Kau duduk disana, terisak pelan di tengah keramaian taman bermain.
Putus cinta.
Itu yang kau alami saat ini.
Pacarmu meminta kalian bertemu hanya untuk memutuskanmu. Dia berkata bahwa kau terlalu baik untuknya. Cih, omong kosong! Pada kenyataannya, dia sudah memiliki pacar baru. Oh, itu bukan pacar baru, melainkan selingkuhannya ketika kalian masih berpacaran dulu.
Kampret memang.
Ketika kau sibuk merutuki nasibmu, tiba-tiba saja seseorang berdiri di depanmu. Hal itu otomatis membuatmu mendongak hingga matamu menangkap keberadaan badut dengan kostum .....
Apa itu? Alien?
Apakah itu benar-benar alien? Bukankah anak-anak justru akan ketakutan jika bentukan badutnya seperti ini?
Badut itu mengacungkan kedua jari telunjuknya dan menggerakkannya di depan bibir alien, seolah mengisyaratkanmu untuk tersenyum.
Kau menyeka air matamu dan menatap badut alien di depanmu. Badut itu menari-nari untukmu hingga tanpa sadar kau tertawa kecil melihatnya.
Badut itu lalu bermain sulap dan memunculkan sebuah bunga lalu menyerahkannya padamu.
"Untukku?" Tanyamu memastikan.
Ketika badut itu mengangguk, tanganmu lantas mengambil bunga tersebut.
"Terimakasih."
Badut alien itu langsung memberikan tanda OK dengan kedua tangannya.
"Kau bekerja disini?"
Badut itu menggeleng.
"Tidak?" Kau mengernyit, "Lalu kenapa ka-...."
Drrtt... Drrtt... Drrtt
Kalimatmu terpotong oleh getaran ponsel di sakumu. Kau segera meraih ponselmu dan mendapati satu pesan singkat dari ibumu disana.
Setelah membalas pesan itu, kau segera berdiri hingga kini kau dan badut itu berhadapan.
"Aku harus segera pulang. Terimakasih sudah menghiburku."
Cup
Entah apa yang merasukimu hingga kau mencium pipi badut alien itu.
"Selamat tinggal, Alien-san!" Ucapmu seraya berlari meninggalkan sang badut yang hanya bisa terpaku.
.
."Kau tidak kena serangan jantung kan, Ousama?" Seorang pemuda berambut abu-abu muncul entah darimana dan berdiri di samping badut alien.
Badut itu melepaskan kepala alien yang sedari tadi dikenakannya hingga kini terlihatlah surai jingga yang membingkai wajahnya.
"Sepertinya jantungku berhenti berdetak, Sena. Wahahaha~☆"
"Kau adalah orang bodoh yang rela menjadi badut hanya untuk menghibur seorang gadis yang putus cinta."
Leo kembali tertawa mendengar cibiran temannya itu,
"Aku hanya tidak bisa melihatnya bersedih. Itu saja!"