KASIH UNTUK PARA PEMBACA SETIA PROMESSA 😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Promessa
RomansaAlvian Darma Subroto, seorang laki-laki milik Miliana Nusa Indah perempuan yang tak pernah peduli pada dirinya sendiri, hanya untuk membahagiakan kekasihnya, Alvi. Sama seperti yang lain, hubungan yang mereka bangun kerap kali mengalami jatuh ba...
