Jam sudah menunjukan pukul 6.30 yang artinya ia telat 30 menit.
Sialan! Aku telat lagi..
Ia langsung bergegas mandi dan beres beres lalu berlari ke arah sekolah. Begitu sampai sekolah gerbang sudah ditutup.
"Pa bukain dong saya mau masuk"
"Haduh Jimin, kamu lagi? Kamu itu selalu saja telat..saya sampe bosen liat muka kamu terus setiap pagi"
"Saya kesiangan pa"
"Dari kemarin alasan kamu itu terus. Dasar.."
"Ayo dong pa bukain"
"Buat kali ini saya ga bisa bukain gerbang buat kamu. Saya---"
"Bukain aja pa."
Jimin kenal suara ini. Dia juga kenal siapa pemiliknya.
"Tapi dia udah telat Jen"
"Bukain aja. Upacara belum mulai."
Begitu pa satpam bukain gerbangnya Jennie langsung pergi.
"Makasiih pa.."
Jimin buru buru masuk ke dalam begitu gerbang dibuka. Soalnya dia mau nyusul Jennie.
"Kenapa upacaranya belum mulai?"
"Ada masalah." Jennie pun langsung menuju ke lapangan.
Dingin banget ya, kaya biasanya, Jimin.
Jimin sudah biasa dengan sikapnya yang dingin, Omongannya yang selalu to the point, Sorot matanya yang intens. Tapi meski begitu dia punya image 'Good Girl' yang disegani sama guru.
-
Selama pelajaran berlangsung semua anak kelas pada fokus merhatiin bu Sandara beda sama Jimin. Dia ga bolos ko, cuma tidur ditengah pelajaran.
"PARK JIMIN! BANGUN JANGAN TIDUR!"
"JIMIN!"
Astaga. Berisik!
"APA--si.."
Jimin yang tadinya mau ngebentak. Ga jadi deh, mikir mikir dulu.
"KAMU SAYA HUKUM YA! BERDIRI DI LUAR SAMPAI PELAJARAN SELESAI!"
"Tapi kan saya--"
"TIDAK MENERIMA ALASAN!"
Cih!
Anak anak kelas sibuk merhatiin Jimin yang di tegur bu sandara, kecuali Jennie padahal Jimin sama Jennie duduknya sampingan tapi, dia masih fokus sama bukunya seakan akan disini ga ada apa apa.
"CEPAT!"
Dengan terpaksa Jimin harus nunggu diluar kelas sampai jam pelajaran selesai, lebih tepatnya sampai bel istirahat. Tapi begitu bel istirahat bernunyi Jimin langsung masuk ke kelas.
Jimin kira kelas kosong taunya ada orang yang masih disini dan masih fokus sama buku nya. Dia langsung jalan ke meja nya tanpa meduliin Jennie disana.
Kegiatan sekolah selesai dengan cukup baik. Ia pun langsung berjalan keluar menuju asrama begitu bel pulang berbunyi.
"Jimin! Haii" sapa seorang gadis saat Jimin berjalan menuju asrama.
"Oh hai hm..." Jimin mencoba mengingat ingat nama gadis ini. Karena is sedikit lupa.
"...Dahyun?" Gadis itu berambut panjang blonde, Dahyun.
"Aku senang kau ingat denganku. Kau mau ke asrama juga, Jim?"
Jimin mengiyakan.
"Wah pas sekali, aku juga ingin kesana!" Dahyun dan Jimin pun akhirnya berjalan ke asrama bersama.
"Jim, aku mampir ke kamarmu ya?"
"Ngapain?"
"Hm ponselku lowbet jadi numpang charge dikamar mu ya?"
"Memangnya kamar mu kenapa"
"Kamar ku jauh Jim, bisa bisa ponselku langsung mati..boleh yaa??"
Jimin pun hanya menghela nafas dan mengangguk pasrah. Dahyun begitu senang saat Jimin memperbolehkan nya. Mereka pun sampai didepan kamar Jimin, lalu sebelum masuk Jimin mengeluarkan kartu sebagai pengganti kunci. Di asrama ini tidak hanya ada lift tapi masuk ke kamar juga menggunakan kartu bukan kunci biasa, benar benar elite.
Setelah pintu terbuka mereka pun masuk kedalam. Dahyun menunggu didalam kamar sambil mencharge hp nya, sedangkan Jimin sedang ke kamar mandi. Sebelum Jimin keluar Dahyun menelpon seseorang.
"Ada apa menelpon ku?"
"Kau dimana bodoh! Aku sedang dikamar Jimin"
"Wah kau tidak waras?! Sedang apa di kamarnya?!"
"Jangan berpikir yang macam macam!"
"Terus kenapa menelpon ku?"
"Aku ingin mengajakmu kesini. Masa hanya aku dan Jimin saja"
"Hm baiklah aku akan kesana"
"Tapi aku lupa. Kalau kau ada latihan club musik"
"Aku ingin membolos hari ini. Bosan"
"Bagus bagus hahah! Yasudah cepat ya!"
Tut.
Panggilan berakhir. Dahyun tak sabar melihat reaksi Jimin saat mengetahui siapa yang ia undang.
Ting!
Aku sudah didepan kamar Jimin
Bukain dong.Oke oke tunggu
....
To be continue...
Kira kira siapa ya yang di undang Dahyun?
KAMU SEDANG MEMBACA
A Good Girl.
Romance- Cerita mengandung genre School life. Dimana disebuah sekolah yang penuh persaingan kelas dan nama baik Jennie dipertaruhkan dalam persaingan ini. Ia yang memimpin. Ia yang menerima semua beban. Ia memikul beban itu sendiri tanpa ada yang tau. Sa...