ฤดูใบไม้ร่วง-1

1.4K 93 6
                                    

"Awas! Awas! Menyingkir!"

"Menjijikan!"

"Kenapa masih hidup aja sih?!"

"Awas! Nanti kau tertular penyakitnya! Hii.."

Gun mencoba mengabaikan, lalu berjalan melewati mereka yang menyingkir tapi berteriak mengejeknya dengan keras, tidak ada yang membela, tidak ada yang menghentikan. Gun mencoba tetap berjalan dan tidak peduli.

Tapi, nasib sial sangat menyukainya. Gun terjatuh karna terselengkat oleh kaki seseorang yang dengan sengaja melakukannya. Suara tawa kembali terdengar keras, Gun ingin menangis saat ini juga.

Rasanya sangat sakit, di saat tidak ada yang membantu ataupun ada yang membela, Gun membantin lalu mencoba untuk kembali berdiri.

"Heh! Cupu! Minggir! Halangin jalan aja! Gak ada hormat sama kaka kelas ya?"

Gun menatap kearah sosok kakak kelas yang baru saja melewati dirinya, lalu dengan sengaja menyenggol tubuhnya kuat hingga tubuhnya kembali terjatuh dan beberapa makanan yang baru saja dibelinya terjatuh berhamburan.

Suara tawa kembali terdengar keras, pandangan merendahkan kembali terarah padanya. Gun sama sekali tidak menginginkan hal ini terjadi, Gun hanya ingin belajar dengan tenang.

Gun masih ingat jelas jika dirinya sama sekali tidak pernah membuat masalah dengan siapapun, tapi sosok kakak kelas yang selalu mengganggunya dan meminta semua orang di sekolah untuk menjauhinya.

Gun sama sekali tidak mengerti, Gun pernah sekali ingin bertanya, menghampiri dengan semua keberanian yang ada, namun gagal karna banyak orang yang meneriakinya dan mengatakan jika dirinya akan menyatakan cinta.

Sejak saat itu, Gun semakin di bully oleh mereka sekalipun Gun tidak melakukan apapun.

"Gun!"

Gun tersentak kecil, menatap bingung ke arah sosok yang kini tengah mengetuk-ketuk jam tangan yang melingkar manis, kembali memberikan kode jika sudah banyak waktu yang terbuang, "kita telat,"

Gun menghela napas pelan, sebelum akhirnya tersenyum. "Maafkan aku .. kau tau kan? Semalam anjingku sedang sakit dan aku tidak bisa tidur. Krist,"

Krist terdiam, lalu menghela napas akhirnya. "baik-baik, hanya kali ini!" peringat Krist menatap kearah Gun yang kini tersenyum lebar.

Ekspresi yang sangat jauh berbeda saat berada di sekolah dasar dulu, kini Gun selalu tersenyum ceria dan bersemangat setiap waktu, menyapa setiap kali berpapasan dengan beberapa orang yang ditemuinya.

Gun benar-benar berubah kini, dirinya berbeda dengan Gun dulu yang sering kali dipandang rendah, walaupun dalam hati Gun paling dalam, dirinya masih merasakan takut saat berada di keramaian.

"P'Singto sudah menunggu kita sejak tadi. Karna kau tertidur, aku memintanya untuk mengulur waktu sebentar," Krist membuka ponsel miliknya, memfokuskan pada layar ponsel untuk kembali mengecek jadwal yang dimiliki Gun.

"Setelah rekaman, tidak ada jadwal lagikan?" Gun meregangkan tubuhnya, lalu membuka layar ponsel miliknya.

"Kau memiliki jadwal pemotretan dan-"

Ponsel Gun tidak terjatuh membentur lantai hingga retak di bagian ujung ponsel, "apa?" Gun menatap terkejut, namun detik kemudian, Krist tertawa.

"Kau percaya?" Krist menatap geli, Gun terlalu serius baginya, dan semakin lama semakin waspada di bandingkan saat pertemuan pertama mereka. Krist semakin ingin menggodanya lebih jauh lagi., "aku pikir kau-"

ฤดูใบไม้ร่วงTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang