Kau menatap Arashi yang tengah sibuk memoles make-up pada wajahnya yang glowing. Kadang kau bertanya-tanya, apakah jiwa kalian tertukar? Karena jujur saja, kau merasa Arashi bahkan memiliki sifat yang begitu feminim. Suatu sifat yang tidak dimiliki oleh gadis bar-bar sepertimu.
"Ara-nee, apa kau yakin jiwa kita tidak tertukar?"
Arashi tertawa mendengar pertanyaanmu.
Tuh kan, caranya tertawa saja mirip ibu-ibu sosialita. Anggun dan elegan.
"Are~ Kenapa bertanya seperti itu, [Name]-chan~?"
"Aku heran, kenapa kau bahkan lebih cantik daripada aku? Kau kan laki-laki. Tidak adil sekali."
"Hidup memang tidak adil. Jadi, biasakan dirimu."
Kau tertohok.
Tidak. Itu bukan Arashi yang bicara, melainkan bintang laut merah muda yang bodohnya sudah mendarah daging itu.
Iya, kau sekarang sedang menonton Spons kuning yang baik hati dan tidak sombong, rajin membantu dan juga selalu berpikir positif bahkan pada orang yang jelas-jelas membencinya.
Apasi? Kok malah bahas kartun lejen itu?!
Oke, kembali ke laptop
"Semua perempuan cantik dengan cara mereka sendiri, [Name]-chan~"
"Tapi kau bukan perempuan!"
"Memang."
"Atau jangan-jangan kau sebenarnya adalah perempuan yang sedang menyamar jadi laki-laki untuk mendapatkan cinta sejati?!"
Wajah Arashi berubah datar. Entah kemana perginya sifat kemayu yang melekat pada pemuda pirang itu begitu mendengar pertanyaan yang kau lontarkan.
"Oh? Kau tidak percaya bahwa aku laki-laki tulen?"
Kau menelan ludah gugup saat Arashi mendekatkan wajahnya hingga kau terpojok di sudut sofa.
"B-bukan begitu."
"Mau bukti?"
"A-apa?!"
Belum sempat kau memproses kalimatnya, Arashi sudah meraih tanganmu dan membimbingnya untuk menyentuh sesuatu yang tersembunyi di balik pakaian Arashi.
( ͡° ͜ʖ ͡°)
"KYAAAAAAAAA!"
Bruk
"Aduh~ Kenapa kau mendorongku, [Name]-chan?" Arashi meringis saat kau melemparnya dengan keahlian Karatemu.
"Harusnya aku yang bertanya?! K-kenapa kau ingin aku menyentuhnya?!" Tanyamu kalap. Wajahmu sudah semerah rambut Tsukasa sekarang.
"Menyentuh apa?"
"Menyentuh itu!"
"Itu apa?"
"Itumu!"
"Itumu a-..."
Blushh
Rona merah menjalari wajah Arashi begitu dia mengerti maksudmu.
"K-kau salah paham! Aku hanya ingin kau menyentuh ini!" Arashi melepaskan kemejanya, hingga kini terpampang lah roti sobek di perut lelaki itu. "Lihat? Mana ada perempuan ber-abs seperti ini, kan?"
Kau mengerjap. Tidak menyangka bahwa Arashi memiliki tubuh yang sangat manly, berbanding balik dengan wajahnya yang girly.
"Jangan-jangan [Name]-chan berpikir bahwa aku akan membiarkanmu menyentuh-...."
"TIDAK!"
Kalimat Arashi terpotong oleh teriakanmu.
MALU
Itu yang kau rasakan saat ini. Selain karena salah paham pada Arashi, kau juga malu karena sudah berpikir kemana-mana.
Eh? Memangnya kau berpikir kemana?
"Hahaha, [Name]-chan menggemaskan sekali~"