Thirteen - Pertengkaran Dimulai

29 9 2
                                    

"Ya udah, aku ke rumah, aku minta maaf sayang" terdengar suara Alvi dari telpon. Namun aku meminta dia buat gak usah ke rumah "aku mau istirahat sayang, gak apa-apa kok aku gak marah, kamu pulangnya hati-hati, kabari aku kalau sudah di rumah".

Alvi tetap memaksa untuk datang ke rumah. Tapi aku udah terlanjur kesal dengannya dan aku gak mau dia tau kalau aku marah sama dia. Walaupun sebenarnya aku berharap banget dia tau aku marah dan dia sadar sama kesalahannya.

"Ya udah terserah kamu, lain kali gak usah jemput aku lagi" tut..tut..tut. Seketika Alvi menutup telponnya. Hhhhh Aku tau dia pasti marah karena aku terlambat buat jemput dan gak bolehin dia ke rumah.

Ternyata benar, Alvi marah sama aku. Chatku gak di balas sama Alvi. Entahlah, terkadang bingung sama sikap Alvi. Kalau mungkin ada yang bilang cowok selalu salah, tapi diantara kami ya... cewek yang selalu salah.

"Kak, dari mana?" tanya mama ketika melihatku pulang. Aku menjawabnya dengan berlalu ke kamar "dari rumah teman, ma". Gak tau deh, hari ini kayaknya lagi capek banget.

Drrt...drrt...drrt
My Alvi : kamu udah sampai rumah? Aku mau sendiri dulu, maaf ya

Aku bersyukur melihat pesan itu dari Alvi, setidaknya dia masih mengabariku. Tapi aku kurang suka dengan cara Alvi yang kalau ada masalah diantara kami, bukannya dibicarakan baik-baik, justru dia malah memilih sendiri.

Kadang aku suka bingung sendiri sama sikap Alvi. Dia suka gak sadar kalau dia juga salah, dan ujung-ujungnya aku juga yang minta maaf.

*Telfon bunyi*
"Mil, FM kuy sekarang, gue lagi di daerah Cibubur nih sama Sajidah" Suara itu adalah Elina Eka, sahabatku yang kutemui di tempat les.

"Gak deh Lin, gue lagi malas banget, lo aja sama Jidah ya" jawabku.

Aku orangnya gampang banget kepikiran, dan sekarang pikiranku lagi tentang Alvi terus. Aku takut banget Alvi benar-benar marah sama aku. Aku udah berkali-kali nanya, apa dia marah atau enggak? Dan gak dibalas sama sekali.

"Hmm, tau nih gue, lo lagi berantem kan sama Alvi? Kenapa lagi sih tuh Alvi? Udah membaik, kumat lagi sekarang" . Nih orang kebiasaan kalau nanya beruntun banyak banget. Aku mengelak dan bilang kalau kami baik-baik saja.

"Kan...bohong banget si anak babi satu ini, kenapa sih kenapa sama si Alvi? Gue yakin sih, pasti yang salah dia tapi dia gak mau disalahin dan malah nyalahin lo, terus yang akhirnya minta maaf ya lo, iya kan?". Tebak Elina, gak tau lagi deh aku punya sahabat kenapa pada kayak cenayang sih??

"Sok tau ah, udah ya sayangku...aku mau mandi terus mau istirahat, habis jemput orang yang gak ada kabar terus hujan-hujanan dan seru hahaha". Dan aku langsung mematikan telfonnya.

(Line)
Mil : sayang, jangan lupa istirahat terus makan, jangan pulang dulu kalau masih hujan, kabari aku ya kalau udah sampai rumah. Sekali lagi aku minta maaf udah terlambat jemput dan gak bolehin kamu ke rumah, karena hujan juga. Maafin aku ya.., I love u, GBU ❤️

Tulisku dalam pesan, dan tak ada balasan Alvi juga dari tadi. Kenapa sih Alvi? Kenapa kamu kalau kita lagi berantem bukannya menyelesaikan, tapi malah ngilang dan memilih sendiri?, gumamku. Kalau dia baca ini, pengen banget tau isi kepalanya saat itu, kenapa jadi dia yang marah ya?

Drrt...drrt...drrt
My Alvi : ya

Hhh aku hanya bisa tarik nafas saat tau Alvi hanya membalas singkat seperti itu. Mau marah tapi gak pernah bisa marah kalau sama Alvi, gak tau kenapa. Yang dipikiranku cuma Alvi harus nyaman dan bahagia sama aku.

Aku langsung mandi dan langsung istirahat, capek aja hari ini, dan lagi badmood juga. Aku gak mau merusak semuanya.

Next part selanjutnya>>>

Terima kasih yang sudah membaca
Jangan lupa vote dan follow


Author juga mengharapkan kritik dan saran dari pembaca, silahkan yang punya kritik dan saran bisa langsung ditulis di comment. Terima kasih

PromessaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang