halusinasi yang besar

66 31 1
                                    

Halusinasi yang besar, melebihi arti bayangan ekspetasi yang ada. Halusinasi semakin besar dikarenakan keinginan yang terbayang sudah ampuh. Subur dan tak berkering, ia selalu menaik dan menaik tingkat kehaluannya. Halu, lebih dari kata berimajinasi hampir memiliki kata yang sama tetapi berbeda arah dan jalannya. Memiliki kehaluan memang sudah ada sejak kita ingin memproses rencana yang kita buat dan yang akan kita jalankan sesuai dengan arah yang kita inginkan.

Dalam hidup ku, halu itu memang sedikit hadir namun bisa dikatakan jarang. Karena halu hanya sekedar berharap pada  tujuan. Mungkin halu ku hanya menjadi milikku dan bukan milik tokoh pada cerita hidup ku. Berharap terus berharap, sampai tidak ada hentinya untuk berharap. Tidak mengharapkan lebih, hanya saja berharap itu enak, berharap bisa menjadi pelampiasan pada apa yang akan kita mau. Seperti mengharapkan seseorang, walaupun orang tersebut tidak memperdulikan kita, bahkan tidak menganggap ada pada saat kita di sana. Tetapi perlahan waktu kita bisa membuktikan bahwa harapan itu akan wujud, jika ketentuannya sudah ditakdirkan. Entah akan berupa membalas, ataupun akan memiliki.

Membalas harapan, sama hal nya dengan perasaan pada seseorang, ketika seseorang yang kita harapkan dulunya acuh pada apa yang kita lakukan, namun hal itu berubah sekilas yang beda. Dirinya menjadi seperti mengharapkan kita untuk kembali dan justru kitalah yang terkadang acuh.

Hal ini berbeda pada harapan impian. Yah? Mengapa berbeda? Padahal makna harapan sama, sama untuk mengharapkan sesuatu agar ia menjadi milik kita. Namun hal ini jelas berbeda. Harapan pada impian seperti bunga yang awalnya memekar, namun ia memekar karena seseorang yang membantu untuk menjadi seorang yang mekar. Dalam hal itu, seseorang bisa dikatakan sukses karena ada seseorang yang membantu nya, dan ada orang yang diam-diam sedang mengincar bakat kita. Sampai akhirnya seseorang itupun membantu kita untuk meraihnya, dan kita pun bukan tak lagi acuh, tetapi sangat bangga pada impian yang dulunya hanya menjadi harapan, kini telah berubah menjadi sebuah wujud yang nyata.

Seseorang berhak untuk menentukan apa yang akan dia harapkan. Seseorang juga berhak untuk mengatur proses sendiri. Bahkan seorang penulis pun mengharapkan argumen pembaca dan mengharapkan semua pembaca menyukai tulisannya.

Saya pribadi begitu. namun saya yakin, dukungan atau support dari pembaca pasti ada, walaupun memang bernilai dari 0 sampai waktu yang telah dibatasi. Support dari pembaca sangat diharapkan bagi saya, sebagaimana menjadi penyemangat selain doa. Karena saya pun juga sama, sama kaya pembaca. Pembaca pun mengharapkan dukungan dari siapapun dari orang yang terdekat dan berujung dari orang yang asing. Tetapi ia sangat beruntung, tidak seperti saya. Saya hanya mengharapkan tanpa menjadi nyata. Mungkin, memang sudah seharusnya saya pendam sendirian. Namun hal ini tidak Pungkiri, seorang saya yang tidak mempunyai bakat atau kemampuan juga menginginkan apa yang diharapkan orang sukses. Walaupun akan berbeda cara pemikirannya. Tetapi aku rasa, kali ini sudah tidak dipaksakan, karena yakinlah suatu saat nanti harapan itu akan terwujud dengan sendirinya.

Aku hanyalah seorang remaja yang saat ini menduduki di bangku kelas XI, yang mungkin Ini akan menjadi cerita sendiri ataupun akan menjadi pembaca pada siapapun. Walaupun itu hanya sekedar mimpi dan angan-angan yang sedang dibawa kearah dunia yang tepat nya hanya sebagai fatamorgana yang tidak akan terwujud. Jikapun itu akan terjadi, diriku berpikir bahwa memang ini bukan saatnya harus terwujud. Aku pun berpikir masih ada banyak orang yang mungkin berlomba-lomba untuk bisa meraihnya menjadi seorang penulis.

Aku kalah dengan adanya, mereka yang lebih semangat dari padaku. Aku hanya seorang penulis biasa yang sedang menceritakan kehidupan remaja dan impian, yang mengharapkan setitik ilmu akan didapatkan oleh mereka. Aku hanya menerapkan tentang apa yang aku bisa, tentang apa yang ada di pikiranku.

Kalian hebat, kalian lebih bersemangat, dan kalian pantang menyerah pada apa yang akan terjadi. Bahkan kalian terlihat biasa saja, layaknya sudah biasa terjadi pada dirinya.  Beda sama saya, saya hanya pemula yang ingin menuliskan apa yang akan saya tulis. Saya tidak mempunyai mental untuk menghadapi nya, karena pertama kalinya hal itu menjadi tragis bagi saya. Bahkan membuat saya semakin mundur dengan ketidak adaan bakat yang saya punyai.

"Halusinasi memang indah diucap, tetapi tidak indah untuk dipikirkan. Bahkan hanya indah saat hal itu saja, bukan menjadi wujud yang nyata. Dan hanya menjadi halusinasi sebagai mimpi yang tertunda"

Gimana kabar nya? Baik? Alhamdulillah:)
Jangan lupa follow, vote dan komen ya❤
Dan jangan lupa bersyukur dan terus bersyukur oke🖤

Remaja dan impianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang