Melepaskanmu. Bukan mudah bagiku untuk melalui semua ini.
HAPPY READING🖤
Azka dan Ehan baru keluar dari ruangan bak neraka itu. Bagaimana tidak, hampir semua yang ada di dalam menyudutkan mereka. Seolah mereka berdua adalah biang dari segala biang. Jika Azka ingin, ia bisa saja memilih untuk tetap dikeluarkan dari sekolah dan masuk ke sekolah baru dengan sahabat-sahabatnya yang tak kalah sultan darinya. Namun ia berpikir lain, temannya yang kelas dua belas tidak bisa pindah sekolah begitu saja. Mereka sudah terdaftar sebagai peserta ujian Nasional, dan tentu saja sulit menerima mereka di sekolah baru.
Terlebih lagi, tidak semua anggota Wariors dari keluarga mampu seperti Azka dan anggota inti.
Azka dan Ehan berjalan menuju kelas XI IPA 2. Bisik-bisik dari siswa lain menjadi penghantar sepanjang jalan. Untuk kali ini, Azka membiarkan orang-orang berbicara buruk tentangnya. Ia merasa gagal menjadi pemimpin yang baik bagi gengnya. Oh ralat, bagi keluarga keduanya.
Apa tidak ada jalan lain selain mengorbankan Wariors?
Setibanya di tempat duduk, Azka dan Ehan sudah disambut oleh beberapa anggota Wariors yang kebetulan sekelas dengannya. Berbagai pertanyaan mereka lontarkan, namun tak kunjung mendapat jawaban dari sang ketua. Ya, Azka hanya diam tanpa menjawab. Azka hanya sibuk bergulat dengan pikirannya.
“Bos, jawab dong! Ada apa sih anying?! Lo juga han, ada masalah apa sih kok lo berdua mukanya kayak mayat idup gitu?” tanya Aju yang sudah gemas dengan sahabatnya ini. Daritadi Aju tidak bisa diam, perasaannya sudah tidak nyaman. Apakah yang tidak diinginkan akan terjadi?
“Kita harus bubar atau kita semua bakalan di DO,” ucap Ehan yang sudah tidak tahan lagi untuk bercerita.
Sialan, ternyata perasaan buruk yang dirasakan Aju benar terjadi.
“Hah???” Sontak semua anggota yang berkumpul menunjukkan ekspresi terkejut. Termasuk Aju, Izal serta anak kelas yang menguping.
“Do? seratus dua orang?” tanya Bandi dengan kening yang berkerut.
“Pokoknya Azka harus sece—”
“Lo mau kemana bos?” potong Aju yang melihat Azka melenggang pergi begitu saja. Pergi tanpa berkata apa-apa dengan tatapan tajam serta wajah dingin yang menyiratkan kekesalan.
“Udah biarin, mungkin Azka lagi berpikir.”
“Sambung, lo mau bilang apa tadi?” tanya Aju pada Ehan. Karena tadi omongan Ehan dipotong, jadilah Ehan tidak jadi bicara.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Gang Leader Couple
Roman pour AdolescentsAzka seorang ketua geng motor WARIORS dari SMA Rajawali yang terkenal dingin dan kejam. Tiba-tiba bertemu dengan 5 murid baru cewek disekolahnya, yang terlihat polos ternyata anak-anak geng motor (ZENETIC). Suatu tragedi taruhan terjadi, Azka menciu...