14.Aurell's state

11.3K 501 19
                                    

Kita terlahir dengan satu cara, namun kematian menjemput kita dengan berbagai cara.

Kita terlahir dengan satu cara, namun kematian menjemput kita dengan berbagai cara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading...

Siapa yang mengetahui keadaan gadis yang tak berdaya dikamar mandi itu? Darah sudah mengucur begitu deras, bau amis darah sudah menyeruak tajam, suasana pun ikut mencekam. Sudah 4 jam Aurell dalam keadaan seperti itu, bahkan kepalanya tak henti-henti mengeluarkan darah. Mungkin, kondisinya juga sudah sangat parah mengingat kalau kepalanya pecah.

Dilain tempat nampak beberapa anak Zenetic tengah nongkrong manis di basecamp. Sepertinya mereka belum mengetahui bagaimana keadaan ketua mereka saat ini.

“Thin, Aurell mana sih? Kok gak kelihatan batang idung nya tu anak?” tanya ani sembari memakan sebuah kacang bermerek Tictoc.

“Gak tau gue, ditelpon juga gak diangkat,” balas Thina mengangkat bahunya acuh.

“Kok perasaan gue gak enak ya?” ujar Vanela.

Ana, ani dan thina pun serempak menoleh kearah vanela yang mungkin merasakan sesuatu tentang Aurell.

“Kenapa emang?” ujar Thina penasaran.

“Coba tanyain Azka deh, siapa tau Aurell lagi sama dia?!” saran ana, membuat Thina langsung membuka ponselnya dan mencari kontak bernama Azka.

Setelah mencari-cari akhirnya dipencetnya lah tombol bergambar telepon. “Hallo Azka?”

Kenapa?

“Lo liat Aurell gak? Tu anak gak ada kabar, ditelpon juga gak diangkat.”

Dia dirumah!” sahut diseberang sana dengan singkat.

“Oh yaudah, thanks!” Thina pun segera menutup telponnya, ia memberitahukan pada yang lain kalau Aurell berada dirumah.

“Gue kerumah Aurell!” ujar Ani cepat seraya berlari menuju rumah Aurell. Rumah Aurell dan basecamp berdekatan, hanya saja halaman rumah Aurell yang luas membuat jaraknya sedikit jauh.

“Gue ikut ni!” pekik Vanela sembari berlari menyusul ani.

“Gimana kalau kita juga kesana? Gue merasa ada yang aneh sama Aurell. Tumben banget kan jam segini tu anak gak keluar rumah?” ujar Thina pada ana.

Ana membalasnya dengan mengangguk, tanpa berkata apapun. Ia langsung menarik lengan Thina untuk berlari menuju rumah Aurell.

setelah kurang lebih 3 menit, Ani sampai didepan pintu rumah mewah milik keluarga Aurell. Tanpa mengucap salam atau mengetuk pintu, mereka langsung nyelonong begitu saja. Mungkin karena terlalu sering main, mereka jadi menganggap rumah Aurell seperti rumah sendiri.

The Gang Leader CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang