"Izumi, berapa usiamu?"
"Kepo."
Perempatan imajiner hinggap di kepalamu mendengar jawaban sinisnya.
Songong bener.
"Aku serius."
"Memangnya aku peduli? Lagipula, kau kan sudah tau berapa usiaku. Apa kau terlalu bodoh bahkan untuk mengingat usia seseorang?"
Golok mana golok?
Ngeselin banget jawabannya.
"Kau yakin usiamu 17? Bukan 71? Lihatlah uban yang tumbuh di kepalamu ini? Ckckck!"
Kau menggeleng prihatin, sementara Izumi sudah bersiap untuk mencekikmu.
"Chou uzai! Warna rambutku memang begini, bodoh!"
"Maksudmu warna uban?"
"Abu-Abu!"
"Kau tau tidak apa persamaanmu dengan warna abu-abu?" Tanyamu untuk kesekian kalinya.
Izumi diam tak menjawab. Bukannya dia tidak tau (padahal memang ga tau), dia hanya terlalu malas untuk menanggapi ocehanmu yang menurutnya sangat menyebalkan.
"Persamaannya adalah, kalian sama-sama tidak jelas. Hahaha."
Sebuah penggaris melayang dan mengenai kepalamu.
"Chou uzai!"