Ten - Alvi dan Teman-temannya

33 15 0
                                    

Kring...kring...kring (telfon masuk)
My Alvi: bangun sayangku jelek
Mil: heh, enak aja jelek. Aku princess ih yangggg
My Alvi: iya incesku, bangun gih terus mandi, nanti aku mau ke rumah
Mil: hah? seriusan? kamu mau ke rumah?
My Alvi: iya, tapi kamu harus udah mandi dulu, baru aku ke rumah.
Mil: oke sayang, love you
My Alvi: love you too

Aku langsung bangun dari tempat tidur dengan penuh semangat, tiba-tiba gedebuk, "aww" aku jatuh karena gak melihat kalau didepanku ada air. Aku meringis sakit, tapi tidak terlalu begitu sakit, aku masih bisa bangun dan langsung ke kamar mandi

"Makanya Mil, jangan terlalu senang, Alvi kesini doang kayak udah dapat uang satu miliar" Ujar Joe adikku. Dia baru kelas 9 SMP dan udah punya banyak mantan.

"Yee kurang ajar sama kakak sendiri, makanya ajak sini pacar lo ke rumah, biar tau rasanya kayak apa pas pacar mau ke rumah" Aku menoyor kepala adikku, dan langsung kabur ke kamar mandi.

"Mil.. Alvi kesini mau lo kasih apaan? Gak ada makanan nih" teriak Joe dari luar. Sontak aku langsung buru-buru mandi dan rencananya aku mau memasak untuknya.

"Gue masakin kentang goreng aja deh sama pasta" ujarku pada Joe selesai aku berganti baju. Aku sambil melihat isi kulkas, mencari yang kumaksud, dan ternyata ada. Untung ada nih kentang goreng sama pasta, gumamku.

Gak lama kemudian, aku mendengar ada yang memanggilku dari luar. Itu pasti Alvi, ujarku. Lalu aku keluar dan mendapati Alvi bersama Stanis dan Dimas temannya.

"Hai Milli hahaha" sapa Stanis padaku. Aku hanya tertawa mendengarnya.

"Aku ajak mereka gapapa ya, sayang? Kasihan mereka gak ada yang ngajak main hahaha" Ujar Alvi yang lantas aku iyakan tanda setuju. Kebetulan juga ada pasta sama kentang goreng yang cukup lumayan untuk mereka. Aku menyuruh mereka masuk. Kami mengobrol banyak, dan mereka juga sambil main game.

"Vi, si Milli mau dikenalin noh sama bokap nyokap lo" Celetuk Stanis, aku langsung melempar bantal ke arahnya, "Ih sejak kapan gue ngomong ke lo tentang itu?" kataku. Alvi hanya tersenyum melihatku yang malu-malu untuk mengakuinya. Jujur saja, aku memang ingin sekali bertemu dengan orangtua Alvi, sayangnya dia belum mengajakku untuk menemui mereka.

"Milli mah malu-malu, padahal pengen dikenalin tuh ke orangtuanya Alvi haha" Kata Stanis meledekku. Dengan nada dan raut wajah yang pura-pura kesal, aku melemparkan kembali bantal ke arah wajah Stanis "Gak usah mulai deh, Nis" kataku.

"Nanti ya sayangku, aku kenalin ke ayah sama ibu" Kata Alvi sambil mengusap kepalaku disambut teriakan cie dari manusia dua itu.

Oh iya, Stanis adalah temanku waktu SD dan SMP, dan sekarang dia satu sekolah dengan Alvi. Sedangkan Dimas adalah teman Alvi, bisa dibilang tetangganya, aku baru bertemu dengannya hari ini. Saat mereka sedang asik bermain game, aku memutuskan untuk memasak makanan untuk mereka.

"Sayang, kamu masak buat apa?" Alvi mengagetkanku saat aku sedang menyiapkan bahan-bahan untuk masak. Aku cuma melemparkan senyum "mau kubantu?" tanyanya, aku hanya menggelengkan kepala dan dia mencium keningku sambil mengatakan "masak yang enak sayangku". Baru pertama kali ini ini, aku memasak untuk teman-teman Alvi.

"Milli...gak usah repot-repot sih" teriak Stanis dari arah ruang tamu. Emang banyak gaya nih anak, bilang aja senang gue masakin, lumayan dapat makanan gratis, gumamku dalam hati.

"Tapi iya sih by, ngapain sih repot-repot" Alvi mengagetkanku dari belakang.

"Hah? Apa? By? Wow kesambet apa kamu yang, manggil aku dengan sebutan itu?" aku terkejut mendengar ucapan Alvi yang memanggilku dengan sebutan by.

Alvi tidak menjawab pertanyaanku, dan dia langsung pergi ke ruang tamu lagi. Tumben banget Alvi manggil aku dengan sebutan by. Gak lama kemudian, pasta dan kentang gorengnya pun siap, dan aku menghidangkannya ke mereka. Mereka menyukai masakanku, dan memujinya.

"Mil, Alvi kan dekat sama cewek di sekolah" celetuk Stanis tiba-tiba, aku yang mendengarnya hanya ketawa, karna gak mungkin banget Alvi seperti itu.

Alvi dengan sigap melemparkan bantal ke arah Stanis "Mulai lo Nis bikin perkara aja deh, jangan percaya, by bohong itu"

Jawab Stanis "Bercanda Mil, mana mungkin Alvi kayak gitu?".

Aku hanya tertawa melihat mereka. Selesai makan, mereka masih tetap bermain game kesayangan mereka, dan aku lanjut untuk cuci piring sambil ngedumel "Ini gak ada yang bantu cuci piring apa? Pada sibuk main game" dan Alvi datang ke dapur untuk menawarkan bantuan.

Aku membagi tugas dengan Alvi, aku bagian memberikan sabunnya, dan dia yang membilas. "I love you, by" kata Alvi. Aku hanya terdiam, dan tersenyum. Ya ampun Tuhan terima kasih, Alvi sudah sangat berubah, walaupun masih ada sikap egoisnya dia yang tak bisa berubah.

Next part selanjutnya. Jangan lupa vote, comment, dan follow.

PromessaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang